Mengantar Dara Baro||10 Nopember 2024
Sahabat steemit semuanya salam sukses selalu buat anda semuanya dimanapun anda berada....
Walaupun hari ini merupakan hari libur dari kegiatan perkantoran. Namun sesuai rencana, kami mau antar pengantin ke kabupaten Pidie. Rancana berangkat pada pukul 08.00 pagi, sehingga saya segera keluar dengan menggunakan mobil untuk menjemput guru saya yang akan ikut bersama. Di SPBU Paloh Lada saya menunggu guru saya, selanjutnya saya langsung berangkat. Hujan rintik-rintik mengiringi perjalanan kami, terkadang hujan turun dengan derasnya.
Perjalanan kami sempat terhenti tatkala berada di depan Bank Aceh Syariah Cabang Bireuen. Ternyata ada kegiatan di persimpangan menuju arah Banda Aceh, sehingga mobil harus antri hingga mencapai satu kilometer. Mengingatkan saya akan antrian di Simpang Empat Kruenggeukueh. Setelah menunggu hampir dua puluh menit, kamipun langsung meninggalkan kota Bireuen menuju ke Teupin Raya.
Saat berada di depan Bank Aceh dalam suasana hujan
Sampai di Teupin Raya, tepatnya di depan Mesjid arah menuju ke Unoe, kami berhenti untuk menunggu rombongan pengantin lainnya. Bagi saya jalan menuju ke Unoe, tidak asing, karena jalan ini merupakan jalan yang sering saya lewati baik dengan motor maupun mobil ketika pulang ke Kembang Tanjong. Menunggu hampir satu, barulah rombongan bergerak menuju Desa Blang Baro, Kecamatan Glumpang Baro, Pidie.
Suasana di tempat Pesta
Berada di rumah pesta sekitar satu jam lebih, selain jalannya yang sempit, antrian mobil yang cukup panjang membuat mobil saya harus menunggu mobil yang berada di depan keluar lebih dahulu. Begitu ada kesempatan keluar, mobilpun saya arahkan menuju jalan alternatif sehingga tidak sampai tiga puluh menit saya sudah berada di lintas jalan Nasional. Menuju ke arah kota kami berasal, dalam perjalanan pulang kami sempat singgah di beberapa tempat untuk membeli oleh-oleh. Pertama kami singgah di Paru untuk membeli rambutan yang dijual di sepanjang jalan. Selanjutnya singgah Trienggadeng untuk membeli kue Arafit. Kue yang hampir sama dengan bakpia ini, namun ukurannya lebih kecil. Gerai penjualannya terdapat di sepanjang jalan.
Selanjutnya saya berhenti di tempat penjualan Adee kak Nah, sebelum SPBU Ulim. Disini guru saya membeli oleh-oleh khas Meureudu. Selanjutnya kami singgah di SPBU untuk mengisi Bahan Bakar dan istirahat sejenak sebelum menuju Kruenggeukueh. Maklumlah kalau pergi dengan ibu-ibu, maka ketika ada hal yang sangat menarik langsung saja dibeli. Apalagi ini merupakan perjalanan kedua kami bersama menuju Kabupaten yang merupakan sentra produksi Emping Melinjo ini.
Keceriaan para ibu-ibu
Selanjutnya mobilpun menyusuri jalanan hingga sampai di kota Bireuen. Namun pada saat pulang saya mengambil jalan elak atau jalan rel kereta api yang tembus ke depan Pendopo Bupati Bireuen yang penuh sejarah ini. Tentunya perjalanan pada sore ini ramai dengan kendaraan bermotor. Apalagi jalur ini banyak terdapat pusat jajanan, sehingga timbul kemacetan dimana-mana.
Suasana di Jalan Elak
Dalam perjalanan pulang kita harus ekstra hati-hati, karena lalu lintas yang sangat padat. terutama ketika memasuki kota Matang Glumpang Dua dan Geuregok. Dua kota yang sangat terkenal dengan satenya. Waktu yang sudah menunjukkan pukul 06.00 malam membuat saya harus memacu kendaraan dengan kecepatan tinggi agar cepat sampai di rumah. Setelah menurunkan ibu-ibu yang sudah di jemput oleh suaminya. Sayapun segera meninggalkan mereka untuk kembali ke rumah. Sampai di rumah sudah menunjukkan pukul 06.30 malam. Segera memarkirkan mobil serta langsung membersihkan badan agar menjadi lebih segar.
Terimakasih kepada semua sahabat steemit yang telah singgah di post saya. Salam @muzack1.
@tipu curate
Upvoted 👌 (Mana: 5/7) Get profit votes with @tipU :)