Mempertanyakan sebuah hubungan
Pernah gak kamu, kalian mempertanyakan hubungan yang kalian miliki dengan seseorang, atau sekelompok orang di luar sana?
Saya? Dulu sekali, ketika masih sekolah, sering mempertanyakan sebuah hubungan dari perilaku seseorang tersebut terhadap kita. Sekarang justru merasa sangat aneh ketika hal ini dijadikan suatu masalah.
Gegara beberapa kali menuliskan tentang Sarajevo yang didalamnya menyebutkan dua sahabat di benua seberang, beberapa kenalan mulai mempertanyakan kenapa saya tidak menulis tentang mereka. Eh? Apa karena bukan sahabat? Lah??
Saya tidak menulis berdasarkan tata bahasa, saya juga gak akan menuliskan makna dari sebuah hubungan - apapun bentuk hubungannya - dari kamus besar bahasa indonesia.
Dari jaman ke jaman, saya mengertinya semua orang yang saya kenal adalah teman atau saudara. Selain saudara kandung, saya menyebut mereka dengan saudara. Sama halnya ketika di rumah (keluarga besar saya) kita diajarkan memanggil semua yang tua dan perempuan dengan sebutan nenek - yang ujung-ujungnya bikin bingung, nenek mana yang sedang diomongin :D
Teman sekolah, teman ngantor, teman ngopi, temannya si teman yang belakangan jadi teman saya, and so on. Trus sahabat? Dua orang yang sering saya sebutkan di postingan tentang Sarajevo, saya menyebut mereka dengan sahabat, bukan teman.
Menurut pemahaman, dan semengerti hati saya, hubungan yang bernama "sahabat" itu lahir dari hati, bukan dari mulut. Jadi agak aneh ketika seorang teman mengatakan, " mulai hari ini, kita sahabatan ya" . Hah? Trus kemudian langsung ada kewajiban untuk menceritakan hal-hal pribadi alias curhat, harus ke si sahabat-by-request- tadi. Seriously?
Maaf jika saya jadi mempertanyakan soal tak seberapa ini namun dianggap seperti hidup dan mati bagi sebagian lainnya. Apalagi kemarin tiba-tiba saja saya diajak sahabatan dengan beberapa orang kenalan karena kita punya pemikiran saya yang sama (pada satu bidang). Pengen jawab ga mau, rasanya aneh. Ditanggepin dengan ketawa aja, eh dianggap mengiyakan. Haha
Dulu, saya sempat menyebut semua yang saya kenal sebagai teman. Sampai-sampai seorang kolega pernah komentar, apa gak capek punya kebanyakan teman. Di saat yang sama, saya justru mempertanyakan kondisi dia yang ngakunya hanya punya beberapa teman. Belakangan saya baru ngeh, kalau di Jerman (salah satunya), mereka punya banyak beberapa jenis hubungan. Dari freund (teman), kolega, bekannte (kenalan). Bisa jadi ada lagi tingkatan di atas freund ataupun dibawah bekantte . Kalau tetangga ada yang seumuran, bukannya menyebutkan teman, mereka tetap menyebutnya tetangga (nachbarn). Di Korea berbeda lagi, jika seumuran (lahir di tahun yang sama) maka bisa disebut teman. Nah loh.
Hubungan itu, dekat atau tidaknya, bukannya soal waktu ya. Let it flow, dan by the time hubungan pertemanan ini akan jelas kearah mana. Sahabatkah, atau bukan. Justru kayaknya aneh ketika hubungan seperti ini pun dipertanyakan.
Trus, hubungan kita ini apa? Teman? Kolega? Kenalan? Atau sesama steemian saja? :D Pertanyaan yang sangat penting ya saudara-saudara
:D
This is not a simple question it may have very great aspects depending sceneries and people engagement to the relationship
Right, but people in my surrounding are used to describe the relationship closer to what it actually is. Well..not everyone of course, but at least I used to do that.
Ini bahasan yang sangat menarik bagi saya kak. Bahkan saya tidak tau batasan yang mana sahabat, teman, bahkan pacar. Semua berjalan sebagaimana mestinya. Saya sangat terganggu dengan sebuah batasan-batasan yang mengelompokkan orang lain. Jadi tidak nyaman saja. Lagi pula soal menceritakan hal pribadi, kita bisa memilih sendiri kepada siapa akan kita ceritakan. at least bahasan ini menarik
Secara g langsung...Kita dibiasakan until mengelompokkan sebuah hubungan, trus setiap hubungan punya "rule" tersendiri. Ntah drmana munculnya. Kalau jaman masih bocah dulu mungkin pernah ada yg beginian, geng-gengan, tapi semakin dewasanya kita, harusnya bagian ini ikut terdewasakan juga. Duh..terdewasakan apa pula artinya ya 😁
Iya kak. Dan masih bingung tentang pengelompokan hubungan itu setelah menyatakan cinta, atau dengan kata zaman sekarang tembak. Setelah kejadian ini, semuanya berubah. Bahkan sampai pengaturan terhadap hal-hal yang terlalu pribadi.
Eaaaaaaa
Top. Well, boleh diperjelas kak, gimana status hubungan kita? 🙄
Jawabnya di hati aja ya...biar g mengundang fitnah apalagi ghibah * lohh 😂😂😂
Pinter kali main petak umpet ya. Boleh juga kak. Senang bisa kenal saudari. BarakAllahulana.
Hahahahhaa ..maaf lahir btn kalau bgitu 😁
Kalau kayak aku yang mengagumi kak Mira, hubungan kita apa?
Wahh ini kebalik ini 😅😅
Pertama kenal karena Steemit...trus jd sodara dunx 😘... postingan nya keren, udh kami resteem yah eaaaak
Apa yaa.. temenan? Temen steemian? Sahabat steemit?
Yah pokoke gitu deh, buat saya semua yang baik saya sebut sahabat. Kalo udah ngga terlalu baik ya saya bilangnya "dulu temen di... (sebut nama tempat kerja atau dimana kenalnya)
Kalo sampe musuhan, misal ada yang tanya "eh, si A apa kabar?" Saya akan bilang, "Temen Lo tu yeeee..."
Tapi kadang rasa juga menjebak lo Kak @rahmanovic.
Kita menganggap sekedar teman, tapi kog ingin diperhatikan.hehehee..
Sepertinya hubungan diantara kita baru akan terjalin mbak. Silahkan dipilihkan jenis hubungan apa yang tepat untuk kita 😉, heheheheeee 😊.
Salam kenal, makasi banyak dah vote di patidusa aq yang ke 2 😘