Mencintaimu Dengan Abadi

in #fiksi7 years ago
"Bagaimana aku bisa bertahan dibumi, jika yang tertinggal saat ini hanya tubuh,  sedang jiwanya telah ikut serta bersamamu. Mencintaimu dengan abadi, sayang…. Seabadi ketidak abadian itu sendiri, aku menantimu dalam helaan nafas panjangku disetiap detiknya semenjak waktu akhiri takdir kebersamaan kita di bumi”   

Ay, begitu panggilannya, wanita hitam manis yang umurnya sebentar lagi menginjak kepala tiga masih terlalu sering mengela nafas panjang…. 

Bukan karena ia masih sendiri sedang seluruh temannya telah dipersunting,  Namun helaan nafas panjang itu adalah rindu pada hangatnya sebuah pertemuan di masa lalu, meski berbulan-bulan lamanya sudah perpisahan itu terjadi. 

“Berhentilah mengela nafas !” Anis sahabat baiknya, akhirnya berkomentar di ujung telpon setelah sekian lama hanya ada desir angin mengisi ruang bicara mereka, 

 “kau akan tua dalam helaan nafas dan aku akan ikut mati didalamnya”, 

Ay, tersenyum, tak menjawab, mengarahkan pandangannya kelangit, menutup mata, membiarkan angin mengembusi wajah, menghayalkan masa lalunya, ia menutup secara sepihak telpon itu, dan kemudian beberapa kali telpon masuk dari sahabatnya  tak diangkatnya lagi.

 “Tuhan…. Apa yang harus aku lakukan, Aku terlalu merindukannya,”  

 Tuhan tak menjawab, 

Laut terdiam, 

Ombak menghampa, 

Angin seakan berhenti berhembus,

 Sunyi yang pasti, 

Perlahan desir pasir beserta pecahan ombak yang berkaki di pantai menghantar Ay semakin hanyut dalam kenangannya, Seakan tak bertenaga, Ay kemudian memasrahkan diri menjatuhkan tubuh berbaring telentang di pasir pantai untuk kemudian membiarkan senja memayungi tubuhnya. Sekelebat bayangan wajah kekasih yang dirindukan menjelma, duduk dan mengenggam tangannya, 

“kenapa lama sekali, aku sudah menunggu mu sedari dulu, tak taukah kau, aku begitu merindukanmu ? "

"berpura-pura tegar itu melelahkan bang…..” 

Butiran air mata tumpah sudah kini, Ay terisak dalam rindu sekaligus bahagia untuk pertemuan dengan kekasihnya. Lelaki itu tak menjawab, seakan mengerti isi hati wanitanya, ia pun ikut berbaring, menatap wajah Ay…dalam-dalam, 

“sekarang aku disini” laki-laki itu angkat bicara. 

“Kalau begitu peluk aku dan jangan lepaskan lagi, dan jika harus pergi lagi bawa aku, tak ada hal yang menarik di muka bumi jika tak ada kamu” ay…..meracau tak peduli pada harga dirinya lagi, ia hanya ingin bersama kekasihnya, Laki-laki itu tersenyum, seperti biasa senyumnya adalah malapetaka penuh gairah mistis mengundang untuk didatangi, menjerat siapa pun yang melihat untuk tak bisa memalingkan pandangan ke identitas yang lain, perlahan laki-laki itu menyisiri rambut Ay, lalu memandangi kedua mata menembus gemuruh rindu yang sedari tadi tertahan.

“ikutlah bersamaku !”. 

“Bujukan mu adalah racun dan aku tak bisa melepaskan diri darimu lagi”  

“baiklah aku akan ikut,tapi peluk dulu “ pinta Ay  memelas manja, 

“ kau memang penggoda paling berbahaya”, laki-laki itu tersenyum tak menolak. Ay tertawa, perlahan mereka hanyut dalam debaran hati yang berlomba dengan debaran ombak, ada arus yang tak bisa dibendung di sana, perlahan lelaki itu mendekatkan bibirnya dikening Ay, mengecup pelan dan menyematkan kata cinta di ujungnya, lalu mengalir pada satu dua kecupan dibola mata, hingga pada semua hal yang terjadi dikemudian….tak layak lah itu untuk dituliskan.

 Senja telah turun, sebentar lagi malam. 

Senyap pantai meninggalkan jejak rindu, seorang anak nelayan berlari tergopoh-gopoh menuju pemukiman, berteriak pada siapa saja yang dia jumpai pertama kali dijalan….. 

 “Pak Tuo, ada perempuan pingsan di pantai dekat tebing” Laki-laki paruh baya yang dipanggil Pak Tuo itu terkejut, reflek memanggil beberapa pemuda yang berada disekitarnya untuk ikut serta menuju lokasi yang ditunjukan anak nelayan tadi,  perempuan yang ditunjuk masih berbaring, senyum mengembang manis dibibirnya. Pak Tuo mendekati perempuan itu, dan sejenak kemudian Petuha Gampong itu tahu, perempuan yang dimaksud bukanlah pingsan tapi telah tertidur untuk selamanya.

Hp di dekat tubuh perempuan itu bergetar, sebuah pesan singkat masuk. 

Pak Tuo memberanikan diri membuka dan membaca isinya, berharap bisa menemukan jejak keluarga si perempuan yang terbaring mati di pantai senja ini.

Pesan itu dari anis, "Ay, aku mohon iklaskan lah dia, ia telah berada ditempat yang lebih baik saat ini"

Pak Tuo tak mengerti dan tak ada siapapun yang bisa menafsirkannya…..

Tapi laut, pasir, dan angin tahu dan telah menjadi saksi untuk rindunya.

 perempuan itu telah ikut serta bersama cintanya. 

dalam jejak cinta yang mengabadi.    

14/03/2018 -Kh

Sort:  

Congratulations @aliapribumi! You received a personal award!

Happy Birthday! - You are on the Steem blockchain for 1 year!

You can view your badges on your Steem Board and compare to others on the Steem Ranking

Do not miss the last post from @steemitboard:

Are you a DrugWars early adopter? Benvenuto in famiglia!
Vote for @Steemitboard as a witness to get one more award and increased upvotes!

Congratulations @aliapribumi! You received a personal award!

Happy Steem Birthday! - You are on the Steem blockchain for 2 years!

You can view your badges on your Steem Board and compare to others on the Steem Ranking

Do not miss the last post from @steemitboard:

Downvote challenge - Add up to 3 funny badges to your board
Vote for @Steemitboard as a witness to get one more award and increased upvotes!

Coin Marketplace

STEEM 0.17
TRX 0.15
JST 0.028
BTC 62952.72
ETH 2429.38
USDT 1.00
SBD 2.56