Cara Terbaik Menghibur Diri di Tengah Musim Pandemi Covid-19

in Motivation Story3 years ago (edited)

IMG_20210311_153636.jpg
Nongkrong di bibir pantai cocok untuk menghibur diri

Sebelum membahas bagaimana cara terbaik menghibur diri di kala musim pandemi Covid-19 seperti sekarang ini, ada sebuah kisah yang ingin saya bagikan terlebih dahulu. Soalnya, tiap mengingat kisah ini, aku selalu tertawa: betapa gobloknya kehidupan kami dulunya, dan cara kami mengatasinya justru lebih goblok.

Aku dulu pernah bekerja di sebuah koran lokal. Harian Aceh, nama korannya. Di koran ini aku sempat menghabiskan usia produktif lebih dari tiga tahun. Jabatan terakhir yang aku sandang di koran ini sebelum resign adalah Redaktur Pelaksana. Kalian pasti berpikir, jabatan tersebut tergolong mentereng secara gaji. Aku ingin memastikan, jika ada di antara kalian yang berpikir demikian, itu sangat keliru.

Yang benar adalah gaji seorang Redaktur Pelaksana hanya cukup untuk biaya hidup seorang diri di Banda Aceh. Tidak boleh ada tagihan ektra di luar biaya sewa rumah, dan tidak boleh ada cicilan kredit. Jika kamu ingin hidup mewah, tidak ada cara lain kecuali memalak pejabat atau menjadi "anjing" piaraan mereka. Itu pun kamu harus punya muka tembok dan siap menerima cibiran paling menyakitkan setiap hari.

Aku tidak pernah ambil pusing soal gaji. Saat itu aku begitu terobsesi dengan profesi jurnalis, meski di kemudian hari aku menjadi sadar bahwa profesi tersebut tidak cocok untukku. Seperti kita tahu, untuk menjadi seorang jurnalis kamu harus memiliki rasa ingin tahu di atas rata-rata profesi lain, dan selalu saja bersikap skeptis terhadap apapun. Sialnya, kedua hal ini tidak pernah kumiliki. Inilah alasan mengapa aku mengatakan bahwa profesi yang oleh Gabriel Garcia Marquez disebut sebagai pekerjaan terbaik di dunia, itu tidak cocok kujalani.

Bagaimanapun, yang jelas aku menikmati bekerja di koran (yang belakangan mulai kuhindari). Ini, misalnya, aku buktikan dengan setia masuk kantor mulai pukul 15.00 atau setelah salat ashar. Ini biasa terjadi jika aku lupa waktu kala menyeruput teh botol di warkop Solong Ulee Kareng. Jika telat masuk kantor maka kamu akan membuat susah dirimu sendiri. Kenapa? Ada empat (4) halaman koran di bawah tanggung jawabmu: sudah termasuk mengedit berita kiriman wartawan daerah, mencari foto yang sesuai, dan kemudian menulis kolom.

Oleh sebab itu, kami selalu punya cara menghibur diri sebelum berkutat dengan rutinitas yang alhamdulillah tidak sampai membuat rambut ubanan. Cara ini termasuk mujarab untuk menghibur kami yang gajinya pas-pasan dan kadang-kadang telat dibayar. Kami menikmati semua itu dengan perasaan riang-gembira. Seolah-olah masih ada orang lain yang hidupnya tidak seberuntung kami, para jurnalis koran lokal ini.

Setiap hari (kadang-kadang kami lupa melakukannya), sebelum kami naik ke lantai tiga, tempat di mana ruang redaksi berada, kami menghabiskan waktu dengan menyeruput kopi, teh dingin atau apa saja yang bisa diminum di warung kopi seberang. Setelah kantor pindah, ritual itu kami lakukan di warung sebelah. Selalu saja ada pemantik cerita, dan kemudian obrolan mengalir ke mana-mana, hingga tiba pada topik pilihan. Soalnya, setelah topik ini, kami pun membubarkan diri menuju meja kerja masing-masing di lantai tiga. Dan, untuk sementara kami terhibur. Sejenak.

Apa yang membuat kami terhibur? Masing-masing kami selalu berkhayal memiliki uang satu miliar di rekening. Atau, masing-masing kami saling bertanya, apa yang akan dilakukan jika memiliki uang satu miliar di rekening. Satu persatu kami bercerita bagaimana kami menghabiskan uang satu miliar itu, dan apa saja yang kami lakukan dengannya. Ada di antara kami yang memilih berlibur ke luar negeri, membangun rumah mewah di tepi laut, menikahi artis dan banyak lagi (keinginan aneh, tentunya).

