Jarakku dengan Kekasih Hanya 15 Meter
Alhamdulillah, atas izin Allah subhanahuwata'ala aku hadir pada kegiatan Tabligh Akbar kekasihku, Ustazah Halimah Alaydrus.
Tulisan ini hadir karena ungkapan cinta yang begitu membuncah yang tak bisa ku bendung dan tak ingin ku nikmati sendiri. Aku ingin mengabadikan ingatanku dengan tulisan bahwa betapa indahnya penghujung akhir tahun 2024 ini.
Kegiatan ini diselenggarakan pada Sabtu, 21 Desember 2024 oleh Lembaga Dakwah Kampus UIN Ar-Raniry Banda Aceh bermitra dengan Azzyfaa Beauty Clinic di Hotel Convention Hall Ulee Lheue Banda Aceh.
Pukul 07.00 Wib aku berangkat dari Darussalam dengan kecepatan 80 km/jam. Ingat masa muda bisa bolak-balik Calang-Banda Aceh dengan gaya Rossi, hehehe. Paginya sejuk dan air langit turun tipis-tipis membasahi Banda Aceh. Masya Allah, kerennya.
Sesampainya di lokasi kegiatan, aku melihat lautan manusia sudah mengantri panjang. Antriannya sekitar 500 m di badan jalan. Waahhhh emejing sekaliii. Aku takjub dan bahkan tak heran, hanya senang melihat pemandangan indah ini. Para mahasiswi itu sudah rapi mengantri, menenteng makanan ringan di plastik, sebagian ada yang selfi, trus sebagian lagi ada yang menghubungi temannya.
Aku kemudian berpikir, ga mungkin berlama-lama antri di sini dan ini sangat jauh untuk bisa masuk ke dalam gedung. Akupun menelpon panitia penyelenggara. "Assalamu'alaikum Nurul, saya sudah tiba di lokasi, tetapi ini antriannya panjang sekali, apa ada cara pintas untuk masuk, hehehe" Tawa karir ku muncul. "Oh.. iya ibu, silahkan ibu ke dalam gedung, sebelah kanan nanti ada registrasi untuk tamu dan sebelahnya untuk peserta, ibu silahkan registrasi di bagian tamu ya" Ucap nurul dengan suara gambus yang terdengar dibalik telpon. "Oke, baik, terima kasih" Ucapku semangat.
Sesampai di gedung , ternyata memang benar, registrasi tamu/undangan masih kosong. "Dek ini undangan saya" sambil menyodorkan undangan digital. "Baik ibu, dari Fakultas Dakwah dan Komunikasi ya" Ucap panitia dengan cepat. "Ibu, ini ada plastik supaya bisa memasukkan sepatunya" Sambil memberikan plastik berukuran sedang berwarna biru kepadaku.
Aku dipersilahkan masuk, dikatakan bahwa "Ini undangan" lalu aku melihat beberapa petugas mulai menyambutku dan mengarahkanku untuk masuk ke depan dan duduk di VIP yang sudah disediakan. Sepanjang jalan menyusuri pembatas lorong aku berpikir dan tak henti memuji Tuhanku, Allah azza wajalla yang memudahkanku untuk bertemu kekasih hari itu. Sudah ada minuman dan kue juga, lalu aku berpikir, "siapalah aku hingga aku bisa seperti ini?". Aku di barisan ke 5 dari depan, duduk menghadap kursi kekasihku. Lalu datanglah ibu Raihan, beliau salah satu dosen Manajemen Dakwah, lalu kami duduk berdekatan. Kemudian beliau bilang "Alhamdulillah Hanifah, sebenarnya kita ini tidak ada apa-apanya, kita kasta terendah, tapi karena ilmu Allah angkat beberapa derajat sehingga bisa duduk di sini" Ini seperti jawaban yang kucari tadi, Masya Allah, langsung terjawab.
Menunggu kedatangan ustazah sambil panitia mengurus peserta untuk masuk ke gedung. Ada suara rebana, gambus yang dimainkan, bukhur di bakar, tamu VIP berdatangan dan aku masih terdiam beku dan belum percaya bisa bertemu beliau sebentar lagi.
Kekasih yang ditunggupun tiba, panitia sudah mengumumkan untuk tidak mengambil foto, video, bersalaman dengan ustazah, menjaga ketenangan, tidak berbicara dan tidak membuang sampah sembarangan. Para hadirin dipersilahkan berdiri.
Kekasihku menyusuri jalan yang dijaga oleh panitia dengan lembut, menggunakan baju hitam dan jilbab lilac muda, wajah teduh dengan senyum tipis yang manis. Masya Allah ustazah, engkau seperti oase ditengah gurun pasir, obor digelap gulita, hujan ditengah kemarau, pohon hijau diantara pepohonan kering. Begitulah engkau bagiku. Mataku berkaca-kaca tak terasa menetes membasahi kedua pipi. Pandanganku masih tak henti memandang beliau hingga beliau duduk di kursi. Alhamdulillah, berkali-kali kuucapkan didalam hati sebagai rasa syukur atas nikmat terbesar yang Allah berikan. Inilah cinta, cinta pada yang Allah cinta. Cinta yang membuat hati berdebar dan bergetar. Aku puas-puaskan diriku melihatnya, sambil tersenyum dan tak henti berdoa.
Jarakku dengannya hanya 15 meter. Iya, hanya 15 meter. Bisa kamu bayangkan bagaimana bahagianya aku? Aku berdoa semua kalian juga bisa merasakannya. Tausiyah yang beliau sampaikan tentang "menggapai solusi langit" ada lima hal caranya yang pertama itu adalah dengan puasa, karena tidak semua laparmu harus dikenyangkan. Kedua sedekah, lakukanlah meskipun sedang sempit. Ketiga berzikir, kata Allah "Sebutlah namaKu, niscaya aku menyebut namamu". Keempat, mencintai nabi Muhammad saw, keluarganya, sahabatnya, para ulama dan apapun yang dicintai nabi. Kelima perbanyak shalawat. Banyak ragam dan jenis shalawat yang bisa diucapkan, ustazah menyebutkan untuk membaca shalawat Fatih minimal 100x, shalawat Thibbil Qulub 8x ato 80x sehari.
Terima kasih ustazah, Allah izinkan pertemuan ini terjadi, semoga kita bisa bertemu lagi di lain kesempatan. Semoga Allah kumpulkan kita di akhirat sebagaimana dikumpulkan di dunia. Scene demi scene yang kita lalui hari ini, aku abadikan dalam ingatanku. Semoga Allah jaga Ustazah, keluarga ustazah, guru-guru ustazah dalam kebaikan, Amin.