The diary game | 6 Juni 2022 | Berganti Nahkoda | payout 10% for @steem.amal

Pemberitahuan digrup *WhatsApp* mengingatkan bahwa hari ini ada agenda rapat bulanan. Berlangsung ketika sarapan dan apel pagi selesai, namun satu dan lain hal. Rapat bulanan pun bergeser dari jadwal yang sudah ditentukan via pemberitahuan di grub. Pagi itu cukup tenang, dengan hiruk pikuk kehidupan yang bergeliat. Kendaraan berlalu lalang silih berganti dijalan raya tidak jauh dari halaman kantor.

Rutinitas tetap berjalan seperti biasanya, komputer menyala di setiap ruangan kantor, parkiran penuh dengan kendaraan, penguat arus listrik berbunyi "bip, bip.." tanda listrik stabil ditengangan 220 Volt Ampere. Karyawan sibuk dengan komputer dan mitra kantor disudut meja merevisi isian data pada dokumen sensus. Sesekali menghapus dan kembali menulis kolom-kolom yang kosong.

Merevisi Dokumen Sensus

Demikian halnya denganku, dengan tumpukan kotak berisi dokumen sensus yang harus segera kurekap. Dengan laptop merah, dan keyboard tambahan menyelesaikan rekapan halaman demi halaman dokumen sensus. Ya, inilah sistem yang Saban hari terlewati. Bagai mesin, yang banyak komponen namun saling mendukung satu dan lainnya. Sehingga mesin bisa bergerak dan menghasilkan sesuatu yang dibutuhkan.

Tumpukan Dokumen Sensus

Rekapan demi rekapan terselesaikan, namun dokumen yang baru selalu siap menggantikan posisi dokumen yang telah kurekap. Aktivitas yang terus berulang hingga waktu istirahat tiba.
Terkadang adzan merupakan penanda waktu istirahat itu telah tiba. Dan menghentikan segala aktivitas dalam sistem yang sedang berjalan.

salah satu sisi parkiran

Memasuki pintu kantor setelah ishoma (istirahat, Sholat dan makan) rekan-rekanku mulai berbisik "rapat bulanan ini, agendanya tentang apa?" Sontak saja aku teringat. Bahwa rapat bulanan yang seyogyanya tadi pagi diundur siang ini.
"Aku juga kurang tahu.." dengan nada sedikit kurang yakin. Berselang tidak berapa lama, kami dipersilahkan masuk keruangan.

Setelah mukadimah dan pembukaan, rapat bulanan pun dimulai namun ada satu pemberitahuan yang menjadi fokus saat ibu kepala yang ramah dan suka mengobrol itu berkata "Saya akan segera Pensiun" dengan sorot mata tegas dibalik kacamatanya penekanan khas seorang kepala kantor. Beliau juga mengatakan bahwa akan diganti oleh kepala yang baru. Dan hal yang wajar kantor ibarat sebuah kapal dan nahkodanya bisa berganti sesuai kondisi lautan.

Tidak ada dokumentasi yang terekam, keseriusan mengikuti rapat bulanan ini membuatku dan rekan-rekan melupakan gawai yang memiliki kamera depan belakang itu. Tentu dengan argumentasi yang ibu kepala lontarkan, membuat kami menerka dan menebak siapakah nahkoda pengganti beliau...

Rapat yang berdurasi 2 jam itu berisi banyak agenda dengan perincian yang berbeda-beda, berakhir hingga pukul 4 sore. Istirahat sejenak menunggu adzan ashar, dan menyelesaikan beberapa tugas yang terdapat pada rutinitas harian. Hingga waktunya berakhirnya jam kerja hari ini.

"Assalamualaikum.." aku memberi salam didepan pintu rumah. Dari dalam rumah, istriku menjawab "waalaikum.." inilah sahutan pertama yang kudengar setelah tadi pagi dia melepaskan menuju tempat "membanting tulang".

Aku sudah dirumah, tapi ini berarti aku akan segera menuju agenda lainnya pada hari ini. Seolah sudah paham istriku mulai mengikutiku.
Kami biasa ke kebun setelah jam kerjaku dikantor selesai atau pada hari libur.
Dikebun kami sedang membersihkan lahan, ada beberapa tanaman yang sudah duluan tumbuh.

sedang berada dikebun

Perjalanan kekebun cukup membutuhkan usaha, walau bisa dilewati kendaraan namun Medan yang naik turun dan jalanan yang tidak rata serta dibeberapa titik cukup licin. Membuat badan cukup pegal. Namun itu adalah aset yang kami usahakan pengembangan untuk masa depan dan anak-anak kami nantinya.
Seperti halnya aku yang mewarisi kebun ini dari seorang ayah yang hebat, pergantian "nahkoda" kebun ini terjadi setelah ayahandaku pulang kekampung akhirat pada tahun 2013.

kebun "lautan" yang sedang ku "nahkodai" saat ini

Namun lama tidak terkelola karena saat itu aku sedang menempuh pendidikan di Banda Aceh. Kebun itu ditumbuhi semak belukar dan pohonnya tidak berbuah karena kurangnya perawatan. Baru ditahun ini aku mencoba mengelolanya dan pohonnya mulai berbuah kembali, Walau tak sebanyak dulu saat ayahku menahkodai kebun ini.

2 jam berada dikebun dengan ditambah waktu perjalan pulang dan pergi terasa tidak cukup untuk mengurusi kebun itu. Namun matahari sudah tidak terang seperti takkala siang. Dia mulai menghilang bak ditelan bumi.

Adzan magrib kami tiba dirumah. Beristirahat, sholat, makan dan menikmati waktu keluarga.
Saat itu jam 9 malam, tiba-tiba terdengar suara dari mesjid. Padahal ini bukanlah waktu untuk sholat. Sayup-sayup terdengar "malam ini kita akan melakukan pemilihan kepala dusun..." Kata sipembuat pengumuman dari arah mesjid.

Ya, ini pergantian nahkoda lainnya yang akan berlangsung. Inilah kehidupan ada yang pergi ada yang datang. Aku bersiap menuju mesjid untuk ketiga kalinya malam ini, sebelumnya hanya 2 kali dalam satu malam. Yaitu sholat Maghrib dan sholat isya.

Suasana pemilihan kepala dusun

Dua kandidat bertarung untuk mendulang suara malam ini, namun win win solution tidak bisa diterapkan disini karena dalam pemilihan harus ada satu yang terpilih dan yang lain tersingkirkan.

Setelah pemungutan suara selesai, perhitungan selesai didapati kandidat dengan nomor urut 2 menjadi pemenangnya mengalahkan kandidat lainnya dengan perbedaan yang cukup besar. dengan demikian nomor urut 2 menjadi Nahkoda baru dalam mengarungi kehidupan ini.

Pengumuman Nahkoda baru

Rutinitasku hari ini berakhir dengan terpilihnya nahkoda baru dikapal bernama Dusun Aron Patah, Desa Alue Piet-Panga kabupaten Aceh Jaya. Selain menjadi penonton melihat nahkoda berganti, datang dan pergi. Kita juga akan menjadi orang yang pergi, setelah kedatangan kita didunia ini.

"Setiap orang ada masanya, setiap masa ada orangnya..."

Salam Hangat,
@misbah95

CC
@anroja
@radjasalman
@nazarul
@mirzamg