Namun, ada juga yang memanfaatkan uang satu miliar itu untuk melakukan hal-hal mulia, seperti mengajak orang tua melakukan umrah ke tanah suci, membantu pembangunan masjid di kampung atau menyumbang beberapa ekor sapi ke pantai asuhan. Aku sendiri paling suka memanfaatkan uang satu miliar itu melakukan traveling, menjelajahi tempat-tempat yang menjadi setting (latar tempat) sebuah film favorit. Berpindah dari satu negara ke negara lain, itu sangat luar biasa kawan-kawan: makan siang di Singapura, buang hajat di Turki, dan malamnya tidur dengan nyenyak di hotel mewah di Venesia. Berkhayal saja sudah bikin senang, apalagi...ah sudahlah!

Lalu, bagaimana dengan sekarang? Jika aku sedang butuh relaksasi pikiran, aku akan membuka YouTube. Di kolom pencarian aku akan mengetik: driving in (tergantung tempat yang ingin kujelajahi). Atau, jika sedang ingin melihat ikan-ikan besar, aku akan menonton video dari channel para pemancing. Sementara jika mau menikmati lezatnya ikan hasil tangkapan, aku akan buka channel Food Vlogger. Melihat mereka memasak ikan segar hasil tangkapan, sudah cukup membuat aku kenyang.

Orang lain mungkin akan melakukan hal berbeda, untuk menghibur diri di tengah suasana pandemi seperti ini. Ini wajar, karena kesenangan masing-masing orang berbeda-beda. Tapi, kebiasaan anehku ini pernah juga ketiban untung. Misalnya, aku pernah membayangkan sedang traveling dan jalan-jalan di Australia, hanya dari menonton video driving di Sydney. Hasil dari berkhayal ini kemudian aku tulis di blog dan kemudian aku ikutkan dalam sebuah lomba yang digelar oleh sebuah travel agent. Ternyata, tulisanku termasuk di antara sepuluh tulisan favorit, dan karenanya diganjar hadiah smartphone. Tidak ada yang lebih menyenangkan dari hobi yang dibayar!

Hanya ini tulisan perkenalan dari saya untuk komunitas Motivation Story, semoga bisa memotivasi teman-teman semua. []
__
Note: jika kalian sedang bosan, cobalah mengeja huruf pertama dari awal setiap paragraf: dari atas ke bawah. Ini juga bisa menjadi cara terbaik menghibur diri.

Sort:  

Harian Aceh pada zamannya, rap melampaui serambi indonesia. Banyak penyair & cerpenis lahir dari rubrik budayanya.

Tidak sampai sehebat itu Harian Aceh. Tapi, setidaknya mampu mengubah mindset masyarakat Aceh bahwa koran bukan hanya Serambi.

Perkenalan di komunitas motivation story peu na pakek tuleh nan bak keureutah lage di komunitas steemit yang laen?...🤔

Syi neu tanyong bak @paskadom yang leubeh senior. Lon baro rencana mengemis di sinoe hahaha

Bek that ka karat le, kripto ka merah mandum bak market

@acehpungo. Neukarat aju limeuh SBD. Na intruksi sekjend PBB, harga SBD desya peutron selama rap2 uro raya. Info awak dalam.

Kesempatan untuk powerup.

Hana, @pieasant. Hana saban lage steem sea. Inan tuleh aju first posting. Nyo leubeh get info ci hubungi bang @aneukpineung78. Lon beliau yang pakat gabong. Bek tuwe bismillah. Ngat ngop divote.🤣

Mantap info jih... InsyaAllah segera lon cuba...

Perkenalan diri di artikel pertama cukup ala kadarnya saja, satu atau dua paragraf. Hamock aju Bang. Hana pih hana pu.

Geuhahhaahha

@pieasant.. Bak Motivation Story hana payah intro, jeut posting aju

Nyoe peu kawe kureung got atawa umpeun kureung hanyi?

Baro ta coba tiek...

Jaman digital. Kenyangnya pun versi digital. "Dipersembahkan kepada Anda oleh vlogger terkenal yang jago memasak."

Syukurnya yang tidak virtual.

Masalahnya, semua jadi hampa belaka.

Ya kalau kita mencari masalah, besar kemungkinan dapatnya sesuatu yang salah. Ha ha.

Coin Marketplace

STEEM 0.19
TRX 0.15
JST 0.029
BTC 62869.05
ETH 2545.35
USDT 1.00
SBD 2.72