Aku Bukanlah Seorang Pembantu
Hallo sahabat steemian pada kesempatan kali ini saya ingin menceritakan sedikit kisah tentang " ibu pekerjaanmu yang jarang di hargai "
Bila kita bercerita tentang sebuah keluarga pastilah yang akan terbayang dalam pikiran kita yaitu sosok seorang ayah, seorang ibu,seorang kakak dan seorang adik.
Disini saya hanya ingin membahas tentang peran seorang ibu, ibu itulah sebutan yang kita tujukan kepada seorang wanita yang telah mengandung, melahirkan,merawat, mendidik dan membesarkan kita, namun apakah kita tau selain mengurus kita sebagai anak, ia juga mengurus segala keperluan rumah tangga, seperti memasak, memasak bukanlah satu pekerjaan yang ringan karena pertama dia harus memasak nasi,menyiangi sayuran yang akan di sayur,membersihkan ikan yang akan digoreng, dan bahkan sebelum itu semua ia harus pergi kepasar untuk berbelanja segala keperluan rumah tangga, setelah selesai memasak ia akan menjemput anak anak pulang sekolah, setelah itu mengumpulkan semua pakaian kotor untuk dicuci, selesai mencuci pakaian ia akan melihat meja makan yang berantakan dan tugasnyalah untuk membereskan meja makan serta ia akan mencuci piring,dan kadang kadang ia akan makan siang setelah yang lain selesai makan, setelah selesai masalah di dapur ia akan mengambil sapu untuk membersihkan setiap ruangan, setelah selesai membersihkan ruangan didalam rumah beralih keluar untuk membersihkan halaman luar, selesai itu baru ia akan mandi dan istirahat sejenak, disaat itulah ia akan mengerjakan apa yang ia suka meskipun sesaat seperti main hp ataupun menonton televisi,malamnya ia akan menyeterika pakaiaan yang di cuci siang tadi ,selesai baru istirahat malam.
sahabat steemian apakah pernah kita bayangkan seandainya saja kita berada pada posisi tersebut apakah kita sanggub ? Yang membuat kita tak habis pikir, sebanyak itu pekerjaan yang ia kerjakan kadang kadang ia tak dihargai, dan bahkan katanya ibu rumah tangga itu nggak ada kerja cuma nyantai aja dirumah.
Sekian sahabat stemian cerita seorang ibu yang tak pernah mengharapkan balasan apapun dari putra putri mereka, harusnya merekalah yang nyadar diri.