Terima Kasih Para Pelanggan ( RSUD Langsa)
Assalammualiakum ya ahlil steemit...
Sekapur Sirih
Setelah lima Purnama berlalu tidak menorehkan tulisan ocehan di steemit, akhirnya saya merajinkan diri untuj coba menulis lagi. Efek cuaca hujan yang terus menerus hadir membuat rasa ingin mengoceh muncul, memang Langsa hampir tiap sore di sirami hujan.
Tulisan kali ini yang ingin saya ocehin adalah tentang dunia medis, beberapa hari setelah menginap dirumah sakit menemani oramg tua sakit, mulai muncul jiwa nyinyir yang bergejolak. Kali ini bukan masalah pelayanan rumah sakit Umum yang memuakkan, bukan juga mengenai birokrasi pengobatan yang ribet, tapi hanya masalah papan tulisan yang digantung di lorong-lorong jalan pada Rumah Sakit Umum Langsa.
Jika masalah pelayanan udah capek kita nyinyirin, jadi percuma, pelayanan buruk RSUD langsa sudah menjadi ciri khas atau bisa disebut kearifan lokal, jika pelayanan sudah bisa mendekati pelayanan Rumah Sakit di Penang Malaysia nahh baru kita heran. Tapi kearifan lokal ini tidak hanya ada pada RSUD Langsa tapi banyak di tiap rumah sakit pemerintah umumnya. Kita juga tidak akan ocehin masalah birokrasi pengobatan ala BPJS, bakal banyak waktu untuk mendiakusikannya.
Sebelum kita bahas masalah papan tulisan kita akan mengingat kembali film live action jepang berjudul Rorouni Kenshin atau yang lebih dikenal Samurai X. Film adaptasi dari Manga Komik ini terbilang sangat sukses dan baik sekali, dari segi adaptasi manga, koreografi pertarungan dengan Samurai (Katana) sampai efek luka berdarah-darahnya. Rating yang memiliki genre R atau dewasa ini cukup sadis dan nampak tidak terlalu lebay layaknya film kolosal seperti Angling Dharma atau Wiro Sableng 212 yang banyak "terbang" Gak jelas. Samurai X tidak seperti Brama Kumbara jika capek jalan kaki Brama Kumbara akan memanggil Rajawali-nya dan naik mengendarai terbang menembus awan hanya untuk pergi ke padepokan atau ke kraton mana gitu, Kenshin cuma jalan kaki saja atau naik kuda, itu pun biasa aja ya jalan biasa seperti kuda pada umumnya.
Pemeran Film Live Action Rurouni Kenshin (Samurai X)
Pertarungan pedang Katana disajikan sangat epik, senjata ikonik milik jepang ini terlihat begitu efektif mengantar musuh ke peraduan terakhir. Karakter Kaoru yang diperankan Emi Takei begitu anggun dengan Kimono pakaian tradisional jepang. Saya sangat menyukai film jepang ini, Sebagai Pemerhati Film Jepang saya sangat puas menontonnya, walaupun dalam film Samurai X ini kita tidak akan menjumpai orang-orang berdesakan di dalam kereta cepat Shinkansen ada cowok iseng "congkel2" Penumpang lain sampai banjir tidak ketahuan dengan penumpang lainnya walupun bersebelahan berdiri, atau ada tamu cowok Rese' yang bertamu kerumah temannya dan bantuin pemilik rumah mencuci piring bekas jamuan makan sambil tangannya mencuci "piring" Yang lain sampai banjir dan tidak diketahui suaminya padahal suaminya duduk diruang tamu sebelah, atau juga ada kakek-kakek tua bangka bauk tanah yang sangat menyayangi menantunya sampai-sampai,..... Ah sudahlah, tidak perlu diteruskan,.... (Kalian twntu sudah tau kelanjutan kisahnya)🤪 yang jelas adegan-adegan tersebut tidak akan kita jumpai pada film Rorouni Kenshin. 😅
Ada satu adegan dalam film Samurai X yang sangat menyentuh sanubari menembus tulang sum-sum, dimana dialog tersebut terjadi antara Sanosuke dan Megumi, bagi yang sudah nonton filmnya sopasti ngerti. Sanosuke baru saja pulang entah darimanalah pokoknya, sampai di dojo milik Kaoru si Sanosuke ini menyapa semua teman-temannya, sampai Megumi yang berprofesi sebagai dokter datang menghampiri. Sanosuke menyapa dengan gaya khasnya "bagaimana Bisnis kita hah? Apakah banyak Pasien datang hari ini? " Sambil marah dan kesal Megumi menjawab judes "Dokter tidak berbicara bisnis!!! ". Dari adegan dan dialog tersebut membuat hati hancur jika kita menjalani kehidupan di dunia nyata terkhusus di Indonesia Raya ini, jelas tidak demikian adanya seperti kata Megumi.
