ITN-IndonesiaTouristNews : KISAH CINTA-PULAU ECO-RESORT, KINI MENGAKOMODASI 50:50 ANTARA PENGUNJUNG DOMESTIK DAN LUAR NEGERI, 100% DIBUAT OLEH PENDUDUK LOKAL
Gorontalo, ( ITN-IndonesiaTouristNews ): " Pulo Cinta " Eco-resort lahir dari mimpi dan cita-cita seorang pria Indonesia untuk membangun sebuah resor di laut seperti di Maladewa dan Bora-bora, Polynesia. Dalam perjalanan untuk mensyukuri mimpinya, Tony Nugroho menemukan lokasi unik di Teluk Tomini, Gorontalo (terletak di bagian utara pulau Sulawesi). Menurutnya, jarang ada pemerintah daerah yang mau memberikan dukungan seperti yang dilakukan oleh pemerintah daerah Gorontalo saat baru mulai berinvestasi.
Sejak 31 Januari 2015 ia mengoperasikan sebuah resor eko di gundukan berbentuk hati di tengah lautan Teluk Tomini, lepas pantai Gorontalo.
"Kami tidak tahu bahwa pulau mungil itu (sandbar) berbentuk hati. Kita melihat sejauh mana. Kemudian terlihat di Google via satelit. Uh, pulau ini benar-benar terlihat berbentuk hati. Itu langka Jadi kita membangun dermaga mengikuti bentuk pasir, bentuk hati. Akhirnya kami mengangkat ikon ini dan menyebutnya Pulo Cinta (artinya pulau cinta). Nama asli pulau itu adalah Tanggulomato, yang berarti pecahan mata, "kata Tony Nugroho, Direktur dan pemilik Pulo Cinta Eco-resort.
Sebelumnya Tony dan timnya melakukan survei 3 bulan di Kabupaten Boalemo yang memiliki 23 pulau. Akhirnya ia jatuh cinta pada pandangan pertama di Pulo Tanggulomato, sebuah gundukan pasir yang cukup lebar dan tidak tenggelam meski ada air pasang surut.
Saat mulai membangun resor ia siap menerima semua kondisi dan kendala nyata. Tidak ada listrik dan tidak ada air tawar. Pulo Cinta Eco-resort sekarang menggunakan tenaga surya 100% untuk memenuhi kebutuhan listriknya, sedangkan air bersih segar masih dikirim dari daratan.
Dalam pengelolaan sampah, terutama buang air seni dan kotoran, ia menggunakan septic tank ramah lingkungan sehingga bila dibuang ke laut semua akan berada dalam kondisi bersih.
Bahan bangunan resor diambil dari bahan baku kayu lokal yang banyak dan mudah ditemukan di daratan Pulau Sulawesi. Di antaranya adalah kayu kelapa dan kayu mibong . Menu makanannya sederhana namun menggunakan bahan baku segar yang dibeli di pasar lokal di Boalemo. Bahan makanan lokal segar dan baru dimasak merupakan kemewahan baru lainnya yang bisa ditemukan oleh pengunjung ..
Sebagian besar staf di resor ini adalah orang-orang dari desa-desa pesisir Boalemo. Pada awal operasi hanya ada 7 karyawan, sekarang 40 orang dipekerjakan di sini .. Dengan bertambahnya tamu asing yang menginap di Pulo Cinta, ada dua orang asing di tingkat manajerial yang membantu mengelola resor tersebut.
Pulo Cinta Eco-resort menawarkan total 17 kamar di 15 vila. Vila dengan 2 kamar tidur, vila dengan 3 kamar tidur, vila dengan satu kamar tidur dengan dua tempat tidur queen dan 12 vila dengan 1 kamar tidur masing-masing dengan tempat tidur berukuran besar! Vila 2 dan 3 kamar tidur dilengkapi dengan 2 dan 3 kamar mandi.
Seluruh bangunan vila terbuat dari kayu dan pintu yang bisa dibuka dan ditutup sesuai kebutuhan para tamu. Udara mengalir dengan baik sehingga kipas angin cukup untuk membantu ruangan dingin. Masing-masing villa juga dilengkapi satu unit TV dan telepon.
Pada awal operasi, dalam seminggu hanya satu vila yang disewa. "Itu saja membuat kita bahagia," tambah Tony. Kini hunian resor rata-rata mencapai 60% dalam setahun. Rata-rata dalam satu hari ada 10 sampai 11 vila yang disewa.
Tony membangun Pulo Cinta Eco-resort bagi orang Indonesia untuk menghargai kekayaan negara. Sebelumnya para tamu adalah 80% wisatawan domestik dan 20% tamu asing. Sekarang mulai berubah, 50% tamu lokal dan 50% tamu asing. Sebagian besar tamu asing datang dari Prancis dan Jerman.
Tamu dalam negeri tetap rata-rata antara 3 hari 2 malam sampai 4 hari 3 malam. Sedangkan tamu asing tinggal antara 4 hari 3 malam hingga 7 hari 6 malam. ***