THE MAN
a flash fiction by: Nizam Al-Kahfi PKB
I saw the man. He had a fresh scar under his left eye. He was the man I had a fight last night. But it was just a dream. I woke up this morning feeling tired. I cannot remember why we fought. I do remember hitting him with my fist under his left eye. He has a tough body; in real life he would probably trashed me into a pulp. In my dreams I do as I like. Our eyes met. I weaved my way out of the crowd to escape him. He followed me. He caught my left wrist.
"Wait," he said. "I believe this is yours."
He produced a wallet. Now I remember, the wallet fell out of my pocket in the dream. I woke up before retrieving it.
I took the wallet and said thank you.
"Why were we fighting?"
"I am wondering too, but it was just a dream."
I checked the wallet. There were two thousand dollars inside. I gave him one thousand dollars.
"Thank you. Are we still in a dream?"
"I don't know," I said.
© cerita-secangkir-kopi-pkb-Nov2014
Menarik. Enak di baca walau kurang paham semua maknanya
Makasih udah baca. Jangan lupa baca yang lain juga. @nizamalkahfi
ORANG ITU
karya: Nizam Al-Kahfi PKB
Aku melihat orang itu. Ia memiliki bekas luka segar di bawah mata kirinya. Semalam aku bergaduh dengannya. Tapi itu hanya mimpi. Aku bangun pagi ini dan berasa lelah. Aku tidak ingat mengapa kami bergaduh. Aku ingat memukulnya dengan kepalanku di bawah mata kirinya. Ia memiliki tubuh yang kekar; di alam nyata ia mungkin akan menghentam aku sehingga babak belur. Dalam mimpiku, aku melakukan apa saja yang aku suka. Mata kami bertemu. Aku berkelok-kelok ke dalam orang ramai untuk melarikan diri darinya. Ia membuntutiku lalu menyambar pergelangan kiriku.
"Tunggu," katanya. "Saya percaya ini adalah milikmu."
Ia mengunjuki sebuah dompet. Sekarang aku ingat, dompet itu jatuh dari sakuku di dalam mimpi. Aku terbangun sebelum sempat memungutnya kembali. Aku mengambil dompet itu dan mengucapkan terima kasih.
"Mengapa kita bergaduh?" katanya.
"Saya tertanya-tanya juga, tapi itu hanya mimpi," kataku.
Aku memeriksa dompetku. Ada dua puluh juta di dalamnya. Aku memberinya sepuluh juta.
"Terima kasih." katanya. "Apakah kita masih dalam mimpi?"
"Saya tidak tahu," kataku.
© cerita-secangkir-kopi-pkb-Nov2014