The Diary Game Season 3 (1 Oktober 2020) - Wisata Pasar di Banda Aceh
Inilah saya bersama salah seorang anak saya
Kriiiiiiiiing!!!! Kriiiiiiing!!!! Kriiiiiing!!!!
Tepat pukul 05.00 alarm di hp saya berbunyi riuh sehingga membuat saya terjaga. Padahal saya sedang bermimpi bahwa postingan saya divote 100% oleh @steemcurator01 dan @steemcurator02 serta kawan-kawannya.
Seiring dengan terjaganya saya, mimpi indah itu buyar seketika. Hampir saja hp itu saya banting karena merusak mimpi saya. Namun saya bersyukur, jika saja kesadaran saya terlambat kembali 0,5 detik saja, tentu hp Asus kesayangan saya ini pecah berkeping-keping.
Tidak ingin berlama-lama meratapi nasib sial saya, dengan gegas saya berwudhu untuk mengusir setan-setan penggoda lajang. Setelah menunaikan kewajiban saya kepada Tuhan, barulah saya sadar sepenuhnya bahwa saya saat ini berada di rumah PIM (Pondok Indah Mertua) di Banda Aceh. Beberapa jam sebelumnya, saya masih sempat untuk minum segelas teh di Taufik Kupi Kutablang Lhokseumawe Indonesia.
Untuk beberapa hari ke depan, saya dan keluarga saya berada di Banda Aceh karena ada acara keluarga.
Tepat pukul 07.30, saya dan keluarga berencana untuk pergi ke Tempat Pelelangan Ikan (TPI) Lampulo Banda Aceh. Saya ingin melihat-lihat ikan dan berencana untuk membeli beberapa jenis ikan untuk kenduri. Sedangkan bahan kelengkapan menu lain seperti daging lembu dan ayam akan ditangani oleh bapak mertua saya.
Sebelum menuju ke TPI Lampulo, kami singgah sejenak di Pantai Alue Naga. Di sana kami menikmati keindahan pagi yang masih hangat.
Menikmati siluet pagi bersama keluarga di Pantai Alue Naga
Setelah puas berada di sana, kami pun menuju ke TPI Lampulo. Ini merupakan sebuah tempat pendaratan ikan dan juga kerap dijadikan objek wisata.
Kenapa demikian?
Selain menjadi tempat untuk transaksi ikan segar, mata kita dimanjakan dengan aneka jenis ikan laut, pemandangan laut yang indah jika cuaca sedang cerah, dan juga kita bisa menyaksikan kapal-kapal ikan yang berbaris rapi.
Sebuah kapal ikan milik nelayan setempat yang sedang berlabuh di TPI Lampulo
Jam menunjukkan pukul 9 lewat beberapa menit. Banyak sekali masyarakat yang hendak membeli ikan segar di sana. Barangkali karena awal bulan, masyarakat yang batu gajian membeli ikan segar untuk dikonsumsi dan disimpan sebagai stock.
Saya pun mulai membeli beberapa jenis ikan. Oya, jika Steemian ingin tahu ikan apa saja yang saya beli, silakan kunjungi postingan saya yang berjudul Daftar Belanja di Pasar Tradisional untuk Sebuah Acara Keluarga.
Selesai membeli ikan, kami berjalan-jalan sejenak di seputaran Lampulo. Hari yang cerah itu kami manfaatkan dengan baik untuk menyegarkan tubuh.
Alat penghancur es batu yang ada di TPI Lampulo
Sekira pukul 10.30, kami menuju ke Pasar Peunayong untuk membeli beberapa bumbu dan rempah untuk pelebgkap acara. Di Peunayong Banda Aceh, kami melepas rindu dan bernostalgia. Betapa tidak. Di sinilah saya dan istri saya kerap menghabiskan waktu. Istri saya dan keluarganya pernah tinggal di Peunayong selama 20 tahun.
Setiap lorong-lorong di sudut Peunayong seakan menjadi saksi bagi kisah asmara kami. Bahkan beberapa pedagang di sini masih ada yang mengenali kami.
Lorong pisang di mana di sini banyak ditemukan para pedagang pisang di Peunayong
Peunayong saat ini telah mengalami banyak perubahan dan drama. Beberapa bulan sebelumnya, para pedagang di Peunayong telah direloksi ke Lamdingin. Namun di sana mereka hanya bertahan dua bulan saja. Lalu para pedagang sepakat untuk kembali ke Peunayong dengan alasan Pemerintah Kota Banda Aceh tidak memiliki konsep yang kuat terhadap tata kelola pasar.
Salah satu lorong yang menjadi kisah asmara saya dan istri
Kami telah membeli beberapa keperluan yang dibutuhkan. Kota tua Peunayong kini juga menjadi salah satu wisata pasar yang layak dikunjungi. Beberapa dinding telah dilukis dengan mural sehingga menjadi daya tarik tersendiri.
Salah satu lukisan mural di Peunayong
Matahari telah menuju ke puncaknya. Kira-kira pukul 12, kami pulang ke rumah di Limpok. Setelah makan siang dan shalat, saya pun tidur siang. Hari ini sungguh melelahkan. Saya bangun pukul 5 sore. Dan tidak ada aktifitas lain yang saya kerjakan.
Malam hari, kami berkumpul di ruang keluarga dan menonton film Korea yang berjudul Ok! Madam. Film komedi aksi yang bisa dinikmati bersama keluarga.
Demikianlah kisah wisata pasar yang saya lakukan bersama keluarga.
Terima kasih.
Dear @teukumukhlis
Selamat, Anda salah satu pemenang kontes yang diselenggarakan oleh Steem SEA, info lebih detail dapat anda peroleh dengan klik disini
Lorong kenangan yang penuh perjuangan sepertinya itu bang @teukumukhlis, perjuangan untuk mendapatkan wanita impiannya...😀😀
#onepercent
#indonesia
Yah, begitulah kira-kira. Ada kisah asmara yang layak dikenang. Jika ada kesempatan, kisah itu juga layak dituliskan. Tapi harus disensor beberapa adegan. Hahahahha.
😀😀😀, banyak yang harus di sensor kayaknya...🤣🤣
Postingan ini telah dihargai oleh @steemcurator08 dengan dukungan dari Proyek Kurasi Komunitas Steem.
Ikuti @steemitblog untuk mendapatkan info tentang Steemit dan kontes.
Anroja
Terima kasih
"Setan penggoda bujang"😂
Terimakasih untuk referensi kata baru tersebut bagi saya pak @teukumukhlis 😁😁.
Sumpah baru dgr saya pak🤣🤣👍
Saya pun iseng aja waktu nulis tadi. Yang intinya tetap setan-setan penggoda manusia agar abai menjalankan kewajiban mereka.
Hati-hati bang kisah asmaranya jadi trending topik nanti.. banyak netizen di sini 🤫🤫🤫🤣🤣.
Kisah asmaranya belum ditulis. Memang banyak kenangan di sana, antara saya, dia, dan tentu bukan kamu.
Hahaha mantap bang
Thank you for taking part in The Diary Game on Steem.
And thank you for setting your post to 100% Powerup.
Keep following @steemitblog for the latest updates.
The Steemit Team
Keep on posting your daily diary posts and it might be your lucky day!