Misteri Fiksi Kilat
Tersangka ada dalam petunjuk.
Tentu saja ada tersangka! Makanya kamu membaca flash fiction. Memeriksanya kata demi kata, huruf demi huruf, untuk tidak menemukan apa pun.
Kamu tidak akan menyerah. Fiksi kilat seperti yang kamu baca sekarang sangat akurat. Kamu pasti akan menemukan makna tersirat. Mengucek matamu, memeriksa jarak antar huruf, spasi dan baris. Tidak ada petunjuk satu pun. Tidak ada.
Tersangka lebih pintar dari yang kamu bayangkan.
Kamu mengambil suryakanta. Memeriksa lekuk liku sepuluh koma, karena boleh jadi tersangka bersembunyi di salah satunya. Teka-teki rahasia mengapa fiksi ini tidak mempunyai tanda tanya atau tanda seru.
Tersangka tidak meninggalkan jejak berupa tanda petik. Tidak.
Dengan mikroskop untuk gawai yang dibeli melalui aplikasi online shop, kamu mempelajari setiap karakter. Kamu menemukan hal yang sama sekali tidak biasa, semacam karakter antagonis. Kamu membeli segala macam bahan kimia untuk melacak jejak.
Kamu fokus berpikir deduktif ala detektif pada karakter tersebut. Mencurahkan segala yang dibutuhkan.
Tengah malam kamu mendengar suara mengerikan, sesuatu yang mengerikan. Suara perutmu yang kelaparan. Kamu terpekur di meja makan, memikirkan flash fiction yang belum dapat ditutup karena tersangka belum ditemukan. Tetap bertahan dalam pencarianmu. Jangan menyerah atau gemetar ketakutan. Jangan.
Sampai akhirnya kamu tersadar dan kecewa.
Seperti yang telah saya ketahui sejak awal, bahwa tersangka adalah kamu adanya.
Bandung, 6 April 2019
Image source
Masih nulis manis juga abang niyh rupanya 😉 apa kabar @ayahkasih 😊 maaf lama nggak ngecek kehadiranmu, baru2 ini saja mulai nobgol di feed lagi. Masih seru2an di plukers bang?
Plukme ka habeh umu :)
Pakoooon?
Hehehehe. Ini mengingatkan aku pada novel The Murder of Roger Ackroyd by Agatha Christie. Hidup Hercule Poirot !!
Hahahaha...jauh di bawah Agatha Christy, bang. Makasih.