Website UMKM Menuju Jangkauan Usaha GlobalsteemCreated with Sketch.

in STEEM Literacy3 years ago



Memiliki situs website seolah menjadi keharusan semua unit usaha, termasuk usaha kecil dan menengah yang beberapa tahun terakhir menjadi perhatian serius pemerintah. Ketika mengajukan permohonan modal atau izin ekspor, masalah website ini sering dipertanyakan. Tidak perlu usaha apa pun, website menjadi kewajiban.

Di Indonesia, usaha mikro kecil dan menengah atau lebih dikenal dengan sebutan UMKM, termasuk jenis usaha yang menjadi pendorong pertumbuhan perekonomian. UMKM menyumbang 60 persen terhadap produk domestik bruto.
Artinya, sumbangan UMKM lebih tinggi dibandingkan industri besar yang sering menimbulkan masalah dalam kredit NPL. Angka ini berbanding terbalik dengan jumlah UMKM yang sudah memiliki website hanya 16 persen.

Mengapa penting UMKM memiliki website?

Pakar investasi di Indonesia, Adler Haymans Manurung, dalam sebuah artikelnya di Kompas menyebutkan ada 10 alasan mengapa sebuah UMKM harus memiliki website. Bagi kita yang sering bermain di dunia internet dengan mudah menyebutkan beberapa di antaranya seperti jaringan pasar yang lebih luas, media promosi, lebih mudah menawarkan barang, membangun imej merek, dan sebagainya.

Calon pelanggan juga akan lebih yakin ketika sebuah UMKM memiliki situs. Jadi, lebih banyak untungnya memiliki website daripada tidak.

Namun, banyak UMKM yang belum memiliki website karena berbagai alasan seperti masalah teknologi, merasa tidak penting karena tanpa website pun mereka sudah memiliki pelanggan tetap, atau ada yang sudah punya website tetapi tidak pernah diperbaharui.

Meski sudah memiliki pelanggan tetap, bukan berati memiliki website menjadi tidak penting lagi. Justru dengan memiliki website yang diperbaharui isinya secara reguler, sebuah produk dengan mudah mendapatkan pelanggan baru, bahkan dari seluruh dunia. Produk yang sebelumnya hanya dikenal di tingkat lokal, mendapat kesempatan bersaing di kompetisi bisnis dunia.

Sekarang ini sudah banyak jasa penawaran website yang murah dan mudah mengelolanya. Bahkan di kalangan mahasiswa, pelatihan membuat website ditawarkan secara gratis. Sekarang tinggal memanfaatkan kesempatan itu. Sayangnya, masih banyak yang tidak tertarik. Hal itu terlihat dari jumlah peserta pelatihan yang masih sangat sedikit, padahal itu digelar secara gratis.

Kalau membaca iklan pengumuman di Tempo Institute, kita bisa menemukan betapa mahalnya sebuah pelatihan. Untuk pelatihan menganalisis data dari sosial media, peserta harus membayar Rp1,5 juta per orang. Padahal, ilmu yang diajarkan sudah dikuasai oleh beberapa Steemian secara otodidak.

Jadi, jangan sia-siakan sebuah pelatihan, apalagi gratis![]


Logo Jadi.jpg



Coin Marketplace

STEEM 0.17
TRX 0.13
JST 0.028
BTC 56616.63
ETH 3026.47
USDT 1.00
SBD 2.21