The Diary Game, Sabtu 11 September 2021, Takziah Ke Rumah Almarhum Nurdin

Jam 6.00 pagi telpon saya berdering, saya lihat dari Pak Haji Marzuki, segera saya angkat, dari seberang saya dengar sebuah kabar duka, Tengku Nurdin telah berpulang ke rahmatulllah.

Saya hanya bisa mengucapkan Innalillahi wa inna ilaihi rajiun, sebagai hamba Allah tidak ada yang bisa kita lakukan selain berserah diri sepenuhnya kepada Allah yang Maha Sempurna.

Jam 7.30 saya menuju rumah duka, almarhum adalah sepupu jauh mimi Aira, sekaligus mantan geucik Tanjong Punti,serta termasuk jamaah saya tahap awal pengajian dulu, Almarhum sudah 7 tahun menderita lumpuh stroke, almarhum meninggalkan seorang istri dan 8 orang anak, 4 diantaranya masih dalam status yatim.

Sampai di rumah duka belum ramai yang tuba, saya membantu apa saja yang bisa saya bantu dalam proses pelaksanaan fardhu kifayah.

Jam 8.00 jamaah semakin ramai yang datang, kami duduk saling berbicara ringan, kami berbicara seputaran sakit almarhum.
Jam 9.00 jenazah siap dimandikan, 15 menit kemudian jenazah dikeluarkan dari dalam rumah, lalu Abi Ismail memberikan nasehat upacara pelepasan jenazah.
Nasehat yang sangat menyentuh hati siapa pun yang mendengarkan, bahwa mati tidak mengenal usia, tidak mengenal pangkat dan jabatan, tidak menunggu kesiapan orang yang akan mati.
Hari kita masih menulis, saling bersapa di dunia steemit, tetapi besok kita hanya tinggal nama dan kenangan. Adakah persiapan yang telah persiapkan,mati pasti, tapi mengapa sampai hari ini kita terus menyibukkan diri dengan hal dunia.

Jam 10.00 jenazah di bawa pemakaman, pemakaman di lakukan di pemakaman keluarga di desa Tanjong Punti.
Saya mengantar jenazah sampai ke pemakaman, keluarga almarhum banyak yang hadir mengantar ke peristirahatan terakhirnya almarhum.

Jam 12,00 saya baru sampai kembali ke rumah.

Siangnya jam 1.30 saya sudah berada di rumah Tanjong untuk mengajar, saya fokus mengajar sampai jam 3.45, lalu kami shalat Ashar, kemudian melanjutkan pengajian sampai jam 5.00 sore.

Malamnya saya mengajar anak santri, malam ini saya ada jadwal mengajar jamaah pengajian orang dewasa.
Jam 9.00 anak-anak saya izinkan pulang,kemudian saya bersiap untuk mengajar jamaah orang dewasa di balai pengajian.

Jam 9.30 kami semua sudah berada di balai pengajian, malam ini kami membahas kitab syarah Hikam Melayu.

pengajian berlangsung santai, tidak terasa jam menunjukkan pukul 11.45. kami segera menyudahi pengajian.

Pulang dari balai kami duduk lagi di depan keude sampai jam 12.30.
Masuk ke dalam rumah saya langsung sikat gigi dan berwuduk, lalu masuk kamar untuk istirahat.