Akhirnya Laki Paruh Baya itu Berobat ke Luar Negeri
Berobat ke Luar Negeri
Suasana masih pagi dan udara masih terasa sejuk ketika laki laki paruh baya itu tiba di sebuah rumah sakit di Pulau Penang, Malaysia.
Ini adalah kunjungan pertamanya ke rumah sakit di luar negeri setelah berkali kali ia keluar masuk rumah sakit di kampungnya. Para dokter yang dijumpai di rumah sakit di kampungnya itu sudah angkat tangan. Para dokter spesialis yang menanganinya itu sama sekali tidak tahu jenis penyakit yang diderita laki laki itu.
Akhirnya keluarga dan teman laki laki ini menyuruhnya coba betobat ke salah satu rumah sakit di Pulau Penang.
"Di rumah sakit Pulau Pinang ini sudah banyak yang sembuh, siapa tahu obat kesembuhan kamu ada di sana", saran kawannya satu hari .
Maka pergilah dia berobat ke Rumah Sakit di Pulau Penang itu.
Gejala sakitnya sebenarnya sederhana. Sudah lama dia merasa kepalanya seperti kosong dan ringan sekali. Akibat nya, karena kepalanya sangat ringan, ketika duduk dan berjalan begitu mudah bergoyang, seperti kapas digoyang angin. Ujung ujung nya dia menjadi pening..
Tak lama dia duduk di ruang tunggu dokter, seorang perawat dari etnis India mempersilakan dia masuk.
Setelah sedikit berbasa basi, dokter pun menanyakan keluhannya.
"Kepala saya terasa kosong,seperti tidak berisi. Seakan kepala saya begitu ringan sehingga mudah goyang goyang. Akibatnya saya sering pening", jelasnya kepada dokter.
"Ok, kita scan aja kepala Bapak", ajak dokter negeri jiran itu.
Maka proses scaning kepala laki laki itu pun berjalan lancar. Tiba tiba dokter itu terkejut ketika melihat layar komputer scan.
"Wah, benar, kepala bapak kosong, tidak ada otak sama sekali", jelas dokter sedikit khawatir.
Laki laki itu juga tidak kalah terkejutnya. "Lha, kemana juga otak saya", ucap laki laki itu seperti tidak percaya.
"Mohon sabar bapak, saya yakin otak bapak tidak hilang , mungkin bergeser posisi saja. Mari kita coba scan seluruh badan Bapak", kata dokter.
Sang dokter merasa ini pengalaman pertamanya melihat kepala manusia tanpa otak.
Selanjutnya, dengan di bantu perawat dokterpun menscan seluruh tubuh laki laki itu.
Ketika sensor scan sampai di lutut (bruek tuot) laki laki itu, sang dokter kembali terkejut.
"Wah, selamat Bapak, otak bapak masih ada, tapi sudah pindah ke lutut", jelas dokter. Dengan sedikit kecut laki laki itu merasa puas karena masih ada otak sekalipun sudah pindah ke lutut.
Setelah proses scan selesai, untuk menghilangkan rasa penasarannya dokter pun menanyakan kebiasaan sehari hari laki laki itu di kampung nya.
Laki itu pun dengan jujur dan pasrah mengkui kebiasaannya selama ini.
"Kebiasaan saya suka buang sampah di sembarang tempat", jelasnya dengan gaya lugu kepada dokter itu.
"Oh, pantaslah", dokter itu menggerutu dalam hati sambil mempersilakan laki laki itu keluar dari ruangannya.