The Diary Game; 24 Maret 2022
Entah dari mana saya harus memulai, pun entah bagaimana menyudahi postingan #thediarygame kali ini. Bukannya alay bin lebay, tapi menghilangnya saya dari dunia persilatan ini telah berdampak banyak terhadap pemahaman saya secara langsung akan cara kerja alias aturan main di sini. Entah ke mana perginya wajah asli hilangnya saya yang kerap kali saya tutupi dengan diksi-diksi meyakinkan semacam "vakum" atau "hiatus". Oh, iya, satu lagi yang paling keren, "istirahat posting".
Kalau dipikir-pikir, agak malu juga saya dengan Karni Ilyas. Doi yang konon sudah kepala tujuh rehatnya cuma sejenak. Padahal, sebagai pembawa acara, kemampuannya mengintonasikan huruf demi huruf sudah kian menurun. Huruf M dan N, misalnya, yang kerap terdengar sebagai B dan D. Kalau tidak percaya, coba ingat-ingat lagi siaran ILC (Indonesia Lawyers Club) yang pernah anda tonton sambil ikutan emosi itu. Walaupun, ya, sekarang acaranya sudah rehat beneran.
"Pebirsah, gida rehad sejedaghhh."
Tumpukan ritsleting di toko alat-alat jahit.
08.00. Saya baru tiba di ruangan ujian. Sudah tiga hari ini pelaksanaan ujian akhir berjalan lancar-lancar seret. Syukru Lillah, saya dan teman-teman mendapat ruangan ber-AC. Rebahan santuy setelah ujian sepertinya akan semakin syahdu.
Ruangan yang adem ayem rupanya tak menjadi akhir dari kelegaan kami. Fana, ternyata kebanyakan peserta ujian tetap gerah sebab perkara demi perkara memenuhi isi kepala mereka. Masalah yang dikeluhkan oleh kami—para peserta—tidak jauh-jauh dari server error, galat jaringan, gagal login dan segudang masalah siswa gaptek lainnya. Bahkan, beberapa dari teman saya pernah tak sengaja menekan tombol log out saat ujian sedang berlangsung. Kalau sudah begitu, mereka-mereka yang dihukum kesilapannya sendiri itu pada akhirnya cuma bisa planga-plongo saja.
Saya yang biasanya menyelesaikan ujian lebih awal mengambil waktu sisanya untuk molor sejenak di balik layar laptop yang masih terbuka. Posisi itu sangat menguntungkan sebab saya dapat bobok manis sesuka hati sepanjang sisa waktu yang diberikan. Ocehan guru yang mengawas sesekali mengejutkan saya, tak jarang saya menambah-nambahnya dalam keadaan setengah sadar. Syukurlah, mereka senang sebab ada yang menghiraukan.
Si Khalis, selesai makan siang
Saat ujian telah berakhir, beberapa teman menawari tumpangan untuk saya kembali ke rumah. Saya mengiyakan tawaran salah satu dari mereka. Meskipun gak soleh-soleh amat, saya tetap bersyukur masih ketiban banyak rezeki yang jumlahnya tak terbatas. Sudah beberapa hari ini ada saja yang menawarkan tumpangan. Kelihatannya mereka ingin berterima kasih karena saya sudah membuka jasa calling-calling saat ujian berlangsung. Tidak hanya tumpangan pulang sekolah, ada banyak benefit lain yang saya dapatkan selama beberapa hari ini, sebut saja jasa delivery order jajanan kantin. Gratis ongkir, tinggal tunggu cashback-nya saja.
Sepulangnya dari ruangan yang isinya kursi-kursi panas (efek termoregulasi dari bokong siswa membuat kursinya jadi panas), saya kebagian tugas menjemput si adik bungsu Khalis di sekolahnya. Menjelang sore, saya bersama nyonya besar (baca: ibunda tercinta) pergi ke Pasar Kota untuk membeli beberapa kebutuhan. Sekembalinya dari pasar, kami menghabiskan waktu di rumah jahit sampai senja yang romantis menyapa, menyuruh kami untuk pulang dan menunaikan salat Magrib segera.
Terima kasih telah mengirimkan konten terbaik Anda di komunitas Steem SEA.
Untuk mengirimkan postingan ke komunitas Steem SEA, mohon mengatur payout untuk @steemseacurator atau @steem.amal minimal 10% pada setiap postingan demi kemajuan komunitas. Berikut ini kami sertakan link pedoman aturannya
https://steemit.com/hive-103393/@anroja/update-info-ketentuan-pemilihan-postingan-terbaik-komunitas-steem-sea
Berikut ini tutorial cara mengatur payout untuk Steem Amal atau steemseacurator
https://steemit.com/hive-103393/@anroja/tutorial-pengaturan-payout-untuk-steem-amal-and-steemseacurator
🤗👍
Lama tidak nampak, ada apa gerangan
Entah bang, bingung juga😭
Banyak-banyak berdoa 🤭🤭
😂😂😂
Aku malah ngebayangin kamu yang ngomong begitu seakan aku pernah tau kamu lagi ngomong padahal gak pernah ketemu... 😄😄😄
Bisa gitu ya!?!?😀
Entah..😄
Bisa gitu ya!?!?😀