HumaLand | Mengetengahkan Kesenian Kepada Masyarakat Sekitar Huma

Sahabat Steemians, di mana pun anda berada, selalu teriring salam dan do'a: semoga selalu sehat, dilancarkan segala aktivitas dan tak kurang dari apa pun.

Kali ini saya mengabarkan perjalanan saya, menyambung postingan terdahulu. yakni:
https://steemit.com/esteem/@mpugondrong/kemah-seniman-di-humaland-bogor-pertunjukan-dan-silaturrahmi-seniman-di-alam-terbuka-63ab3122473fa

Semoga kelanjutan postingan tersebut dapat melengkapi informasi terdahulu.

Untuk membumikan seni kepada tempatnya yang tepat memang membutuhkan konsep yang tepat pula. Hal ini dilakukan oleh para penggagas di HumaLand, kampung Pondok Ranggon, Tajur Halang, Bogor (8-9/9) yang baru lalu.

"Mengetengahkan kembali kesenian dengan nilai-nilai yang terkandung di dalamnya amatlah penting, karena dengan demikian ada manfaat yang diperoleh daripadanya," demikian ungkap Frans Ekodhanto yang bertindak sebagai Ketua Pelaksana acara.

Benar. Selama dua hari tersebut, masyarakat tumplek di lokasi acara. Selain melihat anak-anak yang terlibat lomba melukis dan lomba baca puisi, masyarakat pun ramai melihat pertunjukan apresiasi sastra dan musik akustik ketika malam penutupan untuk memeriahkan pemberian hadiah kepada pemenang lomba.

Diskusi dan Workshop

DISKUSI

Menurut Yvonne De Fretes, penggagas dan pemilik lahan yang disulap jadi arena Kemah Seni ini: "Acara ini dimaksudkan agar pandangan masyarakat bahwa seni hanyalah hiburan semata jadi lebih kaya. Seni juga dapat memberikan edukasi kepada masyarakat sehingga mereka juga bisa mendapatkannya."

Acara dibuka oleh Kepala Galeri Nasional, Drs Pustanto. Para pemateri diskusi antara lain adalah: Bambang Asrini Wijanarko, seorang kurator senirupa yang juga Ketua Jakarta Art Movement dan Lukman A Syaelendra (Pemimpin Majalah G-Priority), yang dimoderatori oleh Sihar Ramses Simatupang.

Diskusi pun berlangsung hangat dan hujan pun meresponnya, sehingga pindah ke dalam ruangan. Setelah hukan reda, kegiatan berlangsung terus.

WORKSHOP

Workshop alat musik trasisional dari bambu di sebuah kemah cukup diminati oleh para seniman dan pengunjung. Kelompok Bakkar (Barak Karinding) pimpinan Muchlis Ponco pun bersemangat memberikan arahan serta membunyikan alat musik ini swbagai percontohan.

(PaO, Panglima Air Sastra Kalimalang memainkan alat musik 'karinding')

Malam Penutupan

Pada malam penutupan dan pembagian hadiah, lokasi acara begitu ramai. Maayarakat sekitar Huma pada berdatangan. Para pemenang begitu bahagia menadapatkan hadiah yang juga plus buku sastra dari Yvonne De Fretes. Selain itu masyarakat juga dihibur oleh pembacaan puisi oleh beberapa penyair dan panggung seni oleh kelompok komunitas.

Para pengisi acara malam penutupan antara lain, alumni Paud HumaLand yang kini telah tamat SMA. Kemusian para penyair: Dharmadi, Aryoko, Iwan J Kurniawan, Irman Syah, Julia Utami, serta dimerihkan oleh kelompok komunitas: Bakkar dan Komunitas Satra Kalimalang dengan maacotnya PaO Panglima Air. Sorak sorai dan tepuk tangan jadi musik yang luar biasa mengisi malam dengan kemeriahannya.

Hingga larut malam pun diskusi antar seniman dan budayawan masih saja berjalan sambil minum kopi dan ditemani makanan tradisi.

"Acara ini akan diusahakan berlanjut secara reguler tiga bulan sekali." Demikian ungkap Yvonne De Fretes ketika ditanya kemungkinan ke depannya.

Visualisasi Rangkaian Kegiatam dalam Gambar

(Semua Foto, koleksi HumaLand)

Demikian dulu postingan sederhana ini semoga ada manfaatnya bagi kita semua.

Bekasi, 11 September2018

Salam KSI
Irman Syah | @mpugondrong