Munaa'S Story, 16 September 2024 | Menyambangi El Capiten Irwandi Yusuf
Assalamualaikum... |
---|
Edited by Canva
HAMPIR setahun lebih saya tidak singgah di Stadion Harapan Bangsa, Lhoong Raya, Banda Aceh. Baru kemarin malam saya bertandang lagi. Ini karena ada pertandingan sepak bola Pekan Olahraga Nasional (PON) XXI Aceh-Sumut 2024. Pertandingan sepak bola mulai dipentas di Stadion Haji Dimurthala, Banda Aceh.
Namun, karena memang agendanya sejak awal sudah begitu. Di mana partai babak delapan besar hingga final akan dimainkan di SHB. Stadion yang kemudian direhab untuk kepentingan sepak bola PON XXI. Karena beberapa sisi rumput lapangan bermasalah usai pembukaan PON oleh Presiden Jokowi, maka duel delapan besar tetap di lapangan Dimurthala.
Kapasistas SHB jauh ebih besar ketimbang Dimurtala. Jika Haji Dimurthala muat 7-8 ribu penonton, maka SHB muat lebih banyak lagi. Stadion ini mampu menampung 18 ribu kepala. Jumlah ini setelah di renovasi akibat pemakaian single seat. Sebelum di rehab, stadion ini mampu menampung 35 ribuan penonton.
Suasana Stadion Harapan Bangsa di sore dan malam hari |
---|
Kali ini, ada pertandingan Kalimantan Selatan menghadapi Jawa Barat pada pukul 16.15 WIB dan malamnya, tuan rumah Aceh melandeni Jawa Timur. Laga Jawa Barat kontra Kalimantan Selatan berakhir dengan drama adu penalti. Ini terjadi setelah kedua tim hanya bisa bermain imbang tanpa gol; 0-0 di waktu normal.
Kemudian pertandingan berlanjut ke extra time. Hasilnya sama. Tanpa pemenang. Skor tetap 0-0. Adu penalti menjadi pilihan. Di fase pertama lima penendang masing-masing tim sukses menjadi eksekutor empat pemain. Ada satu di Kalsel dan Jawa Barat gagal. Skor imbang 4-4. Lalu, berlanjut ke sepakan penentuan.
Eksekutor Kalsel yang dulu maju, tapi gagal. Giliran Jawa menjadi penendang selanjutnya. Kali ini mereka sukses. Kontan saja, segala suka cita tumpah ruah di sana. Bahkan pelatih kepala mereka Dindin Wahyudin terlihat sangat kusyuk sujud syukur. Selamat Jabar ke final.
Sembari menunggu pertandingan malamnya, tuan rumah Aceh vs Jawa Timur. Usai magrib, penonton mulai memadati stadion. Di VVIP, seorang pria berbaju merah masuk. Dari jauh terlihat dia cukup familiar. Benar saja, dia adalah Teungku Agam. Namanya Irwandi Yusuf. Dia Gubenur Aceh periode 2006-2012.
Pada masa dialah, sepakbola Aceh sedikit berkibar. Dia menjadi gubernur yang peduli dengan olahraga terpopuler sejagad. Progres adalah, dia mengirim 30 pemuda Aceh untuk belajar sepak bola ke Paraguay.
Saya pun menyambangi pria ini. Saya melihat sorot matanya sudah berbeda. Dia bukan Irwandi yang dulu. Bukan Teungku Agam yang bikin Jakarta sakit kepala. Pria yang bisa membuat Jakarta menahan salivanya. Saya pun memperkenalkan diri lagi sedetail-detailnya. Lalu dia pasang wajah ramah. Senyum.
Pertandingan malam harinya berlangsung selepas shalat Isya. Stadion sudah penuh sejak senja turun menyapa warga SHB. Pertandingan kali ini ketat dan seru. Pasalnya, dikubu tim tamu Jawa Timur ada Fakhri Husaini. Dia mantan pelatih Aceh saat PON XX di Papua. Di sukses membawa Aceh meraih medali perak.
Kali ini dia membela tim kampung halaman isterinya. "Saya harus profesional. Harus menyimpan dulu bahwa saya orang Aceh dan harus mengalahkan tim kampung halaman," ujar dia dalam sesi jumpa pers usai pertandingan berlangsung.
Sebagai pelatih sepak bola, ini untuk kedua kali Fakhri Husaini, mantan gelandang Timnas Indonesia berada di final sepak bola PON dengan tim yang berbeda. Di PON Papua 2021 bersama Aceh dan di PON Aceh 2024 bersama Jawa Timur. Kemana kali ini berpihak keberuntungan berpihak? Kita tunggu saja.
Terima kasih sudah membaca postingan saya.
*****
*****
18/9/2024
Upvoted. Thank You for sending some of your rewards to @null. It will make Steem stronger.
Ta nonton aceh ngon sulawesi malu aku aku... Haha... Wasiet lage taik