The Diary Game Selasa, 07 Januari 2025 : "Menjenguk Adik di Lamno dan berbagai Keseruan Random Diperjalanan"

in Steem SEAyesterday

IMG20250107100022.jpgDi tangga 100 menuju puncak makam Potemeureuhom

Assalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh sahabat steemet semua, Alhamdulillah kita kembali lagi di postingan ini dengan keadaan sehat dan mampu untuk melanjutkan cerita-cerita harian seperti kemarin kala. Singkat cerita hari ini aku berada kembali di Lamno Kabupaten Aceh Jaya tepatnya di Dayah Budi Mesja (Mesjid Jageut) Lamno, dengan tujuan untuk mengunjungi adik lelaki yang sedang mondok di dayah. Sebelumnya mohon maaf kepada para pembaca karena cerita dua hari yang lalu tidak aku tulis berhubung ada beberapa kendala yang tidak diduga, namun tiba-tiba hari ini sudah sampai saja di Lamno, Aceh Jaya.

Kami berangkat ke tempat ini menggunakan tiga motor, yaitu satu motor ayah, ibu, dan adik, motor kedua aku dan sepupuku, dan motor ketiga sepupuku dan ibunya. Kami berangkat dari Aceh Utara dua hari yang lalu yaitu pada hari minggu, sebelumnya sempat singgah di Banda Aceh semalam menginap di rumah saudara. Setelah itu, paginya kami berangkat menuju Lamno dan di perjalanan sempat singgah di Puncak Gunung Geurute, menikmati pemandangan indah sambil menikmati secangkir kopi maupun teh.

IMG20250107103700.jpg

IMG20250107100215.jpgKeindahan dari atas sebelum sampai di puncak makam Potemeureuhom

Hari ini aku dan keluarga sudah ada di Lamno, setelah sore kemarin menginap di rumah gurunya adik, pagi ini kami berencana mengunjungi makam pahlawan yaitu Potemeureuhom yang yang sejalan dengan Dayah Budi Mesja juga, kami beranjak dari dayah sekitar pukul setengah 10, dan sampai di sana ternyata makam nya masih terkunci karena mungkin kami yang terlalu awal, sambil menunggu petugas membawa kunci, kami terlebih dahulu menikmati pemandangan sekitar makam dengan seduhan mie goreng dan secangkir kopi es.

IMG20250107105825.jpgAdik ku yang meminta tolong untuk di foto

Lama menunggu hingga jam menunjukkan pukul 11, petugas penjaga makam juga tidak kunjung tiba, hingga dapatlah satu informasi dari pedagang sekitar bahwa makam biasa dibuka sore atau setelah dhuhur, makam tidak akan dibuka pagi kecuali ada orang-orang yang melepas nazar nya disitu atau hajat lain. Mendengar demikian, serentak kami merasa kecewa karena tidak dapat masuk ke dalam nya, jika menunggu sorenya pun tidak mungkin karena akan beresiko telat diperjalanan pulang.

Alhasil dari makam tersebut, kami memutuskan pulang saja dan berangkat kembali ke Banda atau meneruskan ke kampung halaman, setelah meminta izin dari gurunya adik yaitu tempat kami menginap dan berbicara beberapa hal lain dengan adik, kami pun berangkat menuju jalan Medan-Meulaboh, saat itu jam menunjukkan sekitar pukul 12 siang dan hampir memasuki waktu dhuhur, waktu ketika matahari tengah berada di pertengahan- pertengahan langit.

IMG20250107120520.jpgBersama adik pertama yang sedang mondok di dayah

Diperjalanan kami sempat berhenti di beberapa tempat, mulai dari yang pertama yang di pinggir jalan tempat jualan ikan asin dengan beberapa jenis ikan asin yang masih sangat segar, ibu sepupuku atau wawak membeli sabe (udang kecil kering) seharga Rp 10.000 yaitu dengan takaran satu kaleng susu, dan juga membeli ikan asin taleng, yang akupun tidak tahu apa namanya dalam bahasa Indonesia. Selain ikan tersebut, juga ada beberapa ikan asin lain nya seperti bermacam ikan teri, gurita, ikan karang, dan lain sebagainya yang tidak ku ketahui namanya.

