Cinta Saja Tidak Cukup
Halo Sahabat Stemians...
Malam ini kembali saya melanjutkan tulisan berseri yang saya tulis dengan pembahasan khusus mengenai membina keluarga yang bahagia dan sejahtera Sebagaimana telah saya sampaikan dalam tulisan yang lalu bahwa pernikahan adalah proses yang dinamis penuh dinamika dan berlangsung secara terus-menerus.
Hubungan dalam perkawinan juga senantiasa mengalami perubahan pribadi pasangan suami dan istri juga akan berubah dan berkembang inilah sebabnya sangat penting untuk selalu Bersandar kepada prinsip dan pilar perkawinan yang kokoh dalam Islam, setiap muslim meyakini bahwa agama adalah memberikan petunjuk dan rambu-rambu yang lengkap dalam menjalani kehidupan termasuk kehidupan dalam rumah tangga.
Sering saya sampaikan dalam nasehat pernikahan untuk kedua mempelai yang baru saja saya nikahkan di kantor bahwa cinta saja tidak cukup sebagai modal untuk membina keluarga yang bahagia Memang secara umum hubungan laki-laki dan perempuan bermula dari munculnya sebuah perasaan yang disebut sebagai jatuh cinta.
Jatuh cinta adalah kondisi khusus yang tidak akan berlangsung lama pada tahap ini Seorang mengalami ketertarikan yang luar biasa kepada orang lain yang menjadi objek atau sasaran jatuh cinta yang dirasakan ada rasa ingin selalu berdekatan berdebar bila bersama rasa rindu dan sebagainya yang merupakan tanda seseorang sedang jatuh cinta
Namun cinta saja dalam perkawinan tidak cukup menjadi modal untuk bahagia karena biasanya jatuh cinta itu tidak akan lama Seiring berjalannya waktu perasaan tersebut perlahan akan menghilang setelah pasangan saling mengenal lebih dekat dan mulai membangun kehidupan bersama
Pada tahap inilah yang perlu kedekatan emosional kesamaan pandangan dan pikiran dan paling penting adalah keimanan dan ketakwaan kepada Tuhan Yang Maha Kuasa Allah Subhanahu Wa Ta'ala karena bila pasangan kita taat beragama dan doakan menjadi suami atau istri yang sholeh dan sholehah yang akan membahagiakan pasangannya
Harus dibedakan perasaan jatuh cinta dan cinta sesuatu Karena Allah misalnya suami yang mencintai istrinya karena Allah pasti cintanya akan awet dan langgeng demikian juga istri yang mencintai dan berbakti kepada suaminya rela mengurus anak dan rumah tangganya dengan ikhlas karena mengharap pahala dan meniatkannya sebagai ibadah kepada Allah Subhanahu Wa Ta'ala pasti rumah tangganya akan lebih bahagia dan lebih terjamin jauh dari konflik apalagi perselingkuhan dan sebagainya.
Makanya Sekali lagi saya tegaskan bahwa menikah itu tidak cukup hanya dilandasi oleh modal jatuh cinta bukan berarti melarang orang menikah dengan yang dicintainya tetapi banyak faktor yang menentukan kesuksesan dan kebahagiaan sebuah rumah tangga dan selalu saya tekankan yang paling penting adalah faktor iman dan agama.
Best Regard,
@abialfatih