The Diary Game | 12 Oktober 2021 | Menanam Itu untuk Kehidupan dan Masa Depan

Mungkin semua manusia faham bahwa menanam adalah baik untuk kehidupan. Tidak hanya untuk kehidupan diri sendiri, tapi juga bagi kehidupan manusia lain. Dan tak terkecuali makhluk tuhan selain manusia. Seingatku, terakhir aku menanam sekira sekira empat hari lalu, yakni jahe sebanyak empat polibag. Alhamdulillah semuanya sudah mulai menampakkan tanda-tanda akan tumbuh.

Pada Selasa, 12 Oktober 2021 aku kembali memiliki kesempatan untuk menanam sebanyak enam batang bibit pohon yang jenisnya berbeda. Semua bibit tanaman itu sudah ada sejak beberapa waktu lalu, tapi sengaja tidak aku tanam dulu. Asal usul bibit pun bukanlah aku beli. Semua bibit di bawa oleh orang lain ke kebun yang kutinggali sementara ini. Memang, di kebun juga sudah banyak tanaman, tapi tentu tak salah jika masih mau menanam.

Awal sekali aku menanam jambu biji atau jambu klutuk sebanyak dua batang. Itu aku tanam persis di belakang gubuk hunianku. Alasan aku menanam di sana agar ketika besar nanti ia menjadi rindang. Karena yang aku tahu, jambu biji mempunyai cabang yang melebar ke samping batangnya. Tentu saja dengan begitu suasana sekitar juga akan terasa teduh.

Belum sempat rehat, aku melanjutkan menggali lubang untuk menanam sebatang bibit jambu jamaika. Jambu ini terkenal dengan buahnya yang merah kehitaman dan mengandung banyak air. Jauh di kampung halamanku, di rumah ku juga ada dua batang jamaika yang ditanam oleh mendiang ayah. Kurasa, hampir setiap waktu ia terus berbuah. Apalagi saat jelang bulan puasa hingga lebaran.

Jambu jamaika ini kutanam agak jauh dari gubuk, sekira dua puluh meter. Ia kutanam di dekat bongkah batu besar yang muncul ke permukaan tanah kebun. Menurutku karena tanah disana datar akan sangat indah jika nantinya ia tumbuh, lalu di bawahnya dibuat tempat duduk untuk santai sore hingga malam sambil menikmati lampu kota Bogor. Sebab itulah ia kutanam disana.

Selain itu, aku juga menanam dua batang durian. Kata Si Abah, itu bibit durian Lampung. Sebenarnya aku tak mau tahu soal asal durian. Menanam, ya menanam saja. Toh juga tidak berdosa jika pun menanam bukan bibit durian Lampung. Bibit itu kuambil dari gubuk tak jauh dari gubuk tempat aku tinggali sekarang. Dan sudah beberapa waktu aku ambil dan kuletakkan di samping gubuk hunianku. Alhamdulillah baru sekarang aku sempat menanamnya.

Terakhir sekali untuk hari ini, aku menanam pohon kayu manis. Jujur aku tidak pernah melihat bibitnya, dan baru kali ini aku melihatnya. Aku sedikit yakin ini pohon kayu manis setelah aku searching dan mengidentifikasi dengan perangkat google lens. Itu aku lakukan agar aku tidak penasaran tentang bibit apa yang sudah aku tanam. Bibit ini aku tanam juga tak terlalu jauh dari bibit jambu biji.