The Diary Game Selasa, 15 Oktober 2024 : "Banda Aceh - Saree, Perihal Berburu Keripik Ubi"
Memanaskan motor diparkiran
Masih dengan tempat yang sama, hari ini kembali lagi ke kampus dengan tujuan yang berbeda yaitu membuat surat keterangan lulus untuk keperluan magang, kukira tidak membutuhkan waktu yang lama namun sama saja seperti kegiatan bulan lalu bolak balik mondar mandir menunggu dosen hanya untuk meminta satu coretan tanda tangan nya.
Hari ini aku bersama temanku, masih dengan temanku yang kemarin yang setia menemani kemanapun aku mengajak, sebelum berangkat aku memanaskan motor diparkiran beberapa menit lalu menjemput temanku yang ada di samping tempat aku tinggal. Menunggu nya beberapa menit bersiap, lalu kami pun berangkat ke kampus untuk membuat Surat Keterangan Lulus.
Seperti lumrah nya, setiap yang dibawah harus menunggu keputusan yang diatas, padahal hanya perihal sehelai surat yang jika dikasih data tinggal di edit lalu keluar dari mesin printer, namun apalah daya kita mahasiswa prosedur formal tetap harus ditaati, ketika membuat surat kami hanya disuruh catat terlebih dahulu dan menungguny mungkin 2 hari, 3 ataupun bahkan lebih jika kita tidak bertindak untuk bertanya.
Bersama besti menuggu koordinator prodi
Setelah selesai dari kampus perihal Surat Keterangan Lulus (SKL), jam masih awal menunjukkan masih pagi sekitar pukul 10, teman ku yang random ini bilang bahwa dia kepingin keripik ubi yang ada di saree, dia mengajak ke saree untuk membeli keripik katanya sambil jalan-jalan, akupun yang lebih kurang ada sedikit hobi jalan-jalan mana bisa mendengar hal seperti itu, bayangkan hari itu kami langsung berangkat tanpa wacana apapun sudah sampai di saree hanya untuk membeli setengah kilo keripik hahahah, sangat random memang. Suatu yang tidak direncanakan memang sering bahkan kerap sekali terjadi.
Sebelum berangkat kami terlebih dahulu pulang ke rumah nya untuk menyimpan tas dokumen yang dari kampus dan mengganti sandal yang tadinya kami memakai sepatu karena dari kampus, kemudian terus berangkat sekitar jam 12 lebih tepat masuk waktu dhuhur, aku sendiri tidak bisa shalat sedangkan temanku ia memilih untuk shalat di perjalanan saja nantinya ketika singgah.
Saree
Hmmm... perjalanan demi perjalanan melewati gunung Seulawah yang berhampiran dengan monyet-monyet di pinggir jalan membuat perjalanan kami serasa seperti healing yang paling menggirangkan. Tertawa, bercanda, ngobrol random hingga terbahak-bahak di atas motor seolah jalanan hari itu milik kami.
Sesampainya di saree kami bingung ingin membeli keripik yang enak dan dengan harga yang worth it dimana, biasalah cewek asal ada diskon habis semua perkara, karena tidak tahu berhenti dimana dan sanking banyak nya penjual akhirnya kami memilih ke depan terlebih dahulu, tidak lama kemudian lalu berhenti di keripik yang memang agak sepi belum terlihat pembeli yang lain, kami berhenti lalu membeli setengah kilo keripik ubi rasa jagung. Setelah nya langsung kembali pulang lagi ke Banda Aceh.
Mencari penjual yang tepat
Di perjalanan saat pulang, tiba-tiba rasa lapar, temanku bertanya "kita makan apa". "Makan bakso aja yok" jawab ku dengan girang yang memang pecinta bakso. Dan kebetulan juga kami sama-sama pecinta bakso yang tidak pernah bosannya.
Sepanjang perjalanan pulang mata kami terus menatap ke warung-warung mencari penjual bakso setidaknya ada satu dalam jauhnya perjalanan masih akan ditempuh, sudah jauh berjalan bahkan melawati gerute kami belum juga menemukan nya, menuju selimut dan hampir lewat akhirnya kami menemukan satu warung bakso yang ada dipinggir jalan, wah... Sangat Alhamdulillah rasanya ketika melihat ada sajian menu bakso besar, kami langsung turun mengambil tempat dan memesan dua porsi bakso yang ada bakso besarnya.
Sebagai pencinta bakso tentu cita rasa yang ena dia tahu gimana bakso yang betul-betul enak atau hanya disedapkan dengan tambahan micin saja, dan ternyata kali ini bakso nya lumayan enak dan tidak terlalu berpenyedap. Temanku bilang bakso nya enak, aku juga merasakan hal yang sama, enak dan tidak mahal dengan harga Rp. 11.000 sudah mendapatkan bakso besar dan satu tambahan bakso kecilnya. Warung Bakso terlihat sederhana namun rasanya jangan ditanya.
Ngebakso dulu
Sederhana namun ada rasa
Selesai makan, kami terus melanjutkan perjalanan kembali pulang agar tidak terlalu telat sampai nantinya. Diperjalanan tepatnya daerah Indrapuri, Aneuk Galong, dan juga Sibreh cuaca tiba-tiba mendung seperti mau turun hujan, angin sepoi-sepoi menghalangi perjalanan untuk berjalan lebih cepat, apalagi ketika sampai diarea persawahan serasa seperti mau terbang dibawa angin.
Tugu Lambaroe kafe
Kami sampai sekitar pukul 4 lebih. Aktivitas belum sepenuhnya selesai, malamnya tetap seperti biasa selain malam jum'at tetap diwajibkan naik ngaji.
Itulah kerandoman hari ini, salam saya @zharaa
Thank you for sharing together here.