Dirgantara Baiturrahman
ketika senja berselimut gelap
diam pun merapati
menuang hitam di kentalan pekat
berpadu satu melebur sesak
debu-debu dosa yang memuncak kini telah
menggumpal dan mendaging
lalu henyakan langkah terhenti, tersekat,
tersesat diranting rapuh penuh labil.
Wahai Rabbi,
boleh aku mengetuk pintu rumah-Mu ?
membentang selembaran kain untuk fokus sujudku
mengenang kekhilafan yang dulu sering
menghianati nikmat-Mu
wahai Khaliq,
izinkan aku kembali pada alur-Mu
menghujani tubuhku dengan air mata hina
yang meski ribuan tahun lagi tentang dunia
kini sujudku hanya mengharapkan cinta.
aku hanya khawatir, umurku tak lagi lama
sementara dosaku masih tak tertebus dengan
jutaan sujud dan doa
Wahai Rahman,
hidupkan hamba dengan keadaan beramal
di sisa waktu ini dan mati dalam keadaan beriman.
dikutip dari @Farida_widayati