Kesempatan Berkembang Dari Kompetisi Ke Kompetisi
Kompetisi menulis sering digelar di berbagai negara dengan berbagai bentuk tulisan dan berbagai tema. Penentuan tema dalam sebuah kompetisi menulis adalah hal yang biasa agar tulisannya lebih fokus. Terkadang menggunakan momen tertentu seperti Hari Kebebasan Pers Sedunia, Hari Bumi, Hari Aids, dan sebagainya.
Tidak selamanya tema tersebut sesuai dengan bidang yang kita kuasai. Latar belakang pendidikan tidak selamanya menjadi pilihan. Dari pengalaman banyak penulis, dalam mengikuti lomba menulis, Steemians dapat memedomani beberapa poin sebagai berikut:
Sebaiknya naskah ditulis di laptop atau komputer agar lebih mudah mengetik dan mengeditnya. Kesalahan mengetik di ponsel pintar sangat dimungkinkan karena layar yang kecil, apalagi bagi yang tidak terbiasa menggunakan layar sentuh.
Meskipun tidak membuat outline tentang tulisan, setiap poin penting yang ingin ditulis sudah lengkap dalam kepala. Makanya, penting mengumpulkan setiap data berkaitan dengan destinasi wisata yang dibutuhkan. Jangan sampai setelah menggunggah foto, bingung mau menulis apa dan bagaimana.
Plagiasi adalah diskusi yang sudah selesai. Haram hukumnya. Tetapi, pengalaman dengan mahasiswa saya, mereka memiliki cara yang lebih canggih. Dulu saya mengenal istilah ATM (ambil, tiru, modifikasi). Tulisan orang lain dipedomani, ditiru gaya pengajian dan sebagainya, kemudian dimodifikasi dengan menambah dan mengurangi di beberapa bagian.
Tulisan dengan tema sejenis, memang bisa dijadikan rujukan untuk memperkaya tulisan kita. Namun jangan sampai mengaku tulisan orang lan sebagai karya kita. Bisa jadi, dalam lomba dengan tema destinasi wisata, akan ada lokasi yang sama. Laut, air terjun, sungai, adalah destinasi yang jamak terdapat. Namun, dengan sudut (angle) yang berbeda, keindahan tulisan pun akan berbeda. Banyak pelukis menjadi Bali sebagai objek, tetapi keindahannya tetap berbeda.Sebaiknya tidak membaca postingan yang sudah masuk kalau memang akan memengaruhi tulisan kita. Saya sering melakukan ini ketika akan mereview sebuah film. Kalau membaca resensi yang sudah ada, saya khawatir akan berpengaruh terhadap tulisan saya. Kalau toh nanti, sudut analisisnya ada yang sama, itu murni dari pemikiran sendiri. Cara penyampaian pasti berbeda.
Namun, kalau merasa perlu membaca untuk melihat kelebihan dan kekurangan postingan orang lain untuk dijadikan rujukan agar tulisan sendiri menjadi lebih bagus, tidak menjadi masalah. Setiap penulis memiliki sikap berbeda dan belum tentu cocok untuk diterapkan. Temukan formula sendiri dengan memperbanyak menulis dan mengikuti lomba.Gunakan seluruh indra ketika berada di sebuah destinasi wisata. Dengarkan gemuruh ombak, suara aliran sungai, kicauan burung, embusan angin, gemerisik dedaunan, teriakan pengunjung, dan sebagainya. Tulis dengan detail sehingga pembaca ikut merasakan kesejukan udara. Pindahkan keindahan destinasi wisata ke dalam bahasa tulisan. Dibutuhkan penghayatan mendalam dan kosa kata memadai untuk menyuguhkan keindahan dalam bentuk tulisan seindah warna aslinya. Kalam mentok dalam menulis, perbanyak membaca. Kemudian menulis lagi sampai tulisan selesai.