Dilema
Etika yang menjadi Prinsip utama sebagai seseorang yang berprofesi sebagai dokter tidak akan berbicara bisnis dalam mengobati pasien-pasiennya. Kita juga tau biaya sekolah profesi dokter juga sangat mahal dan panjang, tidak semua orang dapat menjalaninya. Belum lagi biaya tambahan melanjutkan sekolah dokter spesialis bakal harus banyak amunisi jika hendak menempuh demikian. Semua hal tersebut bukan berarti melupakan prinsip utama seorang dokter, sebagai "perpanjangan tangan Tuhan" Dalam mengobati orang sakit, menolong orang sakit bahkan menyembuhkan orang sakit.
Papan dengan tulisan bijak pada RSUD Langsa
Semoga Kata-kata Bijak ini tidak disalah pahami
Dari lorong RSUD Langsa tergantung papan-papan bertulisan kata-kata bijak nan indah, sampai saya tersadar ada sebuah papan bertulisakan "KEPUASAN PELANGGAN/PASIEN MERUPAKAN PRESTASI KEBANGGAN KAMI" disini saya tersadar jika pasien yang notebenenya sebagai orang yang tertimpa musibah atau sakit adalah seorang pelanggan. Posisi orang sakit itu sama dengan para pelanggan Indomaret, Alfamart, dan pelanggan warung kopi. Seseorang yang suka rela datang dan membayar semua barang dan jasa yang diinginkannya serta diharapkan kembali berbelanja di lain waktu.
Dengan sadar kita paham betul, sakit itu adalah musibah, ujian disertai hikmah yang diberikan Allah azza wajala kepada sisiapa yang dikehendakiNYA. Kita paham sakit adalah penggur dosa-dosa kecil, ujian hidup, ujian iman, dan sejatinya tidak ada orang yang mau sakit. Kenyataannya tidak demikian orang sakit adalah pelanggan yang dinanti-nanti oleh Rumah sakit, bagi orang sakit berharap tidak akan pernah kembali lagi ke Rumah Sakit.
KBBI Pelanggan = pelanggan atau customer adalah orang yang membeli dan menggunakan suatu barang atau jasa secara tetap atau rutin
Lantas Apakah Pihak Rumah Sakit Salah?
Sebagaimana otak berjalan untuk berpikir, maka harus dipagari dengan objektifitas yang mumpuni. Ada sebuah ungkapan yang mengatakan "Adil sejak dalam pikiran" Berangkat dari jalan itu maka kita harus melihat realita dan prinsip-prinsip dasar. Pihak Rumah sakit tidak salah dalam memasang papan teralsebut dengan untaian kata.
Waktu berjalan sedemikian sehingga, keadaan juga bergeser sedemikian sehingga. Jika dahulu dokter, tabib, apapun sebutannya adalah profesi yang sangat mulia dan penolong maka makin kesini makin tidak sepenuhnya demikian. Sebutan pelanggan disamakan dengan pasien atau kostumer adalah sebutan yang cukup realistis. Dokter tidak lagi sebagai tumpuan pengobatan orang sakit. Artinya realitas mengatakan bahwa profesi dokter tidak hanya sebagai pengobatan diluar sana dokter kecantikan, dokter gigi tidak melulu sakit gigi pasang pagar gigi (behel) juga bisa, ada dokter bedah plastik melayani para pelanggan untuk ganti kulit, tidak semua orang datang ke dokter karena sakit.
Para pelanggan dari kaum Selegram medatangi dokter agar kulitnya tampak lebih putih kinclong kenyal-kenyal bak kembali menjadi gadis usia 20-an apakah mereka bisa dikatakan sedang sakit, atau tertimpa musibah?? Kaum Artis dan para sosialita, binik pengusaha kaya, binik pejabat, mendatangi dokter dengan berbagai permintaan, ya pasang benanglah diwajah, suntik botok di wajah bekas jerawat, pasang implan, cangkok rambut yang mulai membotak, sulam alis, macamlah,. Mereka semua mendatangi dokter spesialis masing-masing, paling minimal untuk berkonsultasi. Apakah mereka sedang tertimpa musibah? Apa mereka sedang sakit? Anda tau Deddy Corbuzier? Yang merubah bentuk dagunya agar terlihat seperti Thanos, beliau juga pergi ke dokter. Apakah mereka sedang sakit?!
