[fiksi] Cucu Kesayangan Kakek
Gelap malam semakin pekat, suasana sunyi kian mencekam, gemuruh halilintar dan cahaya kilat menyambar beriringan, di kala itu pula seorang gadis manis yang baru tamat sekolah dasar tengah berada dalam sebuah kontrakan sederhana,
![image]() ***image source by [google]***(https://adhamology.wordpress.com/tag/cerpen/)
Wajahnya tampak jelas menyiratkan rasa cemas, khawatir dan was-was, berulang kali dia menengok ke arah pintu, berharap kakek kesayangannya mengetuk pintu dengan senyum mengembang, namun sang kakek belum juga datang, padahal jarum jam tampak akan menghampiri angka sebelas, tak biasanya sang kakek meninggalkan ia seorang diri hingga mega merah menghilang,
Sungguh perasaan khawatir telah merajai dirinya, dia takut satu-satunya keluarga yang ia miliki akan meninggalkannya begitu sajah, hingga ia mengelilingi ruangan demi ruangan, yang sebenarnya di ruangan itu-itu saja, ia hilir mudik menghitung lantai, di lantai itu-itu saja, berulang kali melirik jarum jam, hanya pada jam itu-itu saja, meskipun akhirnya rasa lelah dan kantuk mampu membujuknya duduk di samping
pintu dan menyandarkan kepalanya pada lutut mungil dalam dekapannya, mimpi pun mulai menghiburnya, saat itulah kakek yang amat ia nantikan datang dengan membawa gerobak yang masih penuh dengan berbagai macam gorengan, pakaiannya menyatu dengan air hujan, dingin menjadi selimut tubuh rentanya, dengan tangan gemetar sang kakek hendak mengetuk pintu, namun dari kaca jendela yang belum tertutup hordeng ia melihat cucu kesayangannya telah terbuai mimpi,
![image]() ***image source by [google]***(http://paroleacolori.com/fantastici-4-migliori-musical-della-storia-del-cinema/les-miserables-tom-hooper/)
Akhirnya ia urungkan niat mengetuk pintu, dan mencari kunci cadangan dalam saku celananya yang telah tergenang air, dengan sangat hati-hati ia membuka pintu dan melangkah ke kamar mandi karena takut gesekan daun pintu dan derap langkahnnya merenggut mimpi indah cucunya.
Setelah sang kakek telah mengganti pakaian basahnya dengan jaket kusam ia berniat akan menggendong cucunya ke kamar agar suhu dingin lantai tak menjalar pada tubuh cucunya, namun apalah daya..?,
Akibat terpaan angin malam, dan guyuran air mata langit, asma sang kakek kambuh, hingga kakinya pun tak mampu menopang tubuhnya, tangan kanannya memegang bagian dada berusaha menahan himpitan yang tercipta mendadak dan mampu membuat nafasnya tersengal, ia menyandarkan tubuhnya di dinding yang juga disandari cucunya, badannya merosot perlahan hingga kini ia duduk di samping cucu tercintanya, wajah bijaknya mendadak berubah sendu, ia sangat merasa bersalah karena sekedar membiarkan cucunya tertidur di tempat yang layak saja ia tidak mampu.
“Harusnya gadis seusiamu bisa main-main, dan tidur dalam dekapan bundanya.., tapi kakek malah membuat hidupmu dihabiskan di pasar, di dapur, dan di sekolah saja.., sepulang sekolah teman-temanmu bisa shopping atau pergi ke toko buku bersama, tapi kamu harus membantu kakek membuat gorengan hingga petang..,”
![image]() ***image source by [google]***(https://www.inspiradata.com/begini-doa-agar-dimudahkan-segala-urusan-2/)
Sang kakek terus merutuki dirinya karena tak mampu membahagiakan cucu satu-satunya tanpa memikirkan sakit yang kian menjalar ke paru-parunya dan melupakan gorengan yang belum terjual karena hujan deras mengguyur bumi berjam-jam, tiba-tiba air matanya meleleh mengingat almarhum anaknya telah tiada saat melahirkan Ana Nur Mukhlishoh,
Ia ingat betul almarhum anaknya hanya memberikan nama pada calon bayi yang dikandungnya, tapi tak mampu mendengar tangisan dari sang bayi, dan tak sempat menyaksikan anaknya tumbuh menjadi anak yang ikhlas menerima keterbatsan yang disuguhkan oleh kakeknya, ia tak pernah mengeluh meski sering kali harus memakai seragam kusam ke sekolah, ia selalu ikhlas menerima segala kudrat dan iradat-Nya sesuai nama yang disandangnya.