Acts of Kindness The Diary Game - 25 Juli 2021 : Sembako Untuk WNI
Masih terasa penat dibadan. 3 hari terkahir rutinitas saya cukup padat dan melelahkan. Berawal Jumat konvoi motor ke Keningau bersama beberapa teman guru untuk mengambil dana bantuan pendidikan. Dilanjutkan kemarin menyalurkan bantuan sembako bersama KJRI Kota Kinabalu untuk WNI di wilayah Sook. Plus hari ini saya masih akan menunggu WNI yang belum sempat hadir kemarin mengambil paket sembako mereka di sekolah. Selepas bangun jam 4.30 pagi dan mengerjakan sholat Shubuh serta membaca Al-Qur'an saya kemudian merebahkan badan lagi. Meski tidak tidur namun cukup untuk mengurangi rasa pegal yang masih terasa di kaki, tangan dan pinggang.
Jam 6.30 pagi saya menikmati secangkir Milo hangat, lalu mandi untuk bersiap menuju sekolah. Selepas mandi dan berpakaian saya langsung menuju sekolah. Di depan pekan Sook saya berhenti digerai penjual sayur yang ada disepanjang jalan Pekan Sook. Saya membeli wortel dan kelor pesanan Mama Agnes yang akan memasak makan siang untuk kami nanti. Belanja pagi itu kena Rm 5. Saya lanjutkan perjalanan ke sekolah.
Sesampai disekolah sudah ada Buk Ros. Lalu saya pergi kerumah Mama Agnes di kilang kayu dekat sekolah untuk memberikan sayuran tadi agar dimasaknya nanti. Jam 9 mulai berdatangan beberapa WNI yang akan mengambil paket sembako mereka. Namun tidak seramai kemarin, kadang yang datang hanya satu dua orang. Lalu terjeda cukup lama datang lagi satu dua orang. Padahal nama-nama penerima sudah kami hubungi, kebanyakan mengalami kendala di transportasi menuju sekolah. Ada juga yang sulit mendapatkan izin keluar kawasan ladang tempat mereka bekerja meskipun setiap ladang sudah kami telpon managernya untuk memberi tau bahwa WNI yang mendapatkan bantuan sembako agar diberikan kemudahan untuk keluar ladang menuju sekolah.
Kami terus menunggu WNI yang berhak menerima paket sembako ini datang di sekolah. Jam 12 Mama Agnes datang membawa bakul makanan berisi makan siang untuk kami. Lalu kami makan bersama di ruangan guru bersama Mama Agnes dan Pak Freddy juga. Selpas makan siang, saya sholat Zuhur. Lalu kami menunggu lagi WNI yang datang ke sekolah untuk mengambil paket sembako. Namun sepi sekali yang datang. Tidak seramai kemarin, padahal masih banyak yang belum mengambil
Kami terus menunggu WNI yang datang. Namun semakin sore semakin berkurang yang datang. Hingga jam 6 kami disekolah masih bersisa sekitar 30 lebih paket sembako lagi. Semoga para WNI besok bisa datang mengambil dan diberikan kemudahan untuk menuju sekolah.
Jam 6.15 sore kami memutuskan pulang dan akan menunggu WNI besok disekolah. Sesampai di rumah Pak Arman saya mandi lalu bersiap sholat Maghrib. Selepas Isya dan makan malam kami sibuk menelepon keluarga di Indonesia. Seperti biasanya, saya menghabiskan waktu menjelang tidur bersama Khalif via video call.