The Diary Game // Perut Seratus Tiga Puluh Centimeter // Kamis, 05 Agustus 2021

in Steem SEA3 years ago

IMG20210804172850.jpg
(Coffee morning)

Coffee Morning

Memulai pagi dengan segelas kopi bukanlah sebuah kebiasaan bagiku. Tidak seperti kebanyakan kaum Adam di bumoe Serambi Mekkah yang jika dipisahkan dari kopi sehari saja bisa harakiri, hal itu tidak berlaku padaku. Bukannya tidak suka kopi, tapi aku tak mau urat tengkukku tegang akibatnya. Darah yang suka ketinggian, entah siapa yang suruh naek, membuatku tidak terlalu nyaman dengan kopi. Mungkin juga karena aku tidak terbiasa ngopi sedari kecil. Orang kita Aceh pada umumnya sudah doyan kopi sejak usia belia. Aku masih ingat ada beberapa teman kecilku yang punya ilmu untuk menerbangkan gelas, cangkir, teko, atau salah satunya, ketika kopi di rumah mereka tak bersisa karena ada yang loba meminumnya. Sementara di rumahku, tak ada yang addict dengan kafein ini. Almarhum Ibu hampir tidak pernah kuingat meminta kami untuk membeli kopi di warung. Hanya Ayah, yang kebetulan jarang berkumpul dengan kami karena pekerjaan beliau di lain kota, terkadang meminta aku atau adikku untuk membeli kopi tanpa gula. Ayah lebih senang menggilai kopinya sendiri. Kopi di kampung memang kadang unik. Ada yang rasanya aduhai, ada juga yang rasanya kaya gula dikopiin...😁

IMG20210804122358.jpg
(Menu Salad for Breakfast)

Pecel Bukan Lele

Pagi ini aku mencoba menu yang berbeda untuk sarapan. Kalo biasanya lontong di warung NINI ROCK'N'ROLL atau nasi gurih di warkop TUA MUDA, kali ini pecel no lele menerobos rongga mulut hingga ususku. Rasanya opotalah aduhainya. Bumbunya meresap sekali kedalam setiap helaian dedaunan yang dicampurkan kedalam bungkusan. Tidak butuh waktu lama untuk memindahkan isi bungkusan tersebut kedalam perut mungilku ini. Perut dengan diameter seratus tiga puluh centimeter ini memang bisa memuat apa saja. Dia bisa melar dengan sempurna ketika isiannya sudah melebihi takaran normal. Aku punya teman yang suka bertanya tentang si perut ini, "Bang, Perutnya dipasangi resleting ya? Banyak banget muatannya?". Kami pun tertawa terbahak-bahak setelahnya. Pecel bukan lele yang kumakan pagi ini cukup memberikan energi untuk beraktivitas. Aku harus menemani Fasil presisi, nona Vena Besta, sang sineas muda untuk ke sekolah hari ini. Masih dengan agenda kunjungan silaturahmi untuk memulai program PRESISI ini.

IMG20210805113245.jpg

SMP 11 Yang Cetar Mempesona

Lokasi sekolah yang kami tuju hari ini adalah SMP NEGERI 11 di kawasan Lamjabat, Banda Aceh. Aku dan Vena janjian untuk bertemu di sekolah. Aku agak sedikit terlambat karena harus menghindari razia dari pak pulisi. Terlambat sekitar sepuluh menit juga jadinya. Vena sudah di sekolah tujuan saat aku tiba. Sambutan pihak sekolah kurang sedikit asyik. Kami harus menunggu kurang lebih setengah jam. Guru-guru kesulitan untuk mencari ruang rapat. Untung mereka tak harus membangun ruang lagi terlebih dahulu. Bisa nunggu Ampe tahunan kita. Sekolah ini di bangun Jepang pasca Tsunami. Luluh lantak dia diterjang gelombang yang mahadahsyat pada waktu itu. Kini dia sudah berdiri megah kembali. Sang donatur Jepang sering berkunjung ke sekolah ini setiap tahunnya. Itu terjadi sebelum pandemi Covid19 melanda bumi. Sudah dua tahun ini Jepang itu tak berkunjung, kata kepala sekolah. Tampaknya ada rindu kepada Saudara Tua dari negeri matahari terbit olehnya.

