The Diarygame 12012024: Beraktivitas diiringi Keunikan Tingkah Para Buah Hati
Salam diarysteem.
Seperti biasa, dipagi hari aku sudah meninggalkan kasur. Dua rakaat telah usai kulakukan. Aku meninggalkan kamar menuju dapur untuk mengambil air putih. Haus mendera pagi-pagi. Lalu menuju mesin jahit.
Hampir jam 7 aku kembali kekamar, membangunkan dua anakku yang tadi sudah duduk tapi tidur lagi. Drama pagi hari. Aku membangunkannya lagi. Anak perempuanku menangis. Sulungku cemberut tanpa suara. 2 menit, 5 menit. Aku masih menunggu. Memperhatikan keduanya. Tak ada yang bergerak.
Aku meninggikan suara satu oktaf. Baru keduanya kocar-kacir menuruni tempat tidur. Sekarang berebut kamar mandi. Hari sudah jam 7 lewat 5 menit. Aku meminta salah satunya mandi dikamar mandi belakang. Tak ada yang mau. Sulungku duluan masuk kedalam kamar mandi. Anak perempuanku menangis. Akhirnya, aku memandikannya saat sulungku hampir selesai.
Jam sudah menunjukkan angka 7 30 menit. Aku menyuapi sarapan keduanya walau sudah pasti terlambat. 10 menit setelahnya aku mengantar kesekolah. Siswa lain sudah berbaris. Anak perempuanku tak berani masuk. Sedang sulungku berlari sambil tersenyum kearahku dan beberapa temannya.
Aku mengantar anak perempuanku hingga kelas untuk menyimpan tas. Lalu mengajaknya berbaris untuk membaca surah pendek bersama dipekarangan sekolah. Dan aku? Tentu pulang. Tanpa mengabadikan keterlambatan mereka karena tidak ingat membawa ponsel.
Tiba dirumah aku menjahit lagi. Masih banyak yang harus kujahit. Bungsuku bermain diluar dengan emak setelah kumandikan dan kusuapi sarapan. Mode baik. Aku menjahit sampai siang, lalu menuju dapur bersamaan dengan emak untuk memasak.
Azan terdengar, aku langsung shalat. Dua anakku ikut. Bungsuku lagi ngambek. Minta posel tapi tak kuberi.
anak perempuanku telah siap dan sedang menunggu abangnya
Melepas dua anakku mengaji, aku sibuk dengan bungsuku. Ia ingin kutemani. Merajuk. Masih perkara ponsel. Aku menyembunyikan ponselku darinya. Lebih baik bermain pikirku. Mengajaknya makan lagi hingga ia ingin tidur. Menemanya hingga terlelap, aku kembali menjahit.
Meninggalkan mesin jahit sejenak, aku mandi dan shalat ashar lalu lanjut menjahit hingga jam 6. Bungsuku bermain dengan abangnya yang telah pulang mengaji.
Setelah magrib, aku melanjutkannya lagi. Harus siap malam ini. Karena kujanjikan esok pagi jam 7:30 dengan pemiliknya yang memang akan datang sesuai janji.
kebiasaan anak-anakku yang sibuk menanyakan "sudah siap Mak?"
Jam 10 aku mengajak anak-anakku shalat lalu tidur. Sedang aku kembali menjahit 3 lembar beludru lagi yang tersisa. karena aku tak tau apa yang akan terjadi esok. Bisa saja pagi-pagi mati lampu misalnya, atau bungsuku mode rewel, atau lain-lain yang ada saja terlintas diotakku sehingga tidak mampu menepati janji. Hanya 15 menit siap. Aku menuju peraduan. Beralih mode alam. Mimpi yang selalu ada saat aku terlelap.
You know Dy? Sebenarnya selalu ada kisah yang bisa kuabadikan. Tapi waktu yang harus terkuras untuk mengejar target keseharianku membuatku tak bisa mengejar target pengabadian kisah.
Semua baik-baik saja bersama Rabbiku.
Salam @dhafwa
Upvoted. Thank You for sending some of your rewards to @null. It will make Steem stronger.
Terima kasih telah berbagi bersama disini.