The Diarygame 160923: Perjalanan Ke Rumah Mami

Salam diarysteem.

Pagi-pagi aku sudah berhadapan dengan mesin jahit. Tak banyak. Hanya 30 lembar untuk bordiran pinto Aceh. Tapi diburu. Hampir jam 7 aku kembali menuju kamar membimbing anak-anakku untuk kesekolah. Mereka telah bangun. Setelah shalat subuh memilih nonton kartun.

Keduanya telah rapi. Metode cepat bang, cepat kak yang kuterapkan bisa menjadi obat lama bagi mereka yang selalu asyik bercanda. Aku mengajak mereka sarapan lalu mengantar anak perempuanku. Sedang sulungku ingin naik sepeda saja.

Tiba dirumah aku kembali menjahit. Hampir setengah 9 semua siap. Bungsuku belum bangun. Aku memilih tiduran hingga ketiduran karena memang mengantuk. Membangunkan dihari yang sudah meninggi. Ia begadang semalam hingga larut sekali.

Mata masih sangat mengantuk. Tapi bungsuku sudah tak mau lagi. Ia ingin keluar. Diluar sangat riuh rumah tetangga akan ada pesta lusa.

Aku memandikannya. Lalu mengajaknya sarapan. Emak pulang mengambil barang. Bungsuku ikut. Ingin sekali istirahat. Tubuh rasanya remuk. Tapi boneka jari pun harus kuselesaikan.

Jam setengah 12 anak-anakku telah pulang. Aku beranjak untuk mandi karena gerah lalu makan siang dengan kuah yang dibawa dari rumah tetangga.

Azan terdengar dari mesjid An-Nur. Aku mengajak anak-anakku untuk shalat dan meminta mereka bersiap pergi mengaji.

Bak kura-kura. 1 jam masih belum siap. Mereka sibuk bermain. Loncat kesana kemari. Ini itu ini itu. Banyak yang mereka lakukan. Tetapi mereka belum siap berangkat. Saat ku absen nama mereka diambang pintu, mereka pun tertawa lagi. Kamar jangan ditanya sudah bak kapal pecah.

Aku mengkomando mereka membereskan semuanya dan bersiap pergi mengaji. Lalu mengantarnya.

Pulangnya aku mendapat telepon dari Heri. Iya memintaku mengambil beludru. Pulangnya aku tak langsung menjahit. Tapi membuat kue karena aku telah berencana pulang kerumah mami.

Hampir ashar baru selesai. Aku meminta adik perempuanku menjemput anak-anakku dibqlqi pengajiannya lalu bersiap menuju rumah mami.

Hampir jam 5 aku berangkat bersama adik perempuanku dan 3 buah hati dengan motor matic kami. Diperjalanan kami kehujanan dua kali. Pertama singgah hanya sekitar 10 menit.

Hujan reda. Kami lanjutkan perjalanan. Singgah kedua, lama. Lebih satu jam. Padahal perjalan sudah 2/3. Sekitar 30 menit lagi kami akan sampai.

Karena hari sudah melewati magrib hujan lebat baru berubah menjadi gerimis. Kami memutuskan menembusnya agar tak terlalu larut. Tiba dirumah mami basah kuyup.

Setelah berganti pakaian kami makan malam dan tertidur dikamar mami selagi bercengkrama.