Impresi tentang Silaturahmi
Alhamdulillah ‘ala kulli hal… Setelah sekian purnama (atau lebih tepatnya setelah wacana yang berlarut-larut kayak cinta yang tak terbalas), akhirnya acara Indonesian Meetup Global 8 September 2024 berhasil digelar dengan sukses. Sukses ya dalam artian tetap jalan walau langit agak cemberut dan cuaca kayaknya lagi bingung antara mau ngasih hujan atau cuma angin-anginan. Karena kalau terlalu sempurna, siapa yang bakal punya bahan lelucon, kan?
Tapi ya sudahlah, kita jalan terus. Acara meet up kemarin berhasil membawa kurang-lebih 86 orang ke bibir pantai Lancok. Dan jujur, dengan kondisi yang telah disebutkan, saya kurang menyangka sebanyak itu yang betulan datang. Agak unik ketika kawan-kawan Steemian rela berkumpul berjam-jam di pantai sambil hujan-hujanan cuma buat ngomongin Steemit. Kalau dipikir-pikir, siapa juga yang tidak suka pantai, ya? Kecuali mereka yang alergi pasir atau takut kulitnya jadi sedikit eksotis. Aduhh, kok saya merasa mencurigai teman yang duduk paling jauh dari bibir pantai kemarin ya wkwkwk.
Kalau bicara soal persiapan, kami—panitia—sengaja bikin acara ini bertemakan semi-formal. "Semi" di sini artinya lebih ke "kita kagak tahu mau formal atau santai, jadi ya jalan terus lah." Tujuannya sih biar suasana jadi lebih cair dan tidak ada gap keduniawian. Buktinya saya bisa ikut mendengarkan curhatan para Steemian yang saban hari udah mirip-mirip curhatan jamaahnya mamah dedeh. Curhatan standar soal jarangnya kena colek upvote gendut dan harga STEEM yang merosot tajam.
Sebagai orang yang dianggap “paham” soal keamanan Steemit (padahal cuma tahu sedikit), saya kemarin membantu kawan-kawan untuk berbagi materi soal keamanan akun pada saat sesi diskusi dan bincang-bincang. Postingan kali ini sebenarnya hanya ditujukan untuk mengekspresikan kesan pribadi tentang acara tersebut. Bukan hanya dari sudut pandang teknisi atau tukang recovery akun, tapi juga dari perspektif seorang El Nailul sebagai seorang Steemian pada umumnya.
El-Nailul dan konconya sering dikira atmint kosong satu (semoga tidak terdetect google translator) dan siapapun yang menyebarkan kabar burung ini, semoga saja hari anda senin terus. Padahal kan kami gak punya kuasa apa-apa. Oleh karena titik tertinggi dari ironi adalah komedi, saya dipaksa untuk tertawa saja setiap kali kabar burung itu singgah lagi dan lagi di telinga saya. Gimana ceritanya saya bisa dikira atmint? Kalau saya atmint, pasti udah upvote diri sendiri tiap hari, ya kan?
Perkara ini mungkin akan jadi bahan refleksi saya nanti, ketika bercermin dan bertanya ke bayangan, "Kenapa aku, Tuhan? Kenapa aku?"
Setelah acara resmi dibuka oleh MC kita yang top markotop, Firya, dan sambutan hangat dari Salman sebagai perwakilan panitia (yang waktu itu kayaknya angin laut mencoba mencuri topinya, namun gagal). Peserta memperkenalkan satu per satu diri mereka. Saya menyaksikan kehadiran wajah-wajah asing sampai veteran yang sudah malang melintang di sesi perkenalan ini.
Catatan untuk Firya: You can do better. Meski tidak banyak yang tahu, saya tahu persis perjalanan ratusan kilo untuk menghadiri meet up bikin performamu jadi tidak maksimal (sekalipun acaranya memang santai). Dan panggungmu tidak dipungkiri telah dicuri tuan guru.🤣🤣
Kemudian datanglah sesi bincang-bincang tentang trik dan tips di Steemit. Ini sesi yang paling saya nikmati dinamikanya meski saya tidak ikut nimbrung secara langsung. Beberapa orang bicara soal pertanyaan paling abadi di Steemit: Gimana sih caranya biar dapet upvote banyak? Jawabnya adalah: Kalau ada rumus pasti untuk dapat upvote, kita semua udah jadi miliuner. Adakalanya postingan yang kita pikir “ini mah bakal meledak” ternyata sepi kayak hati. Di sisi lain kita udah nulis semalam suntuk, hasilnya cuma dapat upvote secuil. Mengerikan.
