Laporan Asesmen Awal Kebakaran di Gampong Hagu Teungoh, Kecamatan Banda Sakti Kota Lhokseumawe

Sabtu (09/07), hari yang cerah saat Maimunah Yus (78) sedang melakukan aktivitas selayaknya hari-hari lainnya. Suasanya agak berbeda sebab esok ia dan keluarganya akan merayakan lebaran Iduladha. Hari itu, tepat sehari sebelum lebaran, orang Aceh menamainya hari "meugang". Di hari meugang, suasana sukacita mulai dirasakan banyak orang, termasuk oleh Wak Majid, begitu panggilan akrab Maimunah.

Memasuki waktu zuhur, warga Gampong Hagu Teungoh serentak menyaksikan kepulan asap yang berasal dari satu tempat di dekat TPU. Kebetulan, ada salah satu warga yang meninggal dunia hari itu, sehingga beberapa warga masih berada di TPU usai menguburkan jenazah salah satu warga. Seorang saksi mengatakan sempat melihat kepulan asap hitam yang dikiranya hasil bakaran ban. Nahas, Api yang kian berkobar itu ternyata berasal dari rumah Wak Majid. Setengah jam kemudian, pemadam kebakaran tiba. Waktu yang lumayan lama sebab warga sudah keduluan panik dan terlambat menelepon pemadam. Akhirnya, baik pihak warga dan damkar sama-sama membantu memadamkan api.

_{Maimunah alias Wak Majid terlihat tabah saat kami mengunjunginya di hari pertama lebaran. Tak perlu mengingatkan dia soal ketabahan, karena tak setitik air mata penyesalan pun yang keluar dari pelupuk matanya. "Wak Majid sudah banyak makan asam garam, makanya dia santai begitu," ujar salah satu sepupu saya yang ikut mengunjunginya Minggu (10/07) siang.}

Hingga saat ini penyebab kebakaran masih belum diketahui. Dugaannya, angin sepoi-sepoi hari itu mengakibatkan gordyn yang melambai di dekat api kompor terkena percikan api. Angin yang lumayan kencang justru membuat api melahap dengan dengan cepat, menyebabkan kerusakan permanen di hampir seluruh bagian rumah tersebut. Warga setempat sepakat mendengar suara ledakan selama dua kali atau lebih. Ledakan itu diketahui berasal dari tabung gas elpiji dan sepeda motor yang masih berada di dalam rumah. Kabarnya, ada dugaan lain yang mengatakan bahwa kebakaran ini dipicu oleh obat nyamuk. Tapi, kebenarannya masih terlihat samar. Sesamar nasib korban terdampak yang terlihat linglung saat kami datangi Minggu (10/07) siang.

Jumlah korban terdampak yang diketahui sebanyak tujuh orang dari empat kartu keluarga. Namun, setelah kami kaji, yang paling terdampak dan stand by di lokasi sementara saat ini adalah Wak Majid sendiri, dan seorang wanita yang ngekos di rumah tersebut, Farida (37) beserta kedua buah hatinya, Muhammad Raihan dan Fathin Ramdhani yang masing-masing masih berusia 2,6 tahun dan 2 bulan. Beberapa korban lain, misalnya Arifin (76), saudara ipar Wak Majid telah diungsikan ke luar kota oleh pihak keluarga. Sementara itu, Wak Majid, Farida beserta kedua anaknya masih menunggu bantuan di posko sementara yang bersebelahan dengan lokasi kebakaran.

Kebutuhan yang paling dirasa mendesak saat ini adalah perlengkapan tidur, pakaian dan perlengkapan bayi. Untuk kebutuhan lain mungkin akan diupgrade setelah ada survei lanjutan. Demikian laporan asesmen awal dari saya. Semoga Wak Majid dan korban lain mendapat bantuan yang dapat meringankan beban lahir dan batin mereka. Amin.

Kumpulan foto pasca kebakaran:

Cc:
@anroja
@el-nailul
@radjasalman