Para panglima islam
Qutaibah bin Muslim,Panglima yang Membawa Ajaran Islam di Negeri Cina
Saat ini, jumlah umat Islam di Cina menembus lebih dari 22 juta jiwa. Meski dikekang oleh pemerintah komunis Cina, ternyata pertumbuhan umat Islam tetap menunjukkan pergerakan progresif di negeri Mao Zedong ini. Namun tahukah Anda, siapa yang membawa ajaran Islam ke wilayah ini? Berikut ini kisahnya.
Pembawa ajaran Islam di negeri Cina adalah Qutaibah bin Muslim bin Amr bin Husein bin al-Amir, Abu al-Hafsh al-Bahili, seorang panglima besar yang terkenal dalam sejarah Islam. Ia adalah seorang panglima perang yang berhasil menaklukkan wilayah-wilayah Uni Soviet (sekarang Rusia) hingga sampai di daerah Cina. Banyak penduduk dari negeri-negeri yang ia taklukkan berbondong-bondong masuk ke dalam agama Allah ini, mereka merasakan keindahan dan cahaya Islam yang sesuai dengan nilai-nilai kemanusiaan. Qutaibah wafat karena terbunuh pada tahun 96 H, di umur 48 tahun.
Masa Kecil Qutaibah
Ayahnya adalah Muslim bin Amr sahabat dari Mush’ab bin Zubair gubernur Irak dari pihak Abdullah bin Zubair, ayahnya terbunuh bersama dengan Mush’ab pada peperangan dengan Abdul Malik bin Marwan, tahun 72 H / 692 M. Qutaibah dilahirkan di Irak pada tahun 49 H / 669 M.
Di masa kecilnya, ia mulai mempelajari ilmu fikih dan Alquran, kemudian ia juga belajar menunggang kuda dan strategi perang. Ia tumbuh bersama kuda, pedang, dan panah, ia sangat mencintai teknik-teknik menunggang kuda. Pada masa pertumbuhannya, wilayah-wilayah Irak tengah digoncang oleh pemberontakan-pemberontakan. Oleh karena itu, amir-amir di wilayah tersebut sibuk mempersiapkan jihad dan mengajak masyarakat untuk menyiapkan tenaga mereka membantu pemerintah demi tetap kokohnya Islam dan tersebarnya dakwah. Saat itulah Qutaibah muda bergabung dalam jihad di usianya yang sangat belia.
Keberanian dan keterampilan Qutaibah memang memukau banyak orang, hal itu membuatnya dilirik oleh panglima besar, Muhallab bin Abi Shafrah. Muhallab pun menyampaikan kabar tentang Qutaibah ini kepada Hajjaj bin Yusuf. Setelah itu, Qutaibah makin dikenal di kalangan kerajaan, khalifah Abdul Malik bin Marwan menunjuknya menjadi Amir di Kota Ray dan Khurasan.
Kaum muslimin mulai beranjak menaklukkan wilayah Timur, sebuah daerah yang dihuni oleh dua ras besar; orang-orang Sasaniah atau Persia dan orang-orang Turki. Dua kelompok besar ini hanya dipisahkan oleh sungai-sungai saja. Penaklukkan Persia sudah disempurnakan pada masa pemerintahan al-khulafa ar-rasyidun, adapun orang-orang Turki memiliki wilayah yang lebih luas, tersebar, dan jumlah yang lebih banyak, seperti: orang-orang Turki di wilayah Gaza, al-Qarakhta, Qawqaziyun, Bulgaria, dan Mongol.
Menaklukkan Cina
Qutaibah mulai memimpin pasukan perang pada tahun 86 H / 705 M, saat itu Hajjaj bin Yusuf ats-Tsaqafi mengangkatnya menjadi amir Khurasan atas titah khalifah.
Perjalanan menaklukkan Cina adalah perjalanan yang fenomenal dan membutuhkan waktu yang panjang dan startegi yang matang. Sebelum tiba di negeri tirai bambu ini, Qutaibah bin Muslim menaklukkan daerah-daerah strategis yang membuka jalannya untuk menuju daratan Cina. Jika diurutkan maka strategi Qutaibah dapat diklasifikasi menjadi empat tahap.
Tahap pertama, ia beserta pasukannya menuju daerah Thakharistan pada tahun 86 H. Saat ini, wilayah Thakharistan adalah bagian dari wilayah Afganistan dan Pakistan.
Tahap kedua, antara tahun 87-90 H, ia menguasai wilayah Bukhara dan daerah-daerah sekitarnya di wilayah Uzbekistan. Daerah ini merupakan daerah yang sangat strategis untuk memantapkan dan melindungi daerah-daerah taklukkan lainnya dari serangan musuh.
Tahap ketiga, tahapan ini berlangsung antara tahun 91-93 H. Pada masa ini, Qutaibah mengokohkan kedudukan umat Islam di wilayah Sungai Jihun dengan sibuk berdakwah dan mengajarkan Islam di wilayah tersebut. Selain itu, pada masa ini juga umat Islam berhasil menguasai Sijistan, Khawarizm, dan Samarkand di jantung Asia.
Tahapan keempat, tahap keempat ini adalah tahapan akhir dari perjalanan Qutaibah menuju Cina, berlangsung antara tahun 94-96 H. Pasukan Islam dibawah kepemimpinan Qutaibah berhasil mengusai daerah Sungai Seihan dan kota-kota di sekitarnya. Setelah itu Qutaibah memasuki wilayah Cina tepatnya di Kota Kashgar. Orang-orang Kashgar yang sebelumnya memeluk agama Zoroaster dan Budha, akhirnya berbondong-bondong masuk ke dalam Islam tanpa paksaan sedikit pun.
Ini adalah penaklukkan terjauh yang dilakukan pasukan Islam sepanjang sejarah. Tidak ada pimpinan umat Islam yang melakukan penaklukkan lebih jauh dari apa yang dilakukan Qutaibah bin Muslim.
Wafatnya Qutaibah
Setelah tiga belas tahun bertualang ke penjuru negeri, akhirnya tibalah akhir hayat Qutaibah bin Muslim. Qutaibah wafat dalam sebuah perselisihan antara umat Islam pada tahun 96 H. Ia terbunuh di tangan Waki’ bin Hasan at-Tamimi di wilayah Ferghana (sebuah daerah di Asia Tengah yang berada di wilayah Uzbekistan, Kirgistan, dan Tajikistan sekarang). Semoga Allah merahmati Qutaibah bin Muslim
sumber: kisahmuslim.com
Islam has a great history!
Agama satu2@ di dunia ialah islam
Thanks Azmir, did you like my art post? what you think ?
Very nice
Keep working