IMG20250107133451.jpg

IMG20250107133619.jpgSinggah di perjalanan membeli ikan asin

Selesai perkara ikan asin, kami terus melanjutkan perjalanan hingga kembali melewati Puncak Gunung Geurute. Perjalanan terus berlanjut dan suasana jalan raya tidak begitu ramai karena bukan hari libur atau keadaan sore yang biasa dipenuhi mobil-mobilan minyak besar dan lainnya. Setelah melewati Puncak Geurute, kami memasuki gunung kedua yaitu Gunung Kulu. Saat itu ketika sedang asyik nya menaiki gunung, nasib naas pun menimpa ku, ketika suara ledakan ban motor yang awalnya di kira ledakan dari mobil minyak, tiba-tiba terasa goyang dan aku berteriak memanggil ibu dan ayah yang kebetulan berdekatan jarak dengan motor ku. Rupanya ban motor sudah sangat menipis dan wajar meledak pada saat itu.

IMG20250107134417.jpgBan Kempes

Dari situ kami terpaksa berhenti sebentar ditengah jalan untuk menumpangi salah seorang di motor ibu dan motor ku dinaiki sepupu sendiri karena ban yang meledak adalah ban belakang, kami berjalan perlahan mencari bengkel besar yang menyediakan ban tubles. Kala itu, kami sedikit khawatir belum lagi perjalanan yang sangat pelan dengan ditambah susahnya mencari bengkel di tengah gunung, sehingga dengan terpaksa harus terus berjalan dan menemukan bengkel di kaki gunung nanti.

Dan Alhamdulillah nya, saat turun dari tiga gunung tersebut yaitu Geurute, Kulu, dan Paro, di kaki gunung nya kami menjumpai dua bengkel yang saling berseberangan dengan jalan, kami menanyakan salah satu nya apakah tersedia ban tubles motor, namun sayang nya penjual pertama tersebut katakan sudah habis merek yang kami cari dan beliau menyarankan untuk pergi ke seberang sana karena kalihatannya masih ada, kami pun menyebrang ke seberang bengkel satu lagi dan Alhamdulillah ban yang dicari ada.

IMG20250107134429.jpgSinggah sejenak mengganti ban yang meledak

Setelah beberapa menit menunggu pemasangan ban lain, akhirnya pemasangan pun selesai dan kami melanjutkan perjalanan hingga sampai di Lhok Nga. Ketika melewati beberapa laut wisata Lhok Nga, sepupuku mengajak mampir di salah satu tempat yang katanya bagus dan view yang indah untuk berfoto, kami semua setuju dan sepakat untuk singgah, saat itu jam masih pukul setengah 3 menyisakan sedikit waktu untuk melakukan shalat dhuhur.

Ketika sampai disana, aku langsung menuju tempat pengambilan wudhu dan terlebih dahulu melakukan shalat dhuhur, setelah itu kami duduk sebentar sambil menunggu pesanan makanan tiba, kami juga sempat berfoto-foto di beberapa background yang bagus, bersih, dan terlihat unik dengan panorama nya yang ala-ala tradisional menggunakan fasilitas kayu dan pepohonan yang hijau enak dipandang.

IMG20250107150954.jpgDi Mushalla saat persinggahan didekat pantai Lhok Nga

IMG20250107155000.jpgWisata Maha Corner

Setelah, mengunjungi pantai tersebut hingga jam sudah menunjukkan hampir pukul 4 memasuki waktu ashar, kami segera beranjak berniat melakukan shalat ashar di Banda saja. Tiba di Banda, kami melakukan shalat ashar dan setelahnya saudara ku dan ibu melanjutkan perjalanan menuju Aceh Utara, sementara aku tidak ikut pulang dan memilih menetap di dayah untuk beberapa hari karena ada beberapa hal yang masih haru diselesaikan.

IMG20250107155143.jpgKeklasikan fasilitas yang disediakan

Sahabat steemet, itulah story kali ini, terimakasih yang masih konsisten mengunjungi. Wassalamu'alaikum warahmatullahi wabarakatuh.

Sort:  

TEAM 2

Congratulations! Your post has been upvoted through @steemcurator04. Good post here should be..

TEAM-1.png

Curated by : @dasudi
 8 hours ago 

Sekitar dua tahun lalu saya pernah ke sana, kalau rajin ambil foto, sebenarnya, kawasan teluk kecil itu bisa menjadi bahan untuk postingan lain di beberapa kontes..., melihat postingan ini, pingin main-main lagi ke sana, hehehe,

Sebab, pulangnya sudah pasti singgah di lhok seudu juga, sebab lambaian ikan asin sulit ditolak..

Coin Marketplace

STEEM 0.28
TRX 0.24
JST 0.040
BTC 94446.32
ETH 3275.56
SBD 6.71