25 % Payout To @steem.amal || Betterlife || The Diary Game || Jumat, 9 Juli 2021| Sebuah Pesan Religi Saat Menuju Koeta Radja
[Jepretanku, pesan religi | Foto : Dok. Pribadi]
Selamat Malam.
Salam buat para sepuh bang @mc-jack bang @only.home bang @jun.imaginer bang @bonbons bang @zarkasyi, bro @hendrasusoh, bang @anroja selaku Delegator di Komunitas Steem SEA, bang @radjasalman, bang @nazarul, bang @elnailul, @rizkiblangpadang juga teman-teman lain sebagai penggagas komunitas @steem.amal. Dan tidak mungkin lupa SteemSEA @steemseacurator. Semoga dalam keadaan sehat Walafiat.
Kali ini aku akan posting tentang perjalan ku hari ini menuju ke Koeta Radja. Dan ini bukan tentang perjalanannya tapi tentang pesan religi buat kaum adam dan hawa yang bergelut di dunia steemit.
Sedari kemarin, aku dan bang Aril bersepakat bahwa hari ini akan menuju ke Koeta Radja, Banda Aceh saat usai sholat Jumat. Kesepakatan itu saat bertemu di Polres Aceh Barat Daya (Abdya) yang kemudian kami lanjutkan sambil ngobrol santai di warung Ayam Penyet Jogja depan SPBU Pante Perak, Susoh Abdya.
Hari ini, tanggal 9 Juli 202, seperti lazimnya pada hari Jumat sebagai kaum lelaki muslim yang sudah baliq dan berakal tentu menjadi sebuah kewajiban untuk melaksanakan Sholat Jumat sebagaimana perintah Allah swt dan Rasul Saw. Cuma Jumat kali ini aku agak sedikit telat ke mesjid, walaupun sebenarnya jarak mesjid dengan rumahku hanya sekitar 50 meter saja. Kenapa telat? Ya, maklum hari Jumat ini alasanku karena baru siap pangkas rambut sedangkan Jumat sebelumnya dengan alasan berbeda-beda yang tidak mungkin ku ceritakan pada para steemean. Hehehehe, katahuan langganan telat.
Usai Jumat sekitar pukul 13.30 WIB, aku segera pulang ke rumah untuk mempersiapkan baju, celana dan berbagai persiapan saat berangkat ke Koeta Radja. Setelah semua baju celana dan semua perlengkapan siap ku packing dalam tas ranselku, aku menuju ke dapur untuk makan siang dulu, sambil menunggu bang Aril menjemputku. Karena janjinya begitu, usai sholat Jumat dijemput Di rumah.
Hampir Pukul 15.00 WIB, bang Aril tiba di rumahku. Tanpa WA dan telepon bang Aril memanggilku dari luar rumah sambil bertanya, "Gemana apa sudah siap?" aku yang berada di kamar langsung keluar dan mengatakan, "Oke, sudah siap ni. Oh ya tunggu dulu ya, aku berpamitan dulu dengan orangtuaku" Kata ke bang Aril. "Oke" jawab bang Aril sambil menuju ke mobil berwarna kuning miliknya yang sudah terparkir di depan rumahku.
Setelah berpamitan, aku aku menuju ke mobil bang Aril dan meletakkan tas ransel di jok bagian belakang dan aku duduk didepan bersama bang Aril yang sudah menyalakan mesin mobilnya. Kebetulan perjalanan kami hari ini hanya berdua saja.
Sekitar pukul 15.00 WIB, bang Aril menyalakan klakson sekali kemudian langsung minginjak tuas gas mobilnya dengan perlahan. Sejak saat itulah perjalanan kami dari Abdya ke Koeta Radja dimulai. Dalam perjalanan tersebut banyak hal yang kami bicarakan. Mulai dari musim buah durian, percintaan, mantan terindah, pernikahan dengan segala poblematika didalamnya dan otomotif hingga sampai terdengar azan magrib di salah satu mesjid seputaran Aceh Jaya, yang sampai detik ini belum aku ketahui apa nama desa dan mesjidnya.
Saat turun dari mobil, aku menuju ke tempat wudhuknya. Namun ada hal yang unik saat kulihat di dindingnya tempat wudhuknya, yaitu sebuah pesan religi yang sangat dalam maknanya dan menyentuh alam dibawah sadarku. Pesannya "KE MESJID ITU SAMPAI MATI BUKAN TUNGGU MATI BARU SAMPAI KE MESJID"
Ku mendekat, lalu mengambil handphone dari saku kanan celanaku hanya untuk memotonya. Dan dalam benakku saat itu, ini bisa kujadikan sebagai bahan postingan The Diary Game dalam postingan steemitku. Sehingga ku buka kamera handphoneku, kemudian jepret pesan religinya dan selfi dengan pesan religinya. "Alhamdulillah, ya Allah ku kembali diingatkan", bathinku berbisik.
Akibat pesan religi ini, Usai sholat magrib berjamaah, aku merasa bahwa pesan religi itu seperti peringatan bathin untuk diriku sendiri yang selama ini sudah mulai jarang sholat Jama'ah Di mesjid. Berbeda dengan dulu, sangat senang dan rajin sholat berjama'ah. Jujur, aku tidak menyalahkan syetan atau iblis dalam hal ini. Bahkan aku justru sadar diri sepertinya kadar imanku sedang menurun. Dan ku yakin juga mungkin ku keasyikan dengan hobi dan duniaku hingga sering terabaikan bekal akhirat kelak.
[Hujan lebat dan jalan dipenuhi kabut| Foto : Dok. Pribadi]
Setelah keluar dari perkarangan mesjid tersebut, kami kembali melanjutkan perjalan ke Koeta Radja dengan kondisi cuaca hujan lebat yang membuat jalan bergelinang air dan kabut menyelimuti jalan diatas gunung Paro dan Kulu dengan jarak pandang 5 - 10 meter. Namun meakipun demikian, Alhamdulillah kami sampai di Koeta Radja sekitar pukul 22.30 WIB.
Salam steemean,
salam @steemitindonesia.
Jadeh cit awakkah jak, saleum bak bg aril beuh, peugah ingat akak di rumoh, bek lale mita luna maya 🤭🤭🤭
Jadeh.... Bang Aril han lee Luna Maya. Jih na buk dokter.
Postingan ini telah dihargai oleh akun kurasi @steemcurator08 dengan dukungan dari Proyek Kurasi Komunitas Steem.
Selalu ikuti @steemitblog untuk mendapatkan info terbaru.
@ernaerningsih.