Wisata Unik

in STEEM Literacy3 years ago

IMG_20210524_112121.jpg


Hari ini kami sekeluarga mengunjungi saudara kami di yang tinggal di Tamiang Hulu,Sekerak dan Babo.
Di perjalanan kami di suguhkan dengan pemandangan yang menakjubkan, indah dengan jalan yang berliku liku orang setempat menyebutnya Kelok sembilan seperti di Sumbar kan,ya! Begitulah kelok sembilan berarti sembilang belokan pokoknya pusing deh.



IMG_20210524_112152.jpg

Sampai di Babo kami harus memarkirkan mobil yang kami tumpangi dan harus naik bhot kecil agar sampai ke seberang.



IMG_20210524_112038.jpg

Di perjalanan banyak hikmah dan pelajaran yang aku dapatkan, sungai yang tidak begitu dalam dan tidak begitu jauh jaraknya mengapa tidak di bangunkan jembatan buat penduduk setempat, jawabannya hanya ada pada penguasa negeri.
Ku lihat makcik saya yang mengucap istigfar dan berpegang erat di sisi bhot, dia takut padahal sungainya tidak dalam "cukup sekali ini aku kesini,lain kali jangan ajak aku lagi"

Ucap makcik yang hampir-hampir menangis.

Aku memang tidak menjawab ocehannya, namun dalam hati aku menjawab "kita baru sekali ini kemari sudah mengeluh,bagaimana dengan saudara kita yang sudah beranak cucu tinggal disini?".

Ku tatap sendu pemanadangan di sekeliling, walau indah namun batin ini menangis.
Negeriku kaya dan merdeka tapi masih ada masyarakat yang belum merasakan kekayaan negeri ini.



IMG_20210524_112216.jpg

Bhot kecil biasanya digunakan untuk nelayan untuk ke laut atau ke tambak, tapi ini digunakan sebagai jembatan penyeberangan sungguh sedih bukan? Tapi mereka tidak mengeluh sudah siap dan ikhlas dengan kehidupan mereka, setelah mewawancarai beberapa masyarakat setempat tiada satu kata keluhan pun yang keluar dari mulut mereka. Mereka malah sibuk meminta kami kembali lagi ke kampung mereka saat durian runtuh atau tepatnya musim durian, musim rambutan, duku dan ada beberapa buah lainnya.

Indonesia kaya begitu juga kampung halaman mereka, kaya akan hasil alam karena kita Indonesia, senyum yang ikhlas terpancar di bibir mereka juga anak-anak yang berenang di pinggir sungai, mereka begitu asyik hingga lupa waktu mampu berenang berjam-jam lamanya tanpa rasa takut.

"Akhir-akhir ini sungai tidak lagi sehat"

Kata salah seorang bapak sambil mengikat bhot yang kami tumpangi.

Kalau musim hujan tiba-tiba air sungai mencapai 10 meter eh! Siangnya tinggai air 2 meter"

Tambahnya lagi, pria paruh baya yang ku taksir umurnya sekitar 50 an itu mencoba menjelaskan sebagian kegundahannya.

"Apakah ada rencana di buat jembatan disini pak?"

Tanya pakcik ku yang super ingin tau.

"Saya rasa ada, tapi butuh biaya besar, karena di sini sering banjir, jika banjir air bisa sampai di atas dan di sana juga banjir"

Tunjuknya ke rumah panggung di atas bukit.
Terkejut pastinya, bukit yang begitu tinggi bagi kami juga banjir kata bapak itu, pantesana aku melihat ada beberapa rumah panggung di sana. Secara logika kenapa membangun rumah panggung di atas bukit? Itulah jawaban bapak yang membuat aku terkejut.

Sampai ke rumah saudara, kami di sambut ramah oleh mereka, jamuannya semuanya, kami beryukur memiliki saudara walau beda suku kita tetap bersaudara.

Buat saudaraku khususnya di Tamiang babo, sekerak, bravo buat keikhlasan kalian. Kita akan berjumpa lagi di musim durian runtuh😘

By @midiagam

Sort:  

Seperti menelusuri sungai Amazone. Ada buayanya nggak?

 3 years ago (edited)

Kalau musim air sungai meluap ada buaya nya juga.
Tapi jarang di temukan.

Walau sungai dangkal tetap saja sering menelan korban.
Apabila ada yang tenggelam pasti di temukan dengan tak bernyawa.

Coin Marketplace

STEEM 0.16
TRX 0.15
JST 0.028
BTC 56478.46
ETH 2384.59
USDT 1.00
SBD 2.34