The Diary Game, 5 September 2024 | Dari KONI Hingga BTJ Kupi Malam Hari
Assalamualaikum... |
---|
Edited by Canva
SEMAKIN dekat pembukaan Pekan Olahraga Nasional (PON) XXI Aceh-Sumut 2024, kian padat kegiatan. Akhirnya, tak sempat duduk nyaman. Lebih banyak pindah-pindah tempat atau lokasi. Begitulah yang terjadi sepanjang 5 September kemarin. Wara sana, wiri sini. Sibuk dan menyibukkan diri.
Padahal sejatinya, semua itu bisa dilakukan dengan sedikit lebih enjoy. Kerja sambil menikmati waktu silaturrahmi. Kali ini saya memulai kegiatan selepas urusan domestik rumahan. Karena ada banyak pekerjaan rumah di kebun sayur. Selesai itu, bergegas mengantar Duo G ke les.
Pukul dua lewat delapan menit, tiba. Kali ini telat berangkat dari rumah. Setelah keduanya masuk ke kelas, saya meluncur ke KONI Aceh. Saya ke KONI disela-sela menunggu Duo G keluar dari Les di Beurawe.
Di sana, tidak banyak staf. Semua sibuk di lapangan. Apalagi beberapa cabor sudah mulai bertanding. Belum lama kemudian melanjutkan tugas rutin sambil menunggu jam lima sore. Setelah menjemput Ghazi dan Gulfam, kami meluncur ke Pesantren Babun Najah.
Di Babun Najah pun tak lama-lama. Belum sempat duduk dan melepas rindu dengan ananda, akhirnya sudah waktu masuk lagi ke asrama. Setelah tubuh nyak dara lenyap di balik gerbang, kami bergegas pulang. Karena sudah banyak meninggalkan kerjaan, akhirnya saya mencari tempat untuk urusan biasa.
Saya bergegas ke Nyak Mad Kupi. Menuntaskan sebagian tugas dengan tergesa-gesa. Selepas shalat Magrib, menambah sedikit lagi tensi postingan. Sayangnya itu tak bisa lama, sebab harus meluncur ke tempat lain. Kali ini harus e BTJ Kupi, yang letaknya di belakang Kantor Kejaksaan Tinggi Aceh. Maps
Saya bertemu dengan Edi Darman. Dia seorang pelaku dan pemerhati olahraga. Belakangan dia baru pulang dari Sumatera Utara membawa Kontingen Aceh di cabor Futsal. Sayangnya, langkah mereka terhenti di babak penyisihan. Akhirnya, lebih cepat angkat koper dari Medan. Pulang ke Aceh.
Ada banyak hal kami cerita, baik futsal maupun sepak bola. Semuanya mengalir begitu saja. Tak lama kemudian, kami kedatangan M Fairushy. Dia pemain bola profesional. Pernah bermain untuk Aceh United. Dia juga salah satu pemain yang membawa Aceh meraih medali perak cabor sepak bola ketika PON XX di Papua.
Intinya, kami bernostalgia sejenak saja. Belasan menit kemudian dia pamit, karena ada tugas yang harus dituntaskan. Setelah itu, kami juga harus berpisah, karena malam sudah mulai larut. Akhirnya, saya pulang dengan membawa segala harapan, agar besok bisa lebih baik lagi.
Terima kasih sudah membaca postingan saya.
*****
*****
1/9/2024
Thank you, friend!
I'm @steem.history, who is steem witness.
Thank you for witnessvoting for me.
please click it!
(Go to https://steemit.com/~witnesses and type fbslo at the bottom of the page)
The weight is reduced because of the lack of Voting Power. If you vote for me as a witness, you can get my little vote.
Upvoted. Thank You for sending some of your rewards to @null. It will make Steem stronger.
Thanks u...
Click Here