Perjalanan Yang Butuh Beberapa Tempat Transit
Sedari pagi mengaspal. Tentu butuh beberapa tempat transit. Baik untuk keperluan sebagai tujuan perjalanan, maupun sekedar untuk menyegarkan kembali otot-otot yang butuh relaksasi. Calang titik awal perjalanan, ditemanali seorang teman yang punya hajat ke Banda Aceh.
Dari Calang Aceh Jaya, kami menyusuri aspal demi aspal. Gerombolan lembj yang berkeliaran di jalanan nasional itu, harus menjadi sesuatu yang butuh kewaspadaan ektra. Betapa tidak, kerumunan sapi itu kerap berbuat onar, dasar lembu tidak punya pikiran, otak dia punya, tapi tak berpikiran layaknya pemilik lembu yang punya otak dan juga dikarunai pikiran sehat.
Dibeberapa titik lembu menguasai separuh bahjan seluruh badan jalan. Untuk pengguna jalan mesti super waspada, bila tidak ingin terjadi hal-hal yang berakibat fatal, dan perjalanannya akan terganggu, kok saya jadi ngomongin lembu ya? Ya wajarlah, soalnya lembu-lembu itu sudah sangat menggangu pengguna jalan. Belum lagi kotorannya yang bertebaran dimana-mana, elak lembu, tergilas kotorannya, mendingan sih, dari pada mengelak lalu tertabrak lembu.
Mungkin sudah sangat banyak yang jadi korban gegara keberadaan lembu di jalan, bahkan sebagian lembu-lembu itu berkandang di jalan, sembari menhangatkan badannya. Tapi sekali lagi lembu-lembu menyebabkan kecelakaan begitu sering terjadi. Saya kok belum bisa move on dari membahas lembu dijalanan? Saya tidak berada pada posisi menyalahkan pemilik lembu yang berakal. Tentu pemilik lembu sudah menyediakan kandang yang begitu nyaman untuk lembu-lembu itu. Hanya saja lembu-lembu tidak menghargai apa yang dilakukan oleh pemiliknya.
Ah, saya harus mengakhiri dari membahas L E M B U. Fokus kembali pada perjalanan yang saya tempuh sejak pagi tadi, dan beberapa tempat yang saya singgah. Dalam perjalanan yang jauh sangat diperlukan keadaan yang fresh alias fit. Saat lelah segera singgah dimana yang dipandang layak untuk tempat singgahan.
Kami memilih tempat singgah pertma di seputaran Leupeung, untuk sekedar menikmati segelas kopi dan memgembalikan kekauan otot-otot. Baru kemudian melanjutkan lagi perjalanan, karena tadi merupakan hari Jum'at, maka kami memilih masjid Al-Ishlah Lhok Nga untuk tempat shalat Jum'at dqn sekaligus mengistirahatkan seluruh organ tubuh sembari memenuhi kewajiban.
Setelah shalat Jum'at kami kembali melanjutkan perjalanan ke Banda Aceh yang tidak lagi jauh, sesampainya di Banda Aceh, kami langsung mencari warung untuk makan siang, setelah makan siang usai, hajat teman yang menemani saya sejak dari Calang untuk melihat sebuah mobkas alias mobil bekas atau mobil second di seputaran Geuceu Menara. Di sini lumayan lama kami bisa istirahat sambil melihat-lihat mobil yangvakan dibeli sang teman.
Setelah melihat-lihat tentu negosiasi juga dilakukan teman, untuk mendapatkan harga yang lebih miring dari yang diberikan oleh penjual. Setelah semua cocok. Transaksi pun dilakukan. Namun apa mau dikata, rupanya teman itu tidak membawa uang tunai, niat hati akan dibayar dengan cara transfer, tapi jadwal bank sudah tutup dan tidak dapat dilakukan melalui ATM. Karena transaksi melalui ATM dibatasi pada jumlah tertentu dan tidak sesuai dengan harga mobil yang sudah disepakati.
Akhirnya teman itu harus kembali ke Calang tanpa membawa pulang mobil, dan harus kembali lagi pada hari Senin. Sementara saya memilih untuk berta'ziah ke salah satu keluarga yang ada di Lambaro skep. Beberapa saat berada di rumah duka, saya mohon diri dan menghubungi seorang teman untuk mengajaknya bertemu disalah satu warung kopi di seputaran Kampung Mulia. Untuk kali ini saya padai saja sampai disini dulu. Karena saya akan kemabli melanjutkan perjalanan.
Terimakasih telah bergabung dengan Inisiatif arTeem, @seumalu.
Salam sukses arTeemian.
Posted using Partiko Android
Dan dari photo, kayaknya ini di Saree :)
Kak @rayfa tau tau je, ya ni di cikgu sare, singgahan terakhir dalam perjalanan dari Aceh Jaya ke beureuneun