Lama juga saya tak kunjung memosting diary ya, steemian's! Partisipasi terakhirku dalam kontes #thediarygame ialah tanggal 12 Januari lalu dengan judul The Diary Game Season 3 : Better Life (Selasa, 12 Januari 2021) Kampanye Pemilihan Ketua OSIM. What! Kemana saja aku selama 16 hari ini???

Dipikir-pikir lagi, saya malu sendiri pada tuan guru @radjasalman yang nyaris lelah dan bosan memotivasi saya untuk menulis. Di sela-sela kesibukannya yang luar biasa (sebagai seorang suami, ayah, guru, kepala madrasah, dan puluhan bahkan ratusan peran lainnya), beliau masih bisa konsisten menulis diary. Mungkin kalau dikonversikan ke dalam absensi, kehadiran beliau dalam kontes #thediarygame nyaris 100%.

Respect saya juga untuk nama-nama lain yang sering nongol di "billboard" trending post STEEM SEA di antaranya (seingat saya) ada @anroja @fadlymatch @ikhsan01 @green07 @ernaerningsih @nazarul @alhasan @elianaelisma @safridafatih dan semua steemian's yang senantiasa konsisten menebar semangat untuk senantiasa menulis. Sehat selalu bapak/ibu/abang/kakak!

---

My Diary...

---

Tidak ada semangat yang berarti saat mengikuti kegiatan belajar mengajar sejak pagi, mungkin karena materi hari ini tidak ada yang menarik. Perasaan bosan terus mengusik sampai terdengar suara tapak sepatu guru sosiologiku memasuki ruang kelas, membuat mata yang tadinya mengantuk jadi melek seketika. Guru nyentrik itu bernama Zia Muntahar, penampilannya sederhana namun tak sesederhana pola pikirnya yang menurutku cukup canggih. Baru dua kali aku mengikuti kelasnya secara tatap muka setelah madrasah tidak dibuka sekian lama (sebelumnya belajar online menatap gawai). Kutemukan sosok "guru ideal" dalam dirinya, yang siap berbagi informasi dan berdiskusi dengan murid-murid kepo macam aku. Sehat selalu, pak!

Menjelang azan zuhur semua aktivitas mencari dan membagi ilmu dihentikan, telah sampai waktunya menghadap Sang Pemilik Ilmu. Suara keran air bercucuran membasahi anggota wudhu siswa/i yang ingin melaksanakan shalat berjamaah di musholla, semoga kebaikan menyertai mereka semua. Beberapa guru berpatroli ke kelas-kelas, memastikan semua murid melaksanakan sembahyang. Bagaimanapun, ada saja murid perempuan yang mengaku "cuti bulanan" padahal sedang dalam masa suci. Kalau kata Raden Haji Oma Irama alias Rhoma Irama, sungguh ter-la-lu.

Pukul 13.30 WIB aku sampai di rumah. Hal pertama yang kulakukan setelah membuka sepatu adalah menyambar ke arah meja makan untuk mengisi perut yang sejak tadi keroncongan sekaligus karawitan dengan tangga nada slendro dan pelog. Tidak lupa aku cuci tangan sebelum makan dan cuci piring setelahnya. Menyadari aku tidak boleh terlena dengan cemilan yang membludak karena harus kembali ke madrasah untuk membahas masalah lomba antar kelas bersama seluruh anggota kelas XI IIS 1 (itu nama kelasku).

Sejurus kemudian aku kembali sampai di madrasah dan langsung menuju ke kelas, ternyata beberapa temanku yang lebih budiman telah sampai duluan. Namun ada satu sosok yang ditunggu-tunggu kehadirannya, tanpanya sia-sia kami datang siang bolong begini, sosok itu adalah wali kelasku. Sembari menunggu ibu wali kelas, aku memanfaatkan waktu untuk melakukan upvote manual melalui akun @steemseacurator kepada para member komunitas STEEM SEA yang postingannya memenuhi syarat untuk di upvote.

Diskusi santai di tengah kepanikan karena deadline yang sangat mepet

Akhirnya wali kelasku yang ditunggu-tunggu datang juga. Suasana riuh teman-teman menyampaikan pendapatnya mengenai perlombaan yang akan dilaksanakan mulai 1 Februari mendatang, ada juga yang sibuk bergosip ria atau membicarakan pacarnya yang semalam bertengkar namun tadi pagi sudah berdamai lagi. Setelah selesai mengambil keputusan yang fix mengenai nama-nama peserta yang akan mewakili kelas pada lomba antarkelas itu, wali kelasku pun ikut nimbrung dan curhat bersama kami.

Aku keluar kelas bersamaan dengan ibu wali kelas, sampai di parkiran kami berdua melanjutkan curhatan tadi yang dirasa kurang panjang. Setelah beromong-omong banyak hal mulai arti kehidupan, masalah pendidikan sampai makna cinta, kami pun pulang ke rumah masing-masing. Masih terbayang betapa lucunya deeptalk bersama wali kelas di parkiran.

Madrasahku di sore hari

Menyusuri jalan pulang sendirian, menikmati angin sore lalu singgah di sebuah kedai untuk membeli makanan ringan untuk ngemil sambil nonton film dokumenter nanti malam. Begitu sampai di rumah, jam telah menunjukkan pukul 17.00, aku segera berwudhu dan menunaikan shalat ashar kemudian istirahat sembari membaca buku-buku ringan.

Kedai langganan, si empunya kedai adalah adik kandung ibuku

Malam hariku berjalan sesuai keinginan. Keinginan sederhana untuk menikmati cemilan yang kubeli tadi sore sambil menikmati film dokumenter bertema kemanusiaan. Karena bosan, kuputuskan untuk melepas penat di tepi laut dan duduk di pondok milik teman ibuku yang berjarak beberapa km dari rumah. Suasana tenang sangat terasa saat aku mendengar suara ombak memecah batu, serasa lari dari hiruk pikuknya dunia seharian ini. Ketakutanku terhadap laut telah berubah sepenuhnya menjadi cinta dan kesukaan. Pukul 22.00 aku pun kembali ke rumah dan beristirahat.

Suasana pondok Pantai Ujong Blang di malam hari

---

Lhokseumawe, Kamis, 28 Januari 2021

---

Ingin mengenal saya? Klik saja disini