Asal Mula Karakreristik Dan Prinsip Fundamentalis || Origins, Characteristics and Fundamentalist Principles

in #esteem6 years ago

image


Selamat malam saudara malam ini saya akan melanjutkan penulisan saya yang kemarin dan seperti janji saya, saya akan membahas lebih mendetail tentang asal-usul, ciri-ciri beserta prinsip-prinsip fundamentalisme, selamat membaca.

Fundamentalisme adalah sebuah gerakan dalam sebuah aliran, paham atau agama yang berupaya untuk kembali kepada apa yang diyakini sebagai dasar-dasar atau asas-asas.

Istilahnya fundamentalis pertama kali muncul di kalangan agama Kristen Amerika. Istilah ini pada mulanya digunakan untuk menyebut gerakan dalam agama Kristen Protestan yang menganut ajaran Ortodoksi Kristen yang berdasarkan atas keyakinan-keyakinan mendasar.

Ada banyak ciri yang diidentikkan dengan kaum fundamentalisme:

  1. Menolak perubahan.
  2. Intoleransi.
  3. Tertutup.
  4. kekakuan madzhab.
  5. keras
  6. Tunduk kepada tradisi.
  7. kembali ke belakang dan menentang pertumbuhan dan perkembangan zaman.

Secara definitif istilah fundamentalisme tidak ada bedanya antara fundamentalisme dalam agama maupun dalam politik. Bagi orang yang percaya akan paham ini akan selalu mengarahkan segala kegiatannya sesuai dengan pemahaman mereka. Model pergerakan sangat mendominasi aktifitasnya. Mereka sadar betul bahwa pemahaman jika tidak diamalkan akan tinggal teori belaka, yang tidak berpengaruh kepada kehidupan masyarakat. Secara otomatis mereka senang terhadap kekerasan, teror dan perang, karena berambisi untuk merubah orang lain, dan sulit untuk toleran dengan lingkungan yang berlainan dengan pahamnya.

Semua aliran fundamentalisme sepakat tentang faham di mana Nash yang menjadi rujukan memuat sekumpulan kebenaran-kebenaran abadi yang berlaku di sepanjang zaman. Inilah garansi ke-ma’suman-nya, oleh karena itu dianggap sebagai ideologi nash atau kitab sebagai petunjuk yang menjawab segala problem. Sikap seperti ini malah menghilangkan keistimewaan agama, karena sudah menganggap agama telah finish, meski sebenarnya masih terbuka.

Martin E. Marty mengemukakan sikap atau gerakan dapat dikategorikan sebagai fundamentalisme apabila memenuhi empat prinsip:

  1. Fundamentalisme bersifat oppositionalisme (paham perlawanan), yaitu sikap atau gerakan yang selalu melawan terhadap hal (baik ide sekulerisme maupun modernisme) yang bertentangan dan mengancam eksistensi agama.

  2. Fundamentalisme bersifat penolakan terhadap paham hermeneutika, yakni penolakan terhadap sikap kritis atas teks dan interpretasinya.

  3. Fundamentalisme bersifat menolak terhadap paham pluralisme dan relativisme yang keduanya dihasilkan dari pemahaman agama yang keliru.

  4. Fundamentalisme bersifat menolak terhadap paham sosiologis dan historis, yakni perkembangan historis dan sosiologis telah membawa manusia semakin jauh dari doktrin literal kitab suci.

Berbeda dengan Islam Dalam menyempaikan pesan, Allah menggunakan Basyiran (kabar gembira) dan Nadziran (ancaman). Menariknya, jika diperhatikan secara seksama penggunaan kata ‘basyiran wa nadziran’ maka akan ditemukan fakta bahwa Allah selalu mendahulukan kabar gembira dari pada ancaman.

Ketika menyampaikan kabar gembira Alquran menggunakan kata ‘basysyara-yubassyiru’ yang dalam gramatikal Arab mengandung arti ‘berulang-ulang memberi kabar gembira’. Namun, ketika menyampaikan ancaman, Alquran menggunakan kata ‘andzara-yundziru’ yang mengandung arti ‘memberi peringatan’ saja tanpa penekanan ‘diulang-ulang’. Artinya, dalam menyampaikan pesan, Allah selalu membangun situasi informasi yang positif yang didom.





Good night, tonight I will continue my writing yesterday and as my promise, I will discuss more detail about the origin, the characteristics and the principles of fundamentalism, read good.

Fundamentalism is a movement in a stream, ideology or religion that seeks to return to what is believed to be the foundations or principles.

The term fundamentalist first appeared in American Christian circles. This term was originally used to refer to movements in Protestant Christianity that embraced Christian Orthodoxy based on fundamental beliefs.

There are many characteristics identified with fundamentalists:

  1. Resist change.
  2. Intolerance.
  3. Closed.
  4. Rigidity of schools.
  5. Loud.
  6. Subject to traditions.
  7. Back to back and against growth and development of the times.

Definitively the term fundamentalism makes no difference between fundamentalism in religion and in politics. For people who believe in this understanding will always direct all activities according to their understanding. Movement model is very dominating activities. They are well aware that understanding if not practiced will remain a mere theory, which has no effect on people's lives. Automatically they are happy with violence, terror and war, because they are ambitious to change others, and are difficult to tolerate with different environments.

All the schools of fundamentalism agree on the point in which the reference Nash contains a collection of eternal truths that prevail throughout the ages. This is the guarantee of his maha, therefore considered as the nash or book ideology as a guide that answers all problems. Attitudes like this even eliminate the privilege of religion, because it already considers religion has finished, although it is still open.

Martin E. Marty suggests an attitude or movement can be categorized as fundamentalism if it meets four principles:

  1. Fundamentalism is oppositionalism, ie attitude or movement that always against the (both secularism and modernism) that contradict and threaten the existence of religion.

  2. Fundamentalism is a rejection of hermeneutical understanding, namely the rejection of the critical attitude to the text and interpretation.

  3. Fundamentalism is resistant to the notion of pluralism and relativism both of which result from misconceptions of religion.

  4. Fundamentalism is resistant to sociological and historical ideas, that historical and sociological development has brought man further away from the literal doctrine of scripture.

In contrast to Islam In preaching the message, Allah uses Bashiran (good news) and Nadziran (threat). Interestingly, if carefully considered the use of the word 'basyiran wa nadziran' then it will be found the fact that God always puts the good news from the threat.

When delivering the good news of the Qur'an using the word 'basysyara-yubassyiru' which in Arabic grammatically means 'repeatedly giving glad tidings'. However, when conveying threats, the Qur'an uses the word 'andzara-yundziru' which means 'to give warning' only without repeating 'repetitious'. That is, in conveying the message, God always builds positive information situation that is mendom.



Sort:  

Mantapzz bosque postingannya sampe di upvote sama cheetah... Hehe

Coin Marketplace

STEEM 0.18
TRX 0.16
JST 0.030
BTC 65670.18
ETH 2575.33
USDT 1.00
SBD 2.65