Lonceng Cakra Donya, Bukti Hubungan Baik Aceh dan China Sejak Abad Ke 15 M (Cakra Donya Bell, Proof of Good Relationship Aceh and China Since the 15th Century)
Halo Stemian...
Aceh pada zaman dulu dikenal sebagai salah satu daerah persinggahan di jalur sutera perdagangan para saudagar dan pedagang dari timur tengah atau tiongkok ke nusantara (Indonesia sekarang). Lonceng Cakra Donya yang masih tersimpan baik di Museum Rumoh Aceh di Kota Banda Aceh menjadi saksi dan bukti bahwa Aceh pernah menjadi sebuah bangsa yang beradab dan telah menjalin persahabatan dengan China sejak abad ke-15.
Foto by: @zamzamiali. Was Taken Using Nikon D3300.
Sejarah mencatat bahwa hubungan baik antara Aceh dan China terjadi karena Kerajaan Samudera Pasai di Aceh Utara pada masa itu terdapat pelabuhan yang ramai disinggahi para pedagang dari berbagai belahan dunia termasuk Tiongkok pada abad 13 hingga abad 16 Masehi.
Foto by: @zamzamiali. Was Taken Using Nikon D3300.
Lonceng tersebut merupakan salah satu buktinya. Laksamana Cheng Ho pada tahun 1414 M memberi sebuah hadiah berupa lonceng raksasa kepada Sultan di kerajaan Samudra Pasai sebagai hadiah dari penguasa Tiongkok. Lonceng ini disebut-sebut dibuat pada tahun 1409 M.
Kenapa dinamakan Lonceng Cakra Donya? Pada masa Kesultanan Aceh, di bawah pimpinan Sultan Iskandar Muda (1607-1636), lonceng tersebut kerap dibawa oleh Kapal Perang Kesultanan Aceh bernama Cakra Donya dan mampu mengangkut sekitar 800 prajurit ke medan peperangan.
Foto by: @zamzamiali. Was Taken Using Nikon D3300.
Kini, Lonceng Cakra Donya tersebut disimpan di Museum Rumoh Aceh yang terletak di Jl. Sultan Alaidin Mahmudsyah, Banda Aceh, Aceh. Selain menampilkan rumah adat Aceh, museum yang berdekatan dengan makam Sultan Iskandar Muda ini juga menyimpan sejumlah peralatan zaman dulu seperti Krông Padé, Jeungki dan lain-lain. Museum ini juga menjadi salah satu tujuan favorit wisatawan yang berkunjung ke daerah yang dikenal dengan julukan Serambi Mekah.
Tomb of Sultan Iskandar Muda. Foto by: @zamzamiali. Was Taken Using Nikon D3300.
Di halaman museum yang diresmikan penggunaannya pada tanggal 31 Juli 1915 ini lah, lonceng yang memiliki ketinggian sekitar 1,25 meter dan diameter 1 meter itu berada. Di bagian luarnya, terdapat ukiran dan hiasan dalam tulisan Arab serta Tiongkok. Sing Fang Niat Tong Juut Kat Yat Tjo (Sultan Sing Fa yang telah dituang dalam bulan 12 dari tahun ke 5). Demikian isi tulian tersebut, sementara tulisan dalam bahasa Arab sudah tidak terlihat karena kabur akibat dimakan usia.
ENGLISH
Cakra Donya Bell, Proof of Good Relationship Aceh and China Since the 15th Century AD
Aceh in ancient times was known as one of the transit areas in the trade silk route of merchants and traders from the middle east or China to the archipelago (present Indonesia). Cakra Donya bells are still well stored in Rumoh Aceh Museum in Banda Aceh City to witness and evidence that Aceh was once a civilized nation and has made friendship with China since the 15th century.
History notes that the good relationship between Aceh and China occurred because of the Ocean Pasai Pasai in North Aceh at that time there was a busy port of calling traders from various parts of the world including China in the 13th century to the 16th century. The bell is one of the proof.
Foto by: @zamzamiali. Was Taken Using Nikon D3300.
Admiral Cheng Ho in 1414 AD gave a gift of a giant bell to the Emperor in the kingdom of Samudra Pasai as a gift from the Chinese ruler. This bell was mentioned made in 1409 AD
Why is called Cakra Donya's Bell? During the Sultanate of Aceh, under the leadership of Sultan Iskandar Muda (1607-1636), the bell was often carried by the Warship of the Sultanate of Aceh. The ship was named Cakra Donya and was able to accommodate about 800 soldiers.
Foto by: @zamzamiali. Was Taken Using Nikon D3300.
Foto by: @zamzamiali. Was Taken Using Nikon D3300.
Now, Donya Cakra bells are located in Rumoh Aceh Museum located on Jl. Sultan Alaidin Mahmudsyah, Banda Aceh, Aceh. In addition to displaying the traditional house of Aceh, the museum adjacent to the tomb of Sultan Iskandar Muda is also store some equipment such as Krông Padé, Jeungki, Donya Cakra bells and others. This museum became one of the destinations of tourists who visited the area known as the nickname Serambi Mecca.
