Tadi malam pergi nonton di bioskop, sebuah filem perang satu sangat bagus tentang kapal penuh pengungsi dibom si satu tempat di mediterania. Penonton geli sekali melihat adegan lelaki sangat gemuk yang berusaha berenang melepaskan diri dan dia dikejar helikopter, pertama orang itu kelihatan terapung-apung di air seperti lumba-lumba, lalu dia diperlihatkan pada penonton melalui lubang pengintai senapan, lalu badannya penuh lubang dan laut di sekitarnya berubah jadi jambon dan dia tenggelam begitu tiba-tiba seolah badannya kemasukan air lewat lubang-lubang itu.
pixabay
Penonton teriak-teriak sambil ketawa ketika orang itu tenggelam. Lalu keliatan sebuah sekoci penuh anak kecil dan helikopter mengambang berhenti di atasnya. ada perempuan separuh baya mungkin yahudi duduk tegak di haluan dengan bocah laki laki kecil sekitar tiga tahun dalam pelukannya. anak itu berteriak ketakutan dan menyembunyikan wajahnya di sela buah dada perempuan itu seolah dia sedang berusaha masuk bersarang di dalam tubuh perempuan itu dan perempuan itu merangkulkan tangannya pada bocah lelaki itu dan menenangkan nya walaupun dia sendiri biru karena ketakutan, selalu saja menutupi anak lelaki itu seolah dia pikir tangannya dapat menangkis berondongan peluru supaya tidak kena anak itu.
pixabay
Lalu helikopter menjatuhkan bom 20 kilogram di tengah mereka kilat ledakan yang mengerikan dan sekoci itu menjadi serpih batang-batang korek api. lalu ada adegan bagus tangan anak kecil terangkat bang lah naik naik naik ke udara sebuah helikopter dengan kamera di moncongnya tentu mengikutinya dan ada aplaus meriah dari tempat duduk partai tapi seorang perempuan di kelas untuk proletar di gedung itu tiba tiba mulai ngamuk dan berteriak itu tidak jangan tidak benar di muka anak-anak kecil itu jangan sampai polisi meringkusnya meringkusnya keluar kukira dia tidak diapa-apakan tidak ada yang ambil pusing apa yang dikatakan perempuan proletar itu reaksi khas mereka mereka tidak pernah berhenti menulis.
pixabay