Pernahkah Steemians menonton film The Revenant (2016) yang dimainkan Leonardo DiCaprio? Aktor itu mendapat Oscar sebagai pemeran pria terbaik 2017, melengkapi sejumlah penghargaan lainnya yang diperoleh The Revenant. Dalam sebuah wawancara, sutradara Alejandro Gonzalez Inarritu mengatakan ia ingin penonton ikut merasakan cuaca yang mengigil. Dan itu kita rasakan antara lain ketika melihat salju yang mengeras di misai kasar Leonardo.Tulis juga kondisi geografis sekitarnya. Bagaimana menuju ke lokasi, berapa dari kota terdekat, dan alat transportasi apa yang bisa digunakan serta berapa biayanya. Juga pilihan akomodasi dan biayanya. Ini menjadi pedoman bagi pembaca yang ingin berkunjung.
Selain menulis keindahan, sertakan juga kritik membangun yang harus diperbaiki pemerintah atau otoritas pengelola. Misalnya, kebersihan toilet atau susah mendapatkan toilet, harga makanan yang tidak seragam di setiap kafe dan ini sering kita lihat di destinasi wisata di Aceh, atau banyaknya pencopet (kalau di Aceh tidak ada). Atau sebutkan juga lokasi wisata itu buka berapa jam agar pengunjung mendapatkan gambaran jelas. Penulis buku “Naked Traveler”, Trinity, mengkampanyekan masalah sampah di lokasi wisata dalam bukunya. Trinity yang sudah berkunjung ke 80 negara, bukan saja menulis tentang keindahan, tetapi mendorong pengunjung untuk ikut merawat kebersihan destinasi wisata.
Gunakan foto yang lengkap dan bercerita. Karena foto termasuk aspek penilaian, gunakannya hanya foto yang terbaik. Kalau ada tulisan lain yang hanya memotret keindahan laut dengan pasir putihnya, tak ada salahnya bangun lebih pagi untuk bisa memotret matahari terbit atau menunggu dengan sabar matahari tenggelam. Ini akan memberi nilai lebih pada foto-foto kita.
Kalau masih ada waktu, pendam tulisan selama beberapa jam atau satu atau dua hari agar ketika mengeditnya kita memiliki suasana hati berbeda. Mungkin setelah pikiran lebih segar, kita baru sadar telah melewati beberapa detail penting. Kalau ada kawan yang memiliki kemampuan editing, tidak ada salahnya saling mengoreksi. Gunakan komunitas untuk saling mendukung keindahan tulisan dan foto.
Itu beberapa hal yang saya rangkum berdasarkan pengalaman selama ini. Tentu saja belum lengkap karena pengalaman penulis lain bisa jadi berbeda. Di sini kita bisa saling berbagi.
Seorang bintang lahir dari kompetisi berjenjang, demikian juga dalam dunia tulis-menulis. Kalau tidak pernah mengikuti perlombaan, kita tak pernah tahu kualitas tulisan kita. Kompetisi menciptakan atmosfir yang sehat untuk berkembang, melahirkan semangat untuk mengerahkan seluruh kemampuan terbaik.
Dalam perlombaan pasti ada menang – kalah dan itu biasa. Pemenang jangan berlebihan berbangga hati karena akan mematikan motivasi. Kemenangan harus menjadi bahan bakar untuk melahirkan karya yang lebih berkualitas.
Sementara yang belum menang jangan putus asa. Kecewa wajar saja, manusiawi. Tetapi jangan terlalu lama larut dalam kekecewaan. Pelajari apa keunggulan postingan pemenang. Apa yang membuat tulisan dan fotonya berbeda sehingga juri memilihnya sebagai pemenang.
Sesungguhnya tidak ada tulisan yang buruk. Hanya saja, penulisnya belum bekerja maksimal untuk menghasilkan tulisan yang baik. Ini bukan sekadar pesan pemberi semangat, tapi memang hanya itu rahasia di dunia tulis-menulis, sebagaimana rahasia dalam kehidupan ini.***
tjakeeeepp👍 penulis sama saja seperti atlit, nggak ada kompetisi ya nggak tahu seberapa bagus kualitas dan perubahan selama berlatih.
thanks for sharing 😉 sebagai pembaca saya juga tidak suka plagiarisme. masalahnya, makin ke sini makin canggih pendeteksi, makin kreatif pula pelakunya.