Assalamu’alaikum wr. wb
Apa kabar sahabat steemian?
Semoga kita dalam keadaan sehat wal ‘afiat dan terbebas dari belenggu tekanan isu yang tidak bermanfaat untuk di konsumsi oleh fikiran.
Lama tidak bertemu di dunia steemit, kali ini aku ingin berbagi cerita dengan kalian supaya kita bisa bertemu lagi dalam goresan keyboard.
Akhir-akhir ini aku membiasakan diri untuk ikut-ikutan kebiasaan teman kantor yang kuanggap baik untuk diikuti. Walau terkadang bahasa ikut-ikutan sering disematkan pada hal-hal yang berkonotasi negatif, misalnya aja ada emak-emak yang bilang “Jangan ikut-ikutan mandi di kali ya, nanti bisa hanyut”, atau “Jangan ikut-ikutan cabut sekolah ya, nanti nggak naik kelas” dan sebagainya. Ya begitulah kata ikut-ikutan terkandang disandarkan pada sesuatu yang tidak diperkenankan agar tidak menjadi kebiasaan buruk.
Berbeda halnya dengan yang kali ini ingin ku ceritakan.
Secara kebetulan teman-teman kantorku di Bengkulu memiliki kebiasaan bersepeda di sela-sela kesibukan mereka, seringnya mereka menggunakan hari libur untuk bersepeda untuk menjaga imunitas dan menghibur diri dikala pandemi. Karena wilayah Bengkulu di label zona merah maka teman-teman yang tinggal di luar Bengkulu tidak bisa bebas pulang kampung, ditambah lagi kalau ada yang mobilisasinya menggunakan pesawat udara ada tambahan biaya PCR yang sangat mahal. Di Bengkulu sendiri harganya berkisar dari Rp. 900.000 s/d Rp. 1.500.000, kalau kita butuh cepat untuk flight mau tidak mau harus membayar harga yang paling mahal Rp. 1.500.000, kalau setiap minggu pulang ya bisa berabe kondisi keuangan negara. Maka dari itu banyak diantara kami yang membatasi niat pulang kampung kalau tidak terlalu dibutuhkan.
Sejak bulan pertama kepindahanku kesini aku tertarik untuk ikut serta bersepeda bersama mereka, niatnya mudah-mudahan saja bisa tetap bugar dan sehat walau cuma ikut-ikutan. Sejak saat itu aku coba membiasakan diri walau awalnya agak berat untuk menggerakkan badan, apalagi belum terbiasa mengayuh sepeda di jalanan yang berbukit penuh tanjakan, rasanya panas paha dan pantat kalau gowes jauh-jauh. Haha
Lama kelamaan hal ini semakin menarik, teman-teman lain juga mulai ramai yang ikut, itu membuat semangat baru bagiku. Setelah dijalani beberapa minggu ternyata ikut-ikutan ini asik juga, kami bisa sambil bercerita sambil bersepeda, berbagi kisah dan lebih mengenal satu sama lain. Pastinya berbeda cerita di jam kantor dan di luar kantor, bersenda gurau membuat keakraban semakin terjalin baik.
Awalnya riding nggak jauh-jauh, riding permulaan Cuma 7 km, pelan-pelan nambah jadi 17 km, terus pelan-pelan nambah lagi jadi 30-an km, tergantung yang bawa jalan aja, kalau ramai dan semua siap, kami bergerak menuju tempat yang belum pernah kami kunjungi walau terkadang menempuh jarak yang luamayan jauh dan penuh tanjakan.
Mula-mula
Mulai terbiasa
Mulai Ketagihan
Jika teman-teman steemian bertanya, emang motivasinya apa sepedaan terus? Ya nggak muluk-muluk, motivasi awalnya cuma ikut-ikutan, nambah kawan dan mencari kesibukan baru, hehe
Berikutnya baru... mudah-mudahan aja kedepan ikut-ikutan ini bisa bermanfaat untuk kesehatan.
Cukup sekian dulu ya, nanti kita sambung lagi di lain kesempatan.
Salam untuk rakan-rakan steemian di Team Support Steemit (TSS) yang selalu konsisten menulis, salam dari pesisir Bengkulu untuk TSS di Aceh:
Tetap semangat dan selalu bahagia
Salam Hangat
@arieffadly88
Ayo... Gowes
Mantap tu bg..
Iya ki,
Apalagi Gocapan, gowes cari sarapan 😄
Sedaaap mantaap bertusss wak...
Nger nger nger.... 🤩🤩
Lama nggak ngepost wak, sekali ngepost nggak lama 😅
Bertussss
Ta lake beu meunan pak 😅
Teka-teki teka-tekok
Coba cari satu nama yang hilang....!?
😭Kop Jahat
Oman, akibat terlalu terburu2..
ini langsung ku edit wawak, meuah beh 🙏🙏
Urutan pertama terus ni
Haaaah, gitu lah....
gak jadi telpon Erick Thohir
hahah.. asem lah