Jangan Jadi Plagiat, Jadilan Beda
Plagiat adalah aib bagi dunia literasi. Sebagai seorang jurnalis, sejak mulai mengeluti dunia olah kata ini, hal yang pertama yang diwanti-wanti kepadaku oleh para senior adalah jangan jadi plagiat dan jadilah beda.
Petuah itu pula yang kemudian membuat saya memilih jalur yang bukan pilihan banyak orang, menggeluti sejarah. Hal yang mungkin tak biasa bagi banyak orang, sarjana akuntansi kok jadi penulis sejarah. Tapi dengan “sesuatu” itulah kemudian saya menemukan sesuatu yang beda dan penuh makna.
Dalam perjalanannya kemudian, kumengetahui bahwa plagiat itu bukan hanya soal etika semata, tapi juga soal hukum. Pasal 2 Kode Etik Jurnalistik mengajarkan kami tentang hal itu, kami diharuskan menempuh cara-cara profesional dalam menulis dan berkarya.
Professional ini kemudian ditafsir dalam delapan hal. Cara-cara yang professional dimulai dari menunjukkan identitas kepada narasumber, menghormati hak privasi, tidak menyuap, menghasilkan berita yang faktual dan jelas sumbernya, rekayasa pengambilan dan pemuatan atau penyiaran gambar/ foto/suara dilengkapi dengan keterangan tentang sumber dan ditampilkan secara berimbang, menghormati pengalaman traumatik narasumber dalam penyajian gambar/foto/suara.
Kemudian pada poin ketujuh tafsiran profesional itu ditegaskan: Tidak melakukan plagiat, termasuk menyatakan karya orang lain sebagai karya sendiri. Tapi meski demikian, pada poin terakhir ditegaskan pula bahwa penggunaan cara-cara tertentu dapat dipertimbangkan untuk liputan investigasi bagi kepentingan publik.
Tak cukup sampai di situ, Kode Etik Jurnalistik itu kemudian dipertegas lagi dalam Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 40 tahun 1999 Tentang Pers. Pada pasal 7 poin (2) ditegaskan jurnalis memiliki dan menaati kode etik jurnalistik. Artinya, kedelapan poin di atas tadi harus dilakasanakan.
Kembali ke plagiat, dalam dunia jurnalistik plagiat itu merupakan pelanggaran etika paling serius. Sanksinya juga berat, yakni harus meninggalkan profesi jurnalistik. Pelaku plagiat tidak lagi memiliki kredibilitas untuk terus berkecimpung dalam profesi jurnalistik.
Plagiat ini bukan persoalan biasa, ia juga menuntut kita untuk berlaku jujur, menyadur atau merepro karya orang lain juga harus disebutkan dengan jelas. Dan plagiat ini bukan hanya persolan penulis pemula, tapi juga pernah menggemparkan dunia akibat ulah tak terhormat dari penulis-penulis senior.
Sebagai contoh, sebutlah kasus Jayson Blair, jurnalis The New York Times pada tahun 2002 silam, serta kasus Janet Cooker jurnalis The Washington Post keduanya harus meninggalkan profesi jurnalistik karena terlibat kasus plagiat. Jadi, nilai sebuah karya tulis bukan semata-mata terletak pada betapa bagus dan berisinya tulisan itu, tapi seberapa jujur Anda dalam menghasilkannya.
Ilustrasi pelengkap postingan sumber
Hopefully, this post about plagiarism will become a campaign to eradicate plagiarism in Steemit. It is our duty together to support the Steemit platform from intellectual waste. We really need support from @steemcuartor01 and @endiplagiarism. Thank so much @isnorman.
Guru jurnalistik Ihan tuh, Bang Ayi. Petuahnya yang paling Ihan ingat: belajarlah menulis panjang dan loyallah pada profesi. Dan petuah itu membawa pada manfaat yang besar sekarang.
Sama-sama kita belajar @ihansunrise kalau Bang @ayijufridar itu guru besarnya he he he
Bukan dong. Semua orang di #STEEMLiteracy adalah guru.
Hahahhaha iyaaa....mari kita kukuhkan wkwkwk
Gak perlu dikukuhkan, bang @Ayijufridar memang sudah guru besarnya di sini.
Hahhahahaa.... paten guru besar di atas guru besar.
Mahaguru
Besar saja tidak cukup, kata dr Boyke. Kiban nyan? Hehehehe....
Itu lain hal, out of the box ha ha ha ha
Hahahahaa.... Dan khusus dewasa lage Bang @zainalbakri.
Kita ingin memperbanyak diskusi di komunitas ini dan menarik lebih banyak komunitas aktif dan berkualitas. Kita harus saling berbagi komunikasi dan diskusi di sini.
Beres, kalau perlu sesekali kita buat pertemuan tatap muka sambil ngopi bareng.
Stuju .....
pasukan @ihansunrise bisa diarahkan untuk masuk ke sini, biar lebih ramai dan semarak. teutama pasukan FAME. Nyoe meunan Bang @ayijufridar?
Sudah dipromosikan sama Bang Ayi langsung ke grup FAMe, sudah ada beberapa yang bergabung juga.
Beres sudah berarti, tinggal menunggu postingan meusigak dari anggota FAMe
catatan penting
Penting untuk dicatat ya he he he. Salam.
siyaaap
Semoga kita bisa terus berbagi informasi dan pengetahuan di sini
insya Allah
Mantap sekali pak @isnorman sangat mencerahkan.
Terimakasih @irwandi sudah singgah, semoga kita bisa terus berbagai informasi dan pengetahuan di sini. Salam Teriakan Merdeka.
Sangat menginspirasi meski sedikit teupeh sampeng wkwk karena sesekali masih suka co-pas meski 1-2 baris 😢
Jangan sampai teupeh sampeng yang penting jujur, kalau kutip ya tulis kutip dari ....