Investment Considerations of Crypto, Fiat Money, and Stock When War | Promotion Cost @null

Dulu, ketika Perang Rusia - Ukraina masih baru dimulai dua pekan, dampak ekonomi bagi kedua negara telah jelas kelihatan. Harga-harga barang disana menjadi mahal, akibat inflasi yang sulit dikendalikan oleh Bank Central kedua negara.

Saat itu Kurs mata uang Rusia Rubel terhadap US Dollar turun 30% lebih, sementara mata uang Ukraina Hyrvinia jatuh 20% lebih. Terlepas fiat mana yang lebih kuat, tetapi record jatuhnya nilai tukar fiat dari kedua negara itu merupakan penurunan kurs terdalam yang pernah terjadi hanya dalam kurun waktu dua belas hari.

Meskipun perang masih berlangsung hingga kini, ternyata Rubel mampu kembali terbang dan digambarkan sebagai mata uang fiat terkuat dunia saat ini. Kebijakan Rusia yang "memaksa" penggunaan Rubel dalam transaksi pembelian gas ke negara lain turut mempengaruhi kenaikan nilai tukar rubel terhadap US Dollar secara signifikan. Disisi lain, hyrvinia juga mencoba kembali bangkit, tetapi tidak sekuat Rubel.

Sekalipun Rubel terlihat perkasa, tetapi perang pernah membuat saham perusahaan gas terbesar Rusia Gazprom dan Rosnef hampir tumbang.

Saham Gazprom yang terdaftar di London juga masih tertekan dan sempat turun 53%. Sementara Rosneft (yang juga terdaftar di London) kehilangan lebih dari 42% kapitalisasi pasarnya. source

Keamanan Investasi Crypto, Fiat dan Saham Ketika Perang

Secara teori; peperangan, bencana, ekspor-impor dan kebijakan fiskal suatu negara adalah beberapa faktor yang turut mempengaruhi naik-turun kurs mata uang negara tersebut. Bukan hanya fiat, harga jual saham juga turut di pengaruh oleh bencana dan perang. Walaupun begitu, perang bisa jadi berimbas positif terhadap harga saham perusahaan bidang pertahanan dan kesehatan tertentu, tetapi bencana dan huru-hara juga bisa menjatuhkan harga saham tersebut ketika terkena imbas.

Sebagai mata uang suatu negara—jelas bahwa naik turunnya dipengaruhi berdasarkan keadaan suatu negara yang diwakilinya. Begitu juga saham, ia sering kali dianggap mewakili negara tempat kedudukannya.

Sedangkan cryptocurrency sebagai mata uang global—tanpa terikat atau terkait dengan negara manapun—maka nilaipun tak dipengaruhi kondisi ekonomi suatu negara. Crypto, akan tetap kuat di Negara A misalnya, meskipun saat negara tersebut sedang hancur-hancuran. Naik-turun mata uang Crypto hanya dipengaruhi oleh supply-demand. Semakin banyak pihak yang percaya dan mengadopsi suatu crypto—apalagi secara massal—maka harga jualnya semakin naik.

Tidak bergantungnya crypto atas keadaan suatu negara merupakan kelebihan crypto dibanding fiat dan saham. Bisa jadi perang mempengaruhi crypto, tetapi dengan pengaruh yang tidak signifikan. So, menurutku inilah alasan mengapa para investor tak perlu terlalu khawatir aset cryptonya akan jatuh atau hilang karena di negaranya sedang terjadi huru-hara, bencana alam maupun perang.

Sebagaimana kita semua tahu, pembukuan uang fiat atau saham dicatat oleh perbankan maupun perusahaan yang sifatnya sentralistik, maka ketika sistem perusahaanya hancur akibat perang atau bencana maka bisa jadi aset investor juga turut hilang dari sistem pencatatan terpusat itu. Namun crypto yang menggunakan teknologi blockchain, ia tak akan hilang karena ia tercatat "dibuku putih" para penambang seluruh dunia, meskipun perang terjadi; di satu, dua negara atau lebih—catatan aset investasi crypto akan tetap tersimpan aman.

Pendapat saya, memperbanyak investasi crypto untuk mengamankannya dari berbagai kondisi force major di suatu negara patut kita pertimbangan ketika memilih investasi. Tentu saja, dengan tetap menggaris bawahi, bahwa jumlah portofolio investasi kripto atau investasi lain hendaknya tak lebih dari 10% total aset yang kita miliki.

Para pakar menyarankan "jangan mengivestasikan semua aset yang anda miliki"—apalagi pada investasi yang resikonya tinggi. Hal itu disarankan sebagai upaya pencegahan atas kehilangan seluruhnya. Meskipun dibalik high risk ada high return, namun investasi harus mengedepankan logika rasional bukan emosional. Apalagi asal-Asalan.

Terlepas ada diantara kita yang tak setuju dengan perang, tetapi perang akan tetap ada sepanjang hasrat manusia berkonflik tetap ada. Pertimbangkan cara mengamanankan investasimu—yang apabila sewaktu-waktu terjadi force majeur di negaramu—investasimu tetap aman.

Mari kita doakan perang Rusia-Ukraina dan perang yang sedang terjadi dimana saja segera berakhir, dan orang-orang dapat kembali dalam kehidupan yang damai.

Percayalah, perang tidak menguntungkan siapapun, termasuk mereka yang memenangkannya.

Ada pepatah Indonesia mengatakan tentang perang "Yang kalah jadi abu dan yang menang jadi arang".

Salam damai untuk semua
@aafadjar
Steemian Indonesia

_{catatan : Selalu ada resiko dibalik suatu invetasi, sebelum berinvestasi tanyakan pertimbangan para pakar}