IMG20210805113315.jpg
(Aku dan perut seratus tiga puluh centimeter yang tampak malu-malu)

IMG20210805113346.jpg
(Sang Kepala Sekolah, Jilbab Coklat, sedang mendengarkan paparan dari Ibu Venabesta)

Projek Siswa vs Projek Guru

Diskusi kami dengan pihak sekolah agak sedikit alot kali ini. Pihak sekolah ternyata sudah menyiapkan program untuk dijalankan siswa. Aku sempat kesulitan untuk berfikir karena kok kayanya ini guru-guru pada gak ngeh dengan program PRESISI ini. Padahal mereka sudah ikut workshop selama delapan hari dengan kami. Desss...aku baru ingat beberapa saat setelah berbincang dengan mereka, guru-guru dari sekolah ini memang tidak fokus pada saat workshop. Hanya satu dua guru yang ikut Google Meet, sisanya Wallahu alam bissawab. Aku sempat ikut bicara mengenai beberapa substansi yang tidak sesuai dengan tujuan utama program ini. Demikian juga rekanku, Vena Besta yang tampak gagah berani berbicara tentang pendidikan kontekstual berbasis project seperti yang kita jalani. Kami sempat kelabakan karena beberapa pertanyaan yang kurang menarik dan tidak substansi. Tapi begitulah adanya. Aku hanya bisa berharap semoga program yang masih bersifat Trial ini tidak Error nantinya.

IMG20210804201749.jpg
(Nongkrong Sore bersama Fasil Presisi yang juga Seniman Aceh @fooart dan Music Director Dana "Gembroth" Maulana)

Nongkrong Bareng Seniman Muda Keren

Kegiatan luaran hari ini kututup dengan nongkrong sambil diskusi, kebetulan kami gak doyan scatteran, di warung kopi CITRA bersama Fasil Presisi yang juga Seniman Aceh @fooart dan Music Director Dana "Gembroth" Maulana. Mereka berdua juga terlibat dalam program ini. Kami segera terlibat dalam obrolan seru terkait ini dan itu. Menyenangkan sekali punya teman-teman yang masih gemar berkarya dan berprestasi. Apalagi mereka juga asyik diajak diskusi. Diskusi berbagi ilmu itu memang is the grooonnn sekali. Aku bersyukur masih diberikan kesempatan untuk menggali hal-hal baru bersama mereka. Baiklah teman-teman Steemian semuanya. Kita cukupkan sampai disini dulu perjumpaan kita melalui diary game ini. Semoga bermanfaat untuk kita semua yang gemar bergiat di platform Steemit ini. Sampai jumpa di lain waktu dan kesempatan.

0001-5400156980_20210805_151047_0000.png

Sort:  
 3 years ago 

aku mau ngakak bilang "kasihan kursinya" tapi nggak jadi, karena "perut punya resleting" itu.... Oh Tuhan, kee makan pecel aja macam makan steak keluaran REstoran Michelin, benar-benar luar biasa penghargaanmu terhadap makanan!

BTW, pasti bakalan keren niyh hasil program Presisi yaaak... secara yang turun tangan seniman muda keren semua.

 3 years ago 

Hahahaha 😂..bagian dari mensyukuri nikmat kakak..hehe.

Amin untuk Presisi goals-nya. Have a wonderful time, kakak! 😊😊

 3 years ago 

This post has been rewarded by @steemcurator08 with support from the Steem Community Curation Project.

Follow @steemitblog to get info about Steemit and the contest.

Anroja

Coin Marketplace

STEEM 0.17
TRX 0.15
JST 0.029
BTC 60250.23
ETH 2335.37
USDT 1.00
SBD 2.52