Maka sekonyong-konyong pasien itu sama dengan pelanggan, kostumer, penikmat jasa dan barang selayak pelanggan Alfamidi. Saat anda membawa orang tua anda yang sakit parah kena stroke lumpuh anda sekalian disebut sebagai pelanggan yang selalu dinanti-nantikan para dokter dan Rumah Sakit anda jangan sedih atau berprasangka buruk, karena realita dunia memamg seperti itu. Saat anda menyadari perlakuan dan obat-obatan berbeda antara pelanggan BPJS dan Pelanggan Mandiri bayar kontan gak usah kecil hati, jika anda rasakan jantung harus dipasangi ring made in china bagi pasien BPJS dan Made in Germany bagi pasien bayar mahal yasudah terima aja ya, nanti kita cari ring jantung made in Timor Leste yang bisa pakai BPJS 😚
Masya Allah sekali
Bisnis terbesar di dunia ini adalah bisnis perang, kesehatan, dan pendidikan.
Penutup
Demikianlah tulisan kali ini, saya ketik tulisan ini dengan berlinang air mata sedih, saya harap anda juga dapat merasakan kesedihan hati saya ini, tapi begitulah realita yang ada. Semoga anda diberi kerajinan untuk membaca tulisan yang panjang ini dan memberi vote sebesar-besarnya. Wa akhirul kalam...
Wassalammualaikum warahmatullah wabarakatuh....
Buruj ck
22092024....
Mudah-mudahan yang sedikit abang tau ini bisa mencerahkan... 😀😀
Karena sebenarnya masih banyak hal-hal seperti yang abang tuliskan di atas tapi belum semua orang tahu.
Karena dewasa ini hanya di bawah 1% yang tidak berbisnis. Karena saya bekerja di rs dan banyak yang saya tahu, kadang saya muak dengan slogan-slogan seperti di atas karena sebenarnya itu O besar.
Karena kita tidak tahu kadang harus menyalahkan siapa. Pelayanan buruk erat kaitannya dengan kesejahteraan dan ketamakan. Baik pemerintah maupun BPJS hanya mau tau output doang..
Sudahlah.. semakin banyak ku ceritakan semakin membuat ku gundah bang. Karena nurani ku semakin meronta.
Jika persentasenya dibawah 1℅ yg tdk berbisnis sprti yg bng bilng, maka paradigma masyarakat memamg harus sdh dirubah 🤣😂
Tpi ya memamg bgtulah realita yg ada, cmna lg mau kta bilng 😅
Iya bang, sebenarnya pemerintah ikut andil dalam membuat dokter seperti itu, karena regulasi yang dibuat. Coba misalnya satu dokter spesialis hanya boleh melakukan praktek di satu RS saja atau satu klinik saja dan menetapkan range honor bagi spesialis. Karena mereka bukan lagi kurang sejahtera tapi lebih ke ketamakan. Yang masih kurang sejahtera itu para pekerja atau petugas kesehatan selain dokter spesialis.
Regulasi yg dibuat pmerintah tidk lepas dri "tekanan" IDI mereka sngat kuat dn terstruktur.... Jumlah anggota IDI puluhan ribu, dn tentu mereka "beruang" Atau org tua mereka "beruang" Krn memang biaya pndidikan mereka Mehong. Artinya jika mereka banyak dn Beruang akan mudah melobi pemerintah dlm penyusunan regulasi, deal2an lebih mudah, pemerintahpun butuh mereka untuk "proyek vaksin" Pengadaan alkes Dll. Mngkin petugas kesehatan perlu membentuk organisasi multinasional, mngkin namnya I-PKI (Ikatan Petugas Kesehatan Indonesia) 😂🤣🤣 biar suaranya lebih lantang di dgar oleh pmerintah. Dri ketamakan pasti diluar sana masih banyak dr. Megumi lainnya yg tulus mnjalankn profesi sgb dokter...
Iya bang, dr. Megumi masih ada tapi terlindas oleh kemunafikan orang-orang disekelilingnya..
Upvoted! Thank you for supporting witness @jswit.
Click Here
@walictd mngkin status club akun sya dlah club100 🙏
itu betul banget asi jangan disia-siakan ... sampai tetes terakhir ..
Uuuhuuuyyyy....