The diary game ( 17 Agustus 2021) Jumpa teman lama dan hunting foto macro
Hai everyone...
jalanan sepi senyap, ya...aku melihat pagi ini. terlepas dari suasana kemarin bisa aku katakan sedikit ramai. Di mana di masa pandemi, orang-orang harus merayakan hari kemerdekaan Indonesia tetap berada di lokasi atau di rumahnya sendiri. panjat pinang juga hanya di daerah-daerah tertentu seperti dikomplek sekolah , atau yang sejenis di tempat tertutup yang tidak mengundang keramaian.
Tidak terlalu pagi dan tidak terlalu siang, di antara pertengahan waktu ini aku harus menghabiskan waktu untuk membersihkan kandang ternak, mengisi pakan ,memberi air dan juga sayuran. Apalagi kemarin aku baru beli semprotan, jadi memiliki paruh waktu di tengah kegamangan ini untuk membunuh bakteri kandang.
Saat ini terlebih dahulu mengisi daya baterai Smartphone ku lalu menuju kandang, sedikit beres-beres dan merapikan beberapa bagian. Seingatku sekitar 5 bulan terakhir aku kurang memperhatikan peliharaanku, hanya mengisi pekan lalu pergi, apakah sudah bertelur , beranak dan menetas itu bahkan luput dalam perhatian selama ini. Sedikit aneh, mereka juga terlalu liar melihat bosnya datang, ya aku rasa keakraban kami juga sudah memudar , namun aku mencoba untuk memulai hari ini agar kembali harmoni.. Begitulah kira-kira...
Dan sekarang telah bersih, lumayan enak lah maski dipandang. Duduk dan memperhatikan sambil istirahat, sudah lumayan banyak juga yang menetas dan bisa terbang, sepertinya harus nambah kandang lagi. 😁
15 menit memantau sudah cukup, kembali untuk membersihkan diri dulu dari sisi kotoran kandang. Pakek sabun colek kolaborasi dengan sikat yang sedikit lagi bulunya, biar pelan yang penting bersih.
Lanjut mengganti pakaian menuju ritual pagi yang tertunda ... yaitu ngopi. Aku memilih berjalan kaki dari lorong Mesjid munuju warung setelah di telepon oleh temanku Bernama Mulyadi . Mulyadi telah berada terlebih dahulu ditemani oleh Budi, kursi keramat kami di bawah pohon sengon tidak boleh dihuni oleh siapapun ,,,nah ini baru keren . Ok ..Oji lage biasa aju kupi saboh tima.
Mulyadi berdomisili di Sigli. Berhubung ada libur mengajar satu hari , dia pulang untuk menjenguk orang tuanya yang tinggal di desa tetangga yang tidak terlalu jauh dari rumahku. Hari ini aku berjumpa teman kecil setelah sekian lama, tidak harus berbicara besar, hanya sekedar melepas rindu sudah cukup..
Kedua temanku adalah guru dari sekolah yang berbeda,, jadi membuat rencana kecil untuk ke bukit Rungkom mencari beberapa tema foto, apa lagi Budi sangat senang dengan yang namanya macro. Situasi dan waktu memang sudah mulai memasuki sore walaupun masih sangat terang. Aku kira seperti itu , walaupun matahari cocok untuk jemur belimbing.
Ok. . Budi pulang sejenak kerumah mengambil lensa macro, aku dan Mulyadi lanjut deng sanger setengah gelas satu seorang. Aku sendiri sudah stay dengan kamera jaman yang masih laku pada jaman berikutnya, yang penting masih terlihat jelas dan bagus.
Batang hidung Budi mulai kelihatan dari arah lorong kantor LLAJ, tanda sudah siap untuk kesana, bayar kopi lalu kami bergerak melalui jalan alternatif perumahan desa Meunasah Bie yang berbeda dekat dengan sungai kecil.
Kami berhenti sejenak untuk membeli beberapa makanan dan air meniral di kios dengan dengan ,Poe Sanah Jual mie caluk. Tidak terlalu lama kami segera belok kanan melalui jembatan gantung desa genteng untuk menyebrang ke desa Mayang cut, ini jalur cepat mencapai tempat tujuan .
