The Diary Game 7 November 2024 | Wajah Baru Edu Privat
Assalamualaikum... |
---|
Edited by Canva
TUGAS-tugas rutin seakan tak pernah tuntas. Karena hidup memang terus bergulir. Bila ingin rutinitas berakhir, berarti sama artinya dengan berhenti hidup. Tapi, yang paling penting itu selalu bersyukur, jangan takabur. Jika itu terus terpatri, maka hidup akan ringan. Seringan angin berhembus tanpa beban. Pagi kemarin cukup cerah. Tak ada mendung yang mengantung. Perjalanan ke sekolah pun lancar.
Rencana hari ini, ingin ke Lueng Bata atau Batoh, melihat beberapa keperluan. Sayangnya hal itu urung terjadi, sebab saya harus menuntaskan beberapa kerjaan rumahan. Akibatnya, lalailah saya di kebun sayur, dapur hingga depan laptop. Menuntaskan beberapa tugas yang belum kelar. Hingga masuk jadwal anak-anak pulang sekolah, saya masih berkutat di depan meja kerja. Kali ini, ibunya yang menjemput.
Hari ini sebagian waktu habis untuk membereskan dahan Jambu Madu yang bunganya makin lebat. Batangnya ada yang sudah sujud menimpa tanah.
Setelah shalat Zuhur saya menjemput Ghazi. Pukul 2.40 Wib kami berangkat ke lokasi les di Beurawe, Kuta Alam. Seperti biasa, jalur yang ditempuh, jalan elak yang lebih rindang dan tak panas. Orang-orang bilang, itu jalan tepi kali. Faktanya, jalan yang melintang dari Panyo Raya hingga Beurawe itu di sisinya bukan kali, tapi sungai. Tiba di lokasi sudah pukul 2.56 Wib. Empat menit lagi sudah jadwal belajar.
Kali ini ada yang menarik perhatian saya. Sebatang besi plus plang nama berdiri kokoh di sisi kanan toko yang dipakai Edu Privat. Sebelumnya tak ada plang tersebut. Bahkan di pintu masuk pun tak terpasang sebelumnya. Di lihat dari pondasi semen yang baru, paling kurang satu hari yang lalu baru dipasang tiangnya. Karena selama ini tak ada plang, makanya, saya tak menampilkan dalam setiap postingan Selasa dan Kamis.
Setelah itu saya melimpirkan diri ke Sentral Kopi. Sentral kopi berjarak satu kiloan dari Duo Ge les. Saya duduk di sini, sambil mengisi perut yang sudah mulai keroncongan. Rencana awal ingin kerja sekalian buka laptop. Melanjutkan tugas yang tersisa. Sampai di sini, cuaca perasaan berubah. Sudah di luar perkiraan BMKG. Usai menikmati sepiring mi Dua Dara Cabang Samahani, jadwal jemputan berdetak. Pulang les.
Kami pun berakhir ke target selanjutnya. Menjenguk si kakak di Pesantren Babun Najah, Ulee Kareng. Sebelum ke sana, saya singgah sejenak di Sentra Kopi. Kali ini menunaikan ibadah shalat Ashar lebih dulu. Baru kemudian menuju ke pesantren. Baru lima menitan mendaratkan diri di lokasi parkir, kami langsung mencari tempat duduk. Sembari menunggu mamaknya juga yang datang membawa bekal untuk dinikmati bersama.
Lima belas menit setelah jam tujuh sore lewat. Kami pulang. Lalu bertahan di rumah hingga magrib. Tentu, sebelum malam turun saya sudah menyiram batang-batang cabai yang butuh air untuk hidup. Jika lupa di siram, alamat kering itu batang. Lalu menemui ajal. Mati. Saya tak ingin itu terjadi. Makanya, meski satu gelas air, tetap wajib di siram.
Kalau tidak rugi dan buang-buang waktu, karena sebagian batang cabai sudah mulai berbuah. Selepas shalat magrib di rumah, kami bertiga segera lari ke meunasah. Malam ini, hari kedua samadiyah untuk almarhum Misbahuddin bin Bukhari alias Bang Misbah.
Selesai samadiah persis sebelum azan Isya berkumandang. Kami pun melaksanakan shalat lebih dulu. Kemudian, baru melanjutka pulang. Jam di dinding sudah menunjuk pukul 20.20 Wib. Setelah itu, dilanjutkan lagi dengan menyelesaikan kerjaan dan membuat postingan di sini.
Terima kasih sudah membaca postingan saya.
*****
*****
8/11/2024
burnsteem25 thediarygame steemexclusive club75 indonesia
Congratulations, your post has been upvoted by @scilwa, which is a curating account for @R2cornell's Discord Community. We can also be found on our hive community & peakd as well as on my Discord Server
Felicitaciones, su publication ha sido votado por @scilwa. También puedo ser encontrado en nuestra comunidad de colmena y Peakd así como en mi servidor de discordia
Thanks for your support...