Soal teknik fotografi yang disampaikan Walictd, sekarang memang dunia agak kejam soal penampilan. Saya rasa di Steemit, siapa yang peduli wajah kita kayak apa? Toh, kita semua datang untuk tulisan, pengalaman, dan ide-ide keren. Jadi, komuk fotogenik buat swafoto manja (di luar fotografi yang sebenarnya) itu cuma masalah di dunia nyata. Di Steemit yang penting adalah bagaimana kamu menyajikan konten yang bisa bikin orang tersenyum, mikir, atau bahkan terinspirasi. Atau ya... minimal bikin orang gak skip postingan kamu.
Saya mengakhiri sesi saya dengan sedikit pesan soal keamanan akun Steemit. Tapi ada hal menarik yang saya amati sepanjang acara ini—dan mohon maaf kalau saya kedengarannya sedikit sentimentil. Beberapa orang mungkin memandang saya sebelah mata (bukan karena sebelah matanya nggak bisa lihat, ya, ini ungkapan). Mungkin karena penampilan saya yang kecil dan kucel. Satu dua peserta baru sadar kalau sebenarnya mereka bisa memanfaatkan tool Steemworld lebih maksimal, atau yang selama ini gak tahu kalau akun mereka rentan diretas.
“Masa sih harus pakai password segitu ribetnya?”
Ya, masa iya mau pakai password “Nailultampan1234” dan berharap aman dari hacker? Aduhhh!
Akhirnya, sesi foto bersama ditutup dengan tawa yang menggema. Meski ada kekurangan di sana-sini (terutama soal cuaca dan beberapa Steemian yang tidak bisa hadir), acara ini tetap sukses di mata saya. Semua pulang dengan hati senang, meski mungkin sedikit basah.
Dan ya, jangan lupa, anggaran acara masih kurang sedikit lagi. Jadi, kalau ada yang ingin berkontribusi... ehm, ya, tahu kan maksudnya? But seriously, terima kasih buat semua yang hadir dan Steemit team yang sudah mendukung. Sampai bertemu di acara beriikutnya!
Yeee saya malah sangat amat bahagia tuan guru @radjasalman bisa sudi kiranya mem-backup saya sebagai MC. Secara banyak dari pasukannya yang ikut di acara kemarin, jadi pendekatannya akan lebih kena kalau beliau langsung yang turun tangan.
Saran saya, lain kali baiknya acaranya dikonsepkan bukan di hari-h. Dan akan lebih keren kalau narasumbernya dikumpulkan dalam panel biar mirip kayak konferensi ala-ala gitu.
Noted my dear...we will do better next time, it was a bit "What to say" with the backup plan and so many more. But all is well (remember the three idiots
Congratulations! Your post has been upvoted through steemcurator06.
Good post here should be . . .
Curated by : @𝗁𝖾𝗋𝗂𝖺𝖽𝗂
Saya pribadi sangat betah berlama-lama bertemu dengan teman-teman semua 🤭. Tapi sayang waktu dan cuaca sangat kurang mendukung. Terimakasih atas ilmu dan pengalaman nya pak. Semoga kita bisa bertemu lagi di lain waktu dengan waktu yang lebih lama dan cuaca yang tidak cemberut ☺️🙏
Jangan terlalu betah karena berbahaya bu, wahaha
🤭😂😂😂
Jangan mengelak lah bang.
Setelah saya mengundurkan diri kemarin, 01 sudah saya serahkan wewenangnya ke abang. Tapi heran juga saya bang, entah kenapa abang nie udah gak mau ngevote saya lagi dengan 01. Jangan lah seperti kacang lupa sama yang makan 😀😀😀😀🤭🤭🤭🤣🤣🤣🫣🫣🫣
Itulah dia bang kalo pegang-pegang aja emang gak bisa vote kita bang, cuma bisa pegang-pegang aja kan gitu dia bang, kayak abang gak pernah aja wkwkwkwk
Iya juga ya.
Susah juga kita bang.
Kalo gak ab serahkan ke bang @heriadi aja 01 nya bang..😂😂
Wah ada apa ini main pegang²? Saya pernah mencoba memberanikan diri untuk memegang, namun yang dipegang marah, dan akibatnya tumbuh aturan baru "barang siapa yang memegang maka dia di wajibkan berpuasa selama lamanya"😂😂😂😎
Sudah resiko bang @el-nailul itu suka pegang itu bang. Tapi memang cocok beliau pegang itu. Salahnya cuma satu, kemarin menampakkan diri di depan umum jadi gak misterius lagi orangnya..😀😀