Rumoh Aceh Museum. Foto by: @zamzamiali. Was Taken Using Nikon D3300.
In the yard of the museum which was inaugurated its use on July 31, 1915 this is, the bell that has a height of about 1.25 meters and 1 meter diameter is located. On the outside, there are carvings and ornaments in Arabic and Chinese writings. Sing Fang Intentions Tong Juut Kat Yat Tjo (Sultan Sing Fa who has been cast in the 12th month of the 5th year). Thus the content of the tulian, while writing in Arabic is not visible because of blurred due to age.
Sorry if the language I use is not very good because I use Google Translate.
CHINESE
Cakra Donya Bell,证明良好的关系亚齐和中国自公元15世纪
亚齐在古代被称为对来自中东和中国的群岛丝绸之路贸易的商人和商人中途停留的一个(现在印度尼西亚)。贝尔格拉哈卡拉多尼亚仍然存储无论是在亚齐省的班达亚齐博物馆楼,见证和证明亚齐已经成为一个文明的国家,有15世纪以来与中国的友谊。
历史记录了发生亚齐和中国之间的良好关系,因为萨穆德拉巴赛在北亚齐在未来的王国里是深受客商来自世界各地,包括中国在13世纪到16世纪的钟声参观了一个繁忙的港口是证据之一。
海军上将郑和在公元1414给了他一个巨钟的礼物送给苏丹在萨穆德拉巴赛的国从中国政府的礼物。这钟是在公元1409年提到的
为什么叫Cakra Donya的贝尔?在阿齐苏丹国,苏丹Iskandar慕达(1607至36年)的领导下,钟通常是由齐苏丹国军舰携带。这艘船被命名为Cakra Donya,能够容纳约800名士兵。
亚齐议院博物馆
现在,钟格拉哈卡拉多尼亚位于位于亚齐JL博物馆Rumoh。苏丹Alaidin Mahmudsyah,班达亚齐,亚齐。除了提供传统的亚齐房子,靠近苏丹Iskandar慕达墓博物馆还保存了一些设备,如Krong帕德,Jeungki,钟格拉哈卡拉多尼亚和其他人。这个博物馆成为参观这个被称为Serambi Mecca的地区的游客的目的地之一。
苏丹伊斯干达穆达墓
苏丹伊斯干达穆达墓
在1915年7月31日开始使用的博物馆的院子里,有一个高约1.25米,直径1米的钟。外面有阿拉伯文和中文着作的雕刻和装饰品。唱歌意向童谣吉日天(在第五年十二月中演出的苏丹星发)。因此,用阿拉伯文书写的的内容由于年龄而变得模糊不清。
对不起,如果我使用的语言不是很好,因为我使用谷歌翻译。
SALAM KOMUNITASS STEEMIT INDONESIA (KSI)
BRAVO COMMUNITY STEEMIT ACEH TIMUR (CSAT)
Gak sempet photos cakdon kmren tu. Hhh keren keren
Keunebah Aceh jeut bukti sejarah jameun dile.
Beutoi that @cucoenek. Keuneubah indatu beu ta rawat dan ta jaga le geutanyoe jinoe.
Salam manis dari anak baru
Welcome to Steemit @mirahhu. Semoga betah dan meraih sukses di komunitas yang luar biasa ini. Saleum.
aceh tempo dahulu punya nama di mata donya. hanya kitalah yang melanjutkan perjuangan aceh untuk disegani oleh bangsa lain
BEnar sekali bg @fakhrurradhi. Maka, tugas kita sekarang adalah intens memperlihatkan Aceh dan mengenalkannya kembali pada dunia lewat platform Steemit ini. Saya rassa itu bukan hal yang mustahil. Saleum.
mantap @zamzamiali terus gali sejarah yang ada di bumi serambi mekkah ini... bravo... salam KSI
Aceh kaya sejarah...
sejarah nektu dile.
Beutoi bg @fackrurrazi :)
Aceh merupakan bangsa yang besar bg @hayatullahpase, maka sudah sewajarnya kita menjaga dan mengenalkan sejarah yang kita miliki kepada dunia.
This is SPAM.
lonceng cakra donya adalah bukti sejarah laksamana ceng ho dari negeri bambu dengan kerajaan Aceh Tempo dulu. Mari generasi muda jangan lupakan sejarah. Salam sukses semoga KSI tetap jaya. Terimakasih @zamzamiali
Betul sekali kanda @ilyasismail. Sudah menjadi tugas kita untuk selalu mengingatkan generasi muda agar tidak pernah melupakan sejarah apalagi sejarah bangsanya sendiri.
Salut, bukti bahwa Aceh adalah negara yang pernah berdaulat. Salut @zamzamiali
Iya cekgu @suhaimiaceh. Aceh pernah berdaulat, berjaya dan dikenal serta dihormati oleh bangsa di seluruh belahan dunia.
Interesting post
This is SPAM !