Piala Dunia dan Warung Kopi

Bukan hal yang aneh membicarakan tentang piala dunia. Turnamen sepak bola yang diselenggarakan selama empat tahun sekali. Turnamen sepak bola ini merupakan turnamen terbesar, di mana melibatkan club-club sepak bola yang akan membawa bendera negara masing-masing. Semua pemain sepak bola hebat, dari tim mana saja akan ikut berlaga mempertahankan negaranya. Tiga hari dalam pekan ini telah berjalan pertandingan tersebut di babak penyisihan awal.

Turnamen piala dunia sepak bola menjadi acara yang ditunggu tunggu masyarakat pencinta bola kaki. Peminatnya super luar biasa dan sangat fenomenal. Ada yang telah mempersiapkan diri untuk menonton langsung kejuaraan sepak bola piala dunia walaupun harus mengeluarkan biaya yang sangat besar. Memang benar bahwa piala dunia melibatkan biaya yang sangat besar dan memberi pengaruh hingga keseluruh dunia. Ada pengaruh gelombang ekonomi di mana-mana saat berlangsung kejuaraan sepak bola piala dunia.

Di samping orang-orang yang melibatkan diri secara langsung dalam acara piala dunia, ada masyarakat diluar itu yang juga ikut berpartisipasi memeriahkan piala dunia, terutama pecinta sepak bola. Mereka tidak terlibat dalam acara, tidak ada hubungan dengan pertandingan piala dunia, tidak berada di negara diselenggarakan piala dunia, bahkan bukan pecinta piala dunia, namun tetap ikut berpartisipasi dalam memeriahkan pertandingan piala dunia. Barang kali sedikit perbedaannya pada pola berpartisipasi dan bersifat teknis. Sebahagian mereka mempersiapkan diri untuk rutin menyaksikan piala dunia melalui siaran televisi, internet dan koran. Tidak merasa berat mengeluarkan biaya, menghabiskan waktu dan tenaga untuk mengikuti pertandingan ini. Banyak kebiasaan dan kegiatan lain ditinggalkan untuk piala dunia. Waktu dan tenaga disisihkan untuk piala dunia, terlebih lagi yang memang pecinta sepak bola.

Hal ini juga menjadi momen meraup keuntungan bagi pihak lain. Talenta bisnis mereka muncul dan sangat peka mencium kesempatan ini. Salah satunya adalah pebisnis warung kopi. Jauh jauh hari telah mempersiapkan semua fasilitas nonton piala dunia. Sehingga lahirlah budaya nonton bareng. Banyak yang mengungkapkan bahwa tidak seru jika nontonnya sendiri saja di rumah. Mereka lebih memilih nonton bersama di warung kopi. Dengan demikian mereka bebas berekspresi. Sorakan terdengar di mana-mana hingga menjelang pagi. Memang piala dunia benar-benar mendunia dan sangat fenomenal.

Warung kopi penuh dan padat penonton piala dunia. Warung kopi buka sampai pagi. tidak hanya memasang televisi akan tetapi mereka ada yang memasang proyektor yang ditembaknya keluar besar, ditambah dengan pengeras suara, seakan berada dalam sebuah bioskop. Musim piala dunia memberi pengaruh keseluruhannya dunia dalam segala aspek. Di Aceh, warung kopi adalah pilihan utama menonton piala dunia. Pebisnis warung kopi menganggap piala dunia sebagai musim panen. Semua warung kopi ekstra aktif membuka warung dan memberikan pelayanan lebih dalam masa piala dunia ini. Bahkan tidak sedikit pebisnis warung kopi menjadikan musim piala dunia sebagai syarat awal memulai bisnis warungnya. Karena banyak pebisnis warung mampu meraih pendapat minimal setengah modal kembali selama musim piala dunia. Sungguh perubahan yang sangat luar biasa.