RE: Steem Crypto Challenge - Membuat Bisnis Menerima STEEM Sebagai Pembayaran
Sesuai Undang-Undang Nomor 7 Tahun 2011 Tentang Mata Uang, alat pembayaran yang sah di Indonesia adalah rupiah. Tapi dalam banyak transaksi, sering juga digunakan mata uang negara lain, seperti dollar karena berbagai pertimbangan, termasuk kemudahan karena nilainya lebih tinggi.
Cryptocurrency lebih dilihat sebagai aset digital dan itu sudah diakui Badan Pengawasan Berjangka Komoditi (Bappepti). Makanya, perdagangan cryptocurrency sudah legal sekarang.
Tapi banyaj pihak yang tidak sepakat dan merasa kurang nyaman, termasuk Bank Indonesia sebagai lembaga otoritas keuangan. Tahun 2018 awal, saya termasuk yang dapat undangan dari Bank Indonesia membawa aset digital yang di dalamnya juga disinggung mata uang kripto, di Semarang. Saya dengar sendiri, petinggi BI agak anti dengan cryptocurrency. Dosen ekonomi dari malang, malah dengan tegas menyebut BI takut kehilangan pengaruh karena perdagangan cryptocurrency tidak bisa mereka kendalikan. Mereka tidak punya pengaruh di sana. Dan itulah keunikan cryptocurrency.
Ketika FEB Unima buat seminar internasional tentang mata uang kripto, orang BI hadir tetapi tidak mau foto di depan backdrop. Bahkan ia mengkritisi kehadiran mata uang kritpo yang kata berpotensi untuk dijadikan alat pencucian uang, perdagangan narkoba, kegiatan terorisme, dan menyembunyikan dana korupsi. Pokoknya mereka memandang miring terhadap mata uang kripto.
Steemian yang hadir, hanya tertawa saja. Sahabat kita @levycore, sudah membeli kebun kopi dari hasil cryptocurrency. Beberapa yang lain ada yang membeli mobil motor, komputer dll. Namun, menurut saya itu bukan transaksi cryptocurrency, melainkan hasil konversi. Transaksi tetap dilakukan dalam bentuk rupiah.
Tapi, Steem dan SBD sebagai alat transaksi pernah dilakukan anggota Komunitas Steemit Indonesia. Misalnya, membeli sanger di Taufik Kupi Geudong dulu cukup membayar 2 STEEM saja. Sayangnya, itu tidak berlangsung lama.
Iya, Lembaga pemerintahan bukan hanya Indonesia masih anti dengan mata uang crypto. Saya senang mendapatkan informasi ini dari anda bang @ayijufridar
Memang bukan hanya BI, akan tetapi perdagangan mata uang Crypto juga mengguncang bank dunia, ketakutan mereka ini adalah karena meraka tidak bisa mengontrol mata uang digital, dan transaksinya tidak akan menguntungkan mereka. Ini hanya masalah persaingan bisnis semata. Permasalah inti yang mereka lihat adalah produksi mata uang Crypto yang tidak melalui proses validasi mereka sama sekali, sehingga ini akan menyulitkan mereka mengontrol jumlah dan harga perdagangannya. Ibaratnya Crypto ini adalah uang yang dicetak rakyat untuk rakya, bukan dicetak penguasa dunia dan di kontrol serta dimanipulasi oleh mereka. Sebenarnya Crypto tidak jauh beda dengan Saham (Pandangan saya) dalam perspektif pengganti uang. Saat kita memiliki steem kita ibaratnya memiliki saham yang bisa kita kembangkan secara mandiri di platform atau pesar bebas. Hal ini sudah jadi perdebatan dari dulu dan akan terus berlanjut, selama mereka masih bisa mengontrol dan mengambil keuntungan dari Crypto mereka akan terus melegalkannya, saat nanti tidak lagi menguntungkan mereka (bankir), segala daya upaya akan mereka lakukan untuk menghancurkan nilai crypto ini bang @ayijufridar. Kiban man pajan ta jep kupi di Bireuen?
Meski ada penolakan di berbagai negara, transaksi cryptocurrency tidak bisa dibendung. Saya pikir, pemerintah harus mulai respek terhadap mata uang kripto daripada antipasi sejak di darat. Minimal teknologi blockchain bisa dimanfaatkan dalam berbagai bidang, bukan hanya kripto.
Pat biasa @el-nailul ngopi di Bireuen?
lon sering singgah bak mudi photo studio, na warkop chit hinan, Coffee holic nan jih meubek salah lon bang @ayijufridar
Hana lon teupat Mudi Photo Studio nyan pat? Paleng lon duek bak WD atawa Bireuen Parte ngon alumni STM Bireuen leting 1988-1991.
Tapi saya yakin orang BI banyak yang memegang dan investasi Crypto/Bitcoin 😀😀😀 bang @ayijufridar, @anroja
Cara paling aman untuk traksasi Steem pada sebuah tempat usaha adalah adanya counter penukaran Steem pada toko tersebut. Tukarkan dulu Steem ke dalam Rupiah, lalu rupiah tersebut membayar produk pada toko itu.
Seperti Money changer, bikin Crypto Changer 😀
Itu usul sangat bagus bang
Karena cryptocurrency berbasis komunitas, saya pikir bisa dimulai dari sebuah transaksi kecil. Tidak masalah lalu lintas transaksi kecil dan lamban, tetapi yang penting harus dimulai dan berlangsung secara konsisten.
Kiban dr @razack-pulo sibago investor cryptocurrency? Mungkin nanti berobat ke dokter pun bisa bayar pakai Steem? Heheheher...