The Diary Game, 29/06/2022 : Melakukan Percobaan Trading Perpetual Swap & Santai di Pantai Calang

Hai sahabat steemianku semuanya

Apakah kalian pernah merasakan suasana fajar di Kota yang sangat kecil? Disini, di Kota kecil ini. Kami masyarakat yang tinggal di Calang, masih bisa menikmati pagi yang asri. Saban pagi, ditemani suara burung-burung kecil yang berkicau serta nyanyian ombak pantai yang bersahutan, bertalu. Lengang dan nyaris tanpa suara mobil dan motor, apalagi bisingnya mesin industri, tak pernah terbayangkan di Kota ini.

_{Suasana Pagi Dekat Rumahku}

Ku mulai hari Rabuku dengan menghirup udara segar, sambil berdiri di depan rumah. Sekalipun letak rumahku dipinggir jalan nasional, tetapi hingga pukul 06.00 hanya sedikit mobil yang lewat di jalan. Kupandangi asrinya alam ini, terbesit kekaguman akan eloknya ciptaan Tuhan Yang Agung.

Jujur ya sahabat, hari ini aku tak ada agenda bekerja. Tugas-tugas bulan ini, sudah ku selesaikan sejak tiga hari yang lalu. Jadi, aku boleh banyak mendekam di rumah. Aktifitasku yang bermanfaat sedari pagi hingga siang ini, hanyalah membaca. Menyisir halaman demi halaman buku digital yang ku simpan di cloud smartphone. Sesekali saja, aku membuka platform trading @poloniex untuk mengamati pergerakan nilai tukar steem, trx, btc, dan usdt.

Aku memang sedang mempelajari cara trading perpetual swap. Sebagai percobaan, aku memulai hanya 1 usdt dan memilih trx perpetual swap untuk ku trade. Dalam rangka belajar, tentu saja aku mengalami untung dan rugi. Tapi itu tak mengapa, sebab rasa penasaran dengan fitur dan cara trading tersebut terbayar sudah. Suatu hari, apabila aku telah mahir dalam hal ini, aku janji akan menulis review untuk kalian semua.

Tanpa kusadari hari hampir menjalang sore, modal yang 1 usdt sebagai dana belajarku telah terkuras semua. Sebenarnya aku masih penasaran, tetapi tak kupaksakan lagi. Ku stop trading sementara waktu. Aku tak mau bertaruh, yang hanya berdasarkan insting belaka. Apalagi tanpa analisa yang tepat.

Teman-teman, Aku skip dulu ya pembahasan tentang belajar trading perpetual. Kini, aku akan keluar rumah untuk bersosialisasi bersama para kolega. Aku telah menghubungi sahabatku Zul, Pul dan Din untuk bersantai dan menikmati panorama sore di Grand Cafee Calang. Letaknya persis di Pinggir pantai. Anda yang dari arah Meulaboh dapat menuju kesana dengan melewati jalan samping laut yang menghubungkan Kuala Meurisi dengan Pusat Kota Calang.

_{Grand Caffee Nampak Depan
https://w3w.co/kerapu.peranan.pemeriksa}

_{Grand Caffee Nampak Belakang}

_{Tempat Bersantai Yang Alami}

Cafee itu menyediakan tempat nongkrong yang aman untuk berdiskusi hal-hal yang secret, jarak antara satu tempat tongkrongan dengan lainnya lumayan jauh. Meski terkesan privasi, tetapi tempatnya terbuka. Dalam bahasa lokal tempat duduk lesehan itu di sebut rangkang. Caffe menyediakan tak kurang dari 10 rangkang, yang berbahan kayu. Setiap satu rangkang bisa menampung sekitar 5 orang. Bisa untuk digunakan anggota group kecil atau keluarga untuk bercengkrama.

Sepertinya, di hari ini tak banyak orang yang berkunjung ke sini, bisa jadi karena bukan hari libur. Biasanya kalau hari minggu atau libur, banyak orang yang berwisata kesini. Bukan hanya wisatawan lokal, tetapi juga banyak yang datang dari Banda Aceh atau kota lain. Kadang juga pelintas dari Meulaboh yang hendak menuju Banda Aceh, memilih tempat ini untuk beristirahat sejenak.

Menu makan disini oke-oke, harga juga tak terlalu mahal. Sahabat-sahabatku memesan kopi dan mie seduh sebagai cemilan untuk bersantai. Tetapi aku hanya memesan air mineral. Aku memilih bergerak ke pinggir laut, untuk mengabadikan beberapa foto yang mungkin menarik buat sahabat steemian yang belum pernah berkunjung kemari. Tetapi ketika kuperiksa hasil jepretan, kurang memuaskan, tak ada penampakan sunset seperti yang ku inginkan. Memang sih, suasana sedang agak mendung. Aku sedikit kecewa sebenarnya, karena tak ada photo exclusive yang menarik yang bisa aku perlihatkan kepada sahabat-sahabat steemian diseluruh dunia.

_{Rangkang Tempat Bersantaihttps://w3w.co/kerapu.peranan.pemeriksa}

_{Aku Sedang Mengamati Suasana Sunset Kala Mendung}

_{Grand Caffee Nampak Dari Depan Menjelang Magrib}

Sekitar 1 jam bersantai disini, waktu magrib pun datang, kami mengerjakan shalat di tempat yang disediakan oleh pemilik cafee. Tempatnya tak terlalu besar untuk bisa digunakan sebagai tempat shalat berjamaah. Tetapi, bagi yang ingin shalat berjamaah, ada mesjid yang dekat, yang bisa ditempuh hanya dalam waktu 3 menit menggunakan kenderaan.

Selesai melaksanakan penghambaan kepada Sang Pencipta, kami kembali bersantai hingga nampak suasana langit semakin kelam, kami bubar. Pulang ke rumah masing-masing. Aku pulang kerumah kecilku, beristirahat hingga waktu tidur tiba.

Itu saja kisah hari rabu ku, salam hangat untuk semuanya. Semoga sehat dan ceria.

Steemian di Aceh Jaya
@aafadjar