The Diary Game (21 November 2020) : Intat Linto Keponakan ke Kota Sigli

_ Assalamu’alaikum Sahabat Steemian’s _

Alfan’s Car

Pukul 06.00 saya terbangun dari tidur, dengan terburu-buru langsung melaksanakan sholat subuh, kerena jam 07.00 WIB pagi ini kami akan mengantar Linto ke Sigli. Hari ini adalah hari pernikahan sekaligus resepsi keponakan suami saya.

Pukul 07.00 tepat, saya, suami dan anak menuju ke rumah kakak ipar, kakak ipar saya berasal dari Yogyakarta, jadi pada hari pernikahan anaknya sangat ramai keluarga yang meramaikan untuk membantu melaksanakan prosesi sesuai dengan adat Aceh. Setelah saya sampai di rumah kakak, ternyata hanya tinggal anak pertamanya saja untuk menunggu pick up dan kami. Sesuai rencana, kami memang berangkat belakangan untuk memastikan barang-barang hantaran tidak ada yang tertinggal.

Jembata Batee Iliek

Sekitar pukul 8 pagi kami berangkat menuju Sigli, di jalan raya lumayan padat, mungkin karena hari ini Sabtu. Menjelang siang kami sudah sampai di Kota Sigli, kami berkumpul di dekat penginapan keponakan saya bersiap-siap memakai pakaian resepsi adat Aceh. Akad nikah sudah dilaksanakan tadi pagi sekitar pukul 10.00. Jadi sekarang kami sedang bersiap-siap untuk Intat Linto.

Perbatasan Pidie Jaya

Keponakan saya adalah laki-laki yang sangat mandiri, sampai-sampai mobil pengantin pun dia tidak mau menggunakan mobil lain, harus mobilnya sendiri yang dihias, mobil itu adalah hasil jerih payahnya. Selagi kuliah, Allah memberinya rezeki lulus di salah satu BUMN.

Sesampainya di kediaman dara baro, kami disambut seperti prosesi adat Aceh pada umumnya, walaupun ada sedikit perbedaan dengan adat Aceh Utara. Sekitar pukul 14.00 acara selesai, kamipun berangkat kembali pulang.

Kembali ke Kota Lhokseumawe

Sudah lama saya tidak melewati kota Sigli, biasanya pun hanya lewat saja, karena kami tidak punya keluarga dekat di Kota Sigli. Tetapi menurut cerita Almh. Nyanyak (nenek), di zaman perang dulu mereka pernah tinggal di Sigli sebentar saja sebelum akhirnya menetap di Kuta Raja, saya juga lupa bagaimana cerita lengkapnya.

Di jalan pulang ke arah Lhokseumawe terlihat oleh saya sebuah rumah sakit di pinggir jalan, kalau saya tidak salah baca itu adalah RS Tgk. Chik Di Tiro, di dalam hati bergumam, owh jadi ini rumah sakit yang sering kena jepret oleh kamera bang @anroja. Bangunan rumah sakitnya besar dan terletak di sebelah kiri kalau ke arah Lhokseumawe.

Menjelang magrib kamipun tiba kembali di Kota Lhokseumawe, sampai di rumah sudah pasti kami tidak keluar malam mingguan lagi, karena badan lumayan lelah, saya langsung bersiap-siap untuk tidur karena besok ada beberapa agenda yang sudah menunggu.

Terima kasih kepada pak @radjasalman yang masih membimbing saya. Mohon dukungan dan bimbingannya bang @anroja, kak @ernaerningsih, bang @nazarul, bang @muzack1, @el-nailul dan semuanya.