Sekarang kami sampai meskipun jalan sedikit becek,.Budi bersandar di akar beringin memantau seberapa banyak ngengat yang harus di bawa pulang dalam galery fotonya. Uniknya daerah ini selalu lembab walau matahari selalu terang, sedangkan Muliadi sedikit bingung dengan pekerjaan ini, setahunya mengambil foto tidak ada jarak yang dekat seperti ini.
Kumbang di atas lantana sudah tidak asing lagi, apa lagi temanku enggan dalam tema itu, katanya jangan terkesan seperti pemula yang lalu lalang di bunga lantana orange😁. Oke tidak masalah yang penting ada objek dan cukup banyak .
Aku berjalan pelan lebih kedepan, karena aku senang dengan tempat ini, teduh dan pantas untuk di nikmati . Melihat ke arah perbatasan dua bukit desa yaitu Seunong dan Blang Awe , di sana ada pesona yang berbeda yang bisa aku bahas dengan naluri ku, dalam hati memang ingin tetap disini walaupun hingga gelap. Area di persawahan disini tidak terlalu luas, namun sangat bagus di batasi gunung dan sungai.
Di balik semak-semak dan bukit ada sedikit asap berterbangan, Disana tempat ternak kerbau. Aku bisa mencium aroma asap itu meski dari jauh..meraih kamera dan membidik beberapa bagian dan tempat, aku merasa berbeda jika melihat suatu di alam dari dekat meskipun melalui lensa.
Sesekali aku berpaling kebelakang melihat dua temanku yang sedang jongkok di antara semak-semak mencari kumbang kecil. Muliadi juga ikut serta dalam hal ini biarpun hasil fotonya hanya terlihat rumput 😁 .
Kemudian aku duduk di tanggul sungai sambil melihat hasil jepretan tadi Dan kedua kakiku Ki celup ke air, hasilnya ada yang buram dan ada juga yang lumayan sukses untuk tambahan album digital.
Budi terus merayap bak sniper kehilangan teropong, Alah paling Bug kura-kura silver yang di dapat. kalau ngengat sih ada yang tidak bisa di hitung dalam smartphone nya.
Suiiiitt.... pulang kita??? "siul Budi sembari teriakan kecil" ,, lima menit lagi, putar aja arah kereta dulu "kataku".
Aku berlari kecil menghampiri Budi dan Mulyadi, Di ujung barat juga sudah terdengar suara mengaji di toa musala desa Blang Awe hampir tiba magrib. Kami gantian bawa motor, giliran aku yang di bonceng. Harus buruan sedikit , karena malam ini ada tahlilan bro di tempat bang Rizal jual nasi.
Dingin, tetapi tetap mandi.. langit juga udah tidak bersahabat , rasa-rasanya hujan sekitar satu jam lagi, ini cuma prediksi kan belum tentu valid 😁.
Baiklah gayesss, jumpa lagi besok kita
📷 Picture | smartphone |
---|---|
Oringinal Picture | @nazarul |
Location | Aceh |
Poe Sanah i gampong loen meukat kuah pliek, Bang.
Hahahhaha , kaba keno kuah wate kajak beh😁
Kabereh bang hahaha
Po sanah nyan lumpue geutem mukat 😂😂😂
Nyan keuh, bereh memang Cek nah.
Pajan man neu pakat kamoe sigoe bang ? ☺
Oma, pajan man ta ato jadwal s uroe, ta magun i gle aju
Nyan bereh bang, pajan teuma ?? Sira ta tagun keureuling asam keu eung 🤭
Peu ta peu pah bak uroe minggu nyoe laju 😁
Bah pah wate lon bi Haba gure
Siap bang, lawet nyoe pih keadaan hana mendukung.. Takoet meutamah kuah ngoen ie ujeun 😁🤭
Mantap that nyan.. Hhhhh
Bereh dek, semoga sehat selalu
Terimakasih banyak kak
Sama-sama dek @nazarul
Mantap bang
Thank you Broder 👍
Sama-sama bang
Postingan ini telah dihargai oleh @steemcurator08 dengan dukungan dari Proyek Kurasi Komunitas Steem.
Ikuti @steemitblog untuk mendapatkan info tentang Steemit dan kontes.
Anroja