The Diary Game : 28 September 2024 | Air mata siswaku
The Diary Game
Assalamualaikum Sahabat Steemian semua. Apa Kabar hari ini? Semoga sehat dan Bahagia selalu.
Banyak cerita yang ingin saya tuangkan dalam catatan diari hari ini. Semakin rasa kedekatan saya tampa jarak pada siswa. Semakin banyak saya mengetahui kehidupan pribadi siswa yang dulu tidak saya temui. Begitu beragam permasalahan hidup yang di hadapi sebagian siswa saya. Dulunya hanya saya lihat di sinetron ternyata kini sudah banyak terjadi pada siswa saya.
Duduk di perpustakaan
Hari ini Sabtu ceria untuk program di Sekolah tempat saya bertugas. Pukul 7.10 WIB saat Bang Syukri penjaga sekolah membuka kantor saya sudah berada di kawasan. Vironika si kucing kesayangsn kamipun sudah menanti. Sudah kebiasaan saya dipagi hari bila pukul 07.00 masih di rumah terasa kurang pas bila di hari kerja.
Bang Syukri penjaga sekolah membuka pintu
Kucing yang setia menanti
Bel berbunyi. Sesuai hasil rapat Sabtu ceria diawali dengan senam dan dipandu ke lapangan oleh guru masuk jam pertama. Saya bergegas ke kelas menyiapkan siswa yang akan saya ajak senam. Setelah berdoa persiapan senam belum terlihat. Karena satu dan lain hal senam ditiadakan. Sementara saya di kelas melakukan senamdwngan hitungan sambil bernyanyi bersama anak-anak. Lumayan untuk membakar kalori dan mengeluarkan keringat di pagi hari. Selesai senam kami belajar seperti biasa.
Selesai gerak badan di kelas
Bel berbunyi pertanda pergantian pelajaran. dua jam saya tidak ada jam mengajar. tempat istimewa saya adalah perpustakaan, Sayapun menuju kesana.
Setelah waktu istirahat habis menandakan saya masuk kelas XII.IPA.1 untuk program P5 sesuai Kurikulum Merdeka. Saya bertugas bersama Bu Nurjamaliah. Beliau senior kami, karena setahun lagi Beliau sudah memasuki purna tugas.
Saya masuk saat tidak ada satu siswa laki lakipun di dalam kelas. kebiasaan setelah istirahat pasti siswa yang laki laki telat masuk. Saya melihat di sekitar semua siswa yang masih ada di lapangan. Ternyata siswa laki-laki kelas dimana saya mengajar sedang duduk santai berkelompok. Saya melambaikan tangan pada mereka dengan kode menghitung jari. Bergegas mereka berlari menuju arah saya berdiri tepat di depan Kelas.
Bu Nurjamaliah mengupas Kedondong dan mentimun
Sira capli
Semua sudah masuk, 4 jam untuk Pelajaran P5 lumayan jenuh bila kita tidak memiliki teknik dalam membawa siswa bahagia dan mau dalam belajar. Pastinya semua guru punya teknik masing-masing agar siswanya mau belajar.
Hari ini kami menulis Diari, yang nantinya akan kami bukukan apabila sekolah nanti mempasilitasi. Ada 3 hasil produk kami yang nanti kami bukukan. Pertama Silsilah keluarga. yang kedua diari dan yang ketiga sejarah apa saja yang siswa kami pernah rasakan atau diceritakan oleh orang tuanya.
Makan rujak rame-rame
Setelah saya arahkan dengan menggali saya bercerita tentang diari saya kemarin. Anak-anak mulai kusuk menulis. diantara 17 siswa yang hadir, ada satu siswa yang tidak mau menulis. Sebut saja namanya Ucok (bukan nama sebenarnya) Dengan alasan biar dibuat di rumah saja untuk dijadikan PR. Saya tidak mau karena ini bukan tugas yang di PR kan. Namun dari bicaranya yang berat sayapun tidak meneruskan untuk Ucok harus menulis.
Ucok ada disalah satu mereka
Saat siswa lainnya dengan lagi kosentarsi menulis, sehingga suasana menjadi hening. Bu Nurjamaliah lagi asyik mengupas kedondong dan mentimun untuk kami makan bersama bumbu sira capli setelah siap menulis nanti. Ucokpun keluar dan duduk diteras dengan menunduk. Saya melihat Ucok keluar segera mengikutinya dan duduk disampingnya. Saya coba bertanya apakah Ucok sakit perut. Ucok katakan tidak. Ucok minta maaf tidak bisa menulis diari. Ucok tidak sanggup menulisnya, air matanya menetes terlihat oleh saya jatuh di kaki Ucok. Sayapun berkata pada Ucok, bila Ucok tidak keberatan dan mengizinkan Ibu menjadi tempat berbagi cerita Ibu siap mendengarkan. Dalam tunduknya Air mata Ucok semakin deras menetes, Sayapun tidak ingin Ucok jadi perhatian siswa lain. Berpura-pura saya mau mengambil absen yang tertinggal di perpustakaan. Saya serahkan kelas bersama Bu Nurjamaliah sebentar. Seperti harapan saya, Ucok mengikuti saya dari belakang menuju perpustakaan.
Sampai disana Ucok duduk di kursi dan saya berikan Air putih kemasan untuk diminum. Dari raut wajah Ucok begitu berat beban yang dirasakannya. Setelah menarik napas panjang, Ucok berkata. "Ibu, saya ceritakan ini pada Ibu, karena saya yakin Ibu tidak bercerita pada Orang lain" dengan mata yang berkaca kaca. Ucok terus bercerita asal mula kejadian dengan air mata yang menetes. Bak dalam sinetron saya mengambil tisu di meja saya dan memberikannya pada Ucok. Hampir saya terbawa emosi dan ikut menangis. Tidak lucu donk pendengar budiman ikut menangis hehehe.
Selesai Ucok bercerita dan sudah terlihat lega. Sedikit saya menasihati dan memberikan motivasi padanya. Saya minta izin untuk masuk kelas, saya katakan pada Ucok, kalau mau istirahat di Pustaka saya izinkan. Ucok memilih ikut masuk kelas. Setelah siswa lainnya sudah siap menulis diari masing-masing dan mengumpulnya. Kamipun makan rujak bersama. Saat bel berbunyi menandakan waktu pulang. Diari siap rujakpun habis.
Demikian cerita Diari Saya hari ini. Semua photo dalam cerita adalah koleksi pribadi. Terima kasih sudah membacanya mohon saran dan dukungannya sahabat steemit semua.
Your post has been rewarded by the Seven Team.
Support partner witnesses
We are the hope!
Terimakasih Anda sudah mampir